Apa Itu Rehabilitasi? Berikut Pengertian, Tujuan, Jenis, dan Contohnya

Rehabilitasi (Foto: Parboaboa/Juni)

PARBOABOA – Rehabilitasi merupakan suatu proses pemulihan individu dari berbagai kondisi fisik maupun mental yang mengalami gangguan atau kerusakan.

Tujuan utama dari rehabilitasi adalah untuk membantu proses penyembuhan seseorang agar dapat kembali beraktivitas seperti sedia kala.

Proses rehabilitasi dapat melibatkan berbagai jenis intervensi, termasuk terapi fisik, terapi okupasi, terapi bicara, serta dukungan psikologis dan sosial.

Jenis rehabilitasi bervariasi sesuai dengan jenis kondisi yang dihadapi, seperti rehabilitasi medis, rehabilitasi psikologis, dan rehabilitasi narkoba.

Agar lebih memahaminya, berikut dijelaskan pengertian rehabilitasi, lengkap dengan tujuan, jenis, dan contoh kasusnya. Simak sampai habis, ya!

Apa Itu Rehabilitasi?

Arti rehabilitasi (Foto: Parboaboa/Juni)

Dilansir dari situs Badan Narkotika Nasional, pengertian rehabilitasi adalah proses pemulihan individu menuju kondisi atau kedudukan yang pernah ada sebelumnya.

Dengan kata lain, arti rehabilitasi merujuk kepada upaya perbaikan fisik, psikologis, dan sosial untuk individu yang mengalami cacat atau gangguan.

Dalam konteks ini, rehabilitasi artinya suatu usaha untuk mengembalikan individu yang menderita kondisi kronis, baik secara fisik maupun psikologis, agar dapat berfungsi secara optimal dalam masyarakat.

Pusat rehabilitasi menerapkan berbagai metode dan perawatan yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing pasien. Faktor waktu dan aspek psikologis juga turut mempengaruhi pendekatan rehabilitasi.

Terutama bagi mereka yang masuk dalam program rehabilitasi, perasaan rendah diri dan pandangan negatif terhadap kehidupan sering kali menjadi tantangan, sehingga peran psikologi menjadi krusial dalam proses rehabilitasi.

Selain itu, rehabilitasi adalah menjauhkan pasien dari lingkungan yang dapat memicu ketergantungan terhadap obat-obatan terlarang juga menjadi fokus penting. Secara umum, rehabilitasi memiliki tujuan untuk mengembalikan kondisi semula yang optimal.

Dalam konteks ketidakmampuan (disabilitas), rehabilitasi berarti mengembalikan individu dengan berbagai keterbatasan, baik fisik, mental, personal, sosial, vocational, maupun ekonomi, agar dapat berfungsi sebaik mungkin sesuai dengan potensi yang dimiliki.

Proses rehabilitasi melibatkan kerja sama berbagai bidang dan menjadi sebuah tim yang saling terkait dalam mencapai tujuan akhir.

Skop rehabilitasi sangat luas, mencakup upaya membantu individu dengan kelainan bawaan atau yang terjadi sejak masa kanak-kanak.

Tujuan Rehabilitasi

Secara umum, tujuan rehabilitasi adalah untuk mengembalikan individu yang mengalami gangguan kesehatan mental, fisik, atau sosial kepada tingkat fungsi yang optimal.

Dengan kata lain, proses ini meningkatkan kualitas hidup individu, membantu mereka berpartisipasi aktif dalam kehidupan sehari-hari, serta mendukung kemandirian dan integrasi sosial.

Melalui berbagai pendekatan terapi dan intervensi, rehabilitasi bertujuan untuk mengurangi dampak negatif dari kondisi yang dialami, meningkatkan kemampuan fisik dan kognitif, serta membangun kembali keterampilan yang mungkin terganggu akibat gangguan tersebut.

Dengan demikian, tujuan rehabilitasi bukan hanya untuk mengobati kondisi, tetapi juga untuk membantu individu meraih kualitas hidup yang lebih baik dan mengatasi hambatan-hambatan yang mungkin mereka hadapi.

Alasan Pentingnya Rehabilitasi

Signifikansi terapi dan rehabilitasi di Lembaga Pemasyarakatan atau Rumah Tahanan (Rutan) menjadi semakin penting akibat beberapa faktor yang berdampak negatif.

Hal ini terutama disebabkan oleh dampak jangka panjang dari penyalahgunaan narkoba, yang telah menciptakan tantangan serius dalam lingkungan penjara.

Menurut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, faktor-faktor yang mendorong perlunya rehabilitasi adalah:

1. Dampak Negatif Narkoba dalam Jangka Panjang

Penyalahgunaan narkoba di dalam Lembaga Pemasyarakatan/Rutan telah menghasilkan dampak negatif jangka panjang pada fisik, mental, dan perilaku para narapidana.

Terapi dan rehabilitasi diperlukan untuk membantu para narapidana mengatasi ketergantungan narkoba dan memulihkan kondisi fisik serta psikologis mereka.

2. Peningkatan Angka Kematian Akibat Penyakit Penyerta

Penyalahgunaan narkoba berkontribusi terhadap peningkatan angka kematian narapidana akibat penyakit seperti tuberkulosis (TB), HIV-AIDS, dan hepatitis.

Upaya rehabilitasi diperlukan untuk memberikan pendekatan medis yang tepat guna, serta membantu narapidana mengelola kondisi penyakit penyerta tersebut.

3. Pencegahan Penularan Penyakit Menular

Lingkungan yang padat dan kurang higienis di dalam Lembaga Pemasyarakatan/Rutan dapat memicu penularan penyakit TB, HIV-AIDS, dan hepatitis.

Melalui program rehabilitasi yang memfokuskan pada edukasi kesehatan dan tindakan pencegahan, penularan penyakit tersebut dapat dikurangi secara signifikan.

Jenis-jenis Rehabilitasi

Rehabilitasi (Foto: Parboaboa/Juni)

Ada beberapa jenis rehabilitasi yang dapat diterapkan sesuai dengan kebutuhan individu dan kondisinya. Menurut BNN, jenis rehabilitasi adalah sebagai berikut:

1. Rehabilitasi Medis (Medical Rehabilitation )

Rehabilitasi medik adalah pemulihan kondisi medis tertentu, seperti pasca stroke, cedera tulang belakang, atau amputasi.

Terapi khusus dan perawatan medis yang disesuaikan membantu mengembalikan fungsi tubuh dan meminimalkan dampak dari kondisi medis tersebut.

2. Rehabilitasi karya (Vocational Rehabilitation)

Jenis rehabilitasi ini membantu individu untuk membangun atau mengembangkan keterampilan kerja sehingga mereka dapat kembali bekerja atau berpartisipasi dalam kegiatan produktif.

Hal tersebut cukup penting terutama bagi mereka yang mengalami cacat atau kondisi yang memengaruhi kemampuan kerja.

3. Rehabilitasi Sosial (Social Rehabilitation)

Rehabilitasi adalah pengembalian individu ke dalam lingkungan sosial dengan baik. Ini mencakup pembelajaran kembali tentang keterampilan sosial, interaksi, dan adaptasi dalam masyarakat setelah mengalami masa isolasi atau cedera.

4. Rehabilitasi Psikologis

Rehabilitasi mental adalah menangani masalah kesehatan mental, seperti depresi, kecemasan, atau gangguan stres pascatrauma.

Terapi psikologis, konseling, dan intervensi lainnya membantu individu mengatasi tantangan mental dan emosional mereka.

5. Rehabilitasi Narkoba dan Alkohol

Rehabilitasi narkoba adalah ditujukan bagi individu yang mengalami masalah penyalahgunaan narkoba atau alkohol.

Melalui pendekatan terapi, dukungan psikososial, dan pengelolaan ketergantungan, individu dibantu untuk pulih dari kecanduan dan kembali berfungsi dalam masyarakat.

Contoh Rehabilitasi

Beberapa contoh yang kita temui dalam berbagai konteks rehabilitasi adalah sebagai berikut:

1. Rehabilitasi Pasca Cedera Tulang Belakang

Seseorang yang mengalami cedera tulang belakang akibat kecelakaan mungkin memerlukan rehabilitasi fisik intensif.

Terapi latihan, stimulasi elektrik, dan latihan berbasis air dapat membantu memulihkan kekuatan otot, keseimbangan, dan fungsi tubuh yang terpengaruh.

2. Rehabilitasi Pasca Stroke

Pasien yang mengalami stroke dapat menjalani rehabilitasi medis dan fisik untuk memulihkan kemampuan berbicara, berjalan, dan fungsi motorik yang terkena dampak.

Dalam hal ini, terapi bicara, terapi fisik, dan terapi okupasi adalah contoh pendekatan yang dapat digunakan.

3. Rehabilitasi Kecanduan Narkoba

Seseorang yang terjerat dalam kecanduan narkoba dapat mengikuti program rehabilitasi narkoba yang mencakup terapi kelompok, konseling individu, dan dukungan psikososial.

Tujuan dari rehabilitasi adalah untuk membantu individu pulih dari ketergantungan dan menghindari kembali pada pola perilaku negatif.

4. Rehabilitasi Psikologis Pasca Trauma

Seseorang yang mengalami trauma, seperti kecelakaan berat atau kejadian traumatis lainnya, dapat memerlukan rehabilitasi psikologis.

Terapi kognitif perilaku, terapi EMDR (Eye Movement Desensitization and Reprocessing), atau terapi kelompok dapat membantu individu mengatasi gejala stres pascatrauma.

5. Rehabilitasi Profesional untuk Orang Difabel

Seseorang dengan disabilitas fisik atau mental mungkin memerlukan rehabilitasi profesional untuk mengembangkan keterampilan kerja.

Program pelatihan, bimbingan karir, dan penempatan pekerjaan membantu mereka mencapai kemandirian ekonomi dan sosial.

6. Rehabilitasi Anak dengan Gangguan Perkembangan

Anak yang mengalami gangguan perkembangan seperti autisme pada umumnya memerlukan rehabilitasi khusus.

Beberapa hal yang bisa diupayakan adalah terapi perilaku, terapi okupasi, dan terapi bicara membantu anak-anak ini meningkatkan interaksi sosial, komunikasi, dan keterampilan adaptif.

7. Rehabilitasi Sosial bagi Mantan Narapidana

Setelah bebas dari penjara, mantan narapidana mungkin menghadapi kesulitan dalam berintegrasi kembali ke masyarakat.

Program rehabilitasi sosial dapat membantu mereka mengembangkan keterampilan sosial, menemukan pekerjaan, dan membangun lingkaran sosial yang positif.

8. Rehabilitasi Pascapengobatan Kanker

Seseorang yang telah menjalani pengobatan kanker dapat mengalami dampak fisik dan psikologis. Rehabilitasi medis dan psikologis membantu mereka pulih dari efek samping pengobatan, meningkatkan kebugaran fisik, dan mengatasi stres psikologis.

Langkah Rehabilitasi Kecanduan Narkoba

Rehabilitasi (Foto: Parboaboa/Juni)

Proses rehabilitasi adalah melibatkan serangkaian langkah dan pendekatan yang disesuaikan dengan kebutuhan individu. Berikut beberapa cara umum untuk melaksanakan rehabilitasi yang dilansir dari BNN Kota Bandung:

1. Pemeriksaan

Pemeriksaan tidak hanya dilakukan oleh dokter, melainkan juga oleh terapis. Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk mengukur sejauh mana tingkat ketergantungan yang dialami dan apakah ada efek samping yang timbul.

Apabila individu yang menggunakan zat terlarang mengalami depresi atau bahkan masalah perilaku, terapis akan memprioritaskan penanganan efek tersebut sebelum memulai proses rehabilitasi.

2. Detoksifikasi

Menangani ketergantungan harus melewati serangkaian tahapan, dan salah satu tahapan yang penuh tantangan adalah detoksifikasi.

Pada tahap ini, pengguna harus sepenuhnya berhenti mengonsumsi obat-obatan berbahaya. Pada tahap ini, proses rehabilitasi seringkali diiringi oleh reaksi yang tidak nyaman, mulai dari mual hingga rasa sakit pada tubuh.

Selain itu, pecandu juga akan merasakan tekanan karena tidak lagi mengonsumsi obat penenang yang biasanya digunakan.

Selama proses detoksifikasi, dokter akan meredakan efek-efek yang tidak menyenangkan tersebut dengan menggunakan obat-obatan tertentu.

Selain itu, penting bagi pecandu untuk menjaga asupan cairan dengan cukup dan mengonsumsi makanan bergizi guna memulihkan kondisi tubuh.

Durasi tahap detoksifikasi bervariasi tergantung pada tingkat kecanduan dan tekad yang dimiliki oleh individu yang sedang menjalani proses ini.

3. Stabilisasi

Setelah melewati tahap detoksifikasi dengan sukses, langkah berikutnya adalah langkah stabilisasi yang diawasi oleh dokter.

Fokus rehabilitasi dalam hal ini adalah memfasilitasi pemulihan jangka panjang melalui pemberian resep medis yang tepat.

Selain itu, perencanaan masa depan juga menjadi sorotan, dengan tujuan memastikan kesehatan mental tetap terjaga dan mencegah individu terperosok kembali ke dalam bahaya penggunaan obat-obatan terlarang.

4. Pengelolaan Aktivitas

Setelah menyelesaikan program rehabilitasi, individu yang telah pulih perlu kembali ke kehidupan sehari-hari. Upaya yang berkelanjutan diperlukan dalam melibatkan orang-orang terdekat, seperti keluarga dan teman, untuk membantu mengawasi kegiatan mereka.

Tanpa dukungan penuh dari lingkungan, kesuksesan dalam mengatasi ketergantungan pada obat-obatan terlarang dapat terhambat.

Seringkali, orang yang telah pulih mungkin menghadapi godaan untuk kembali menggunakan obat karena lingkungan atau pergaulan yang tidak tepat.

Oleh karena itu, manajemen aktivitas yang baik menjadi penting guna mencegah pengaruh negatif. Menghindari situasi atau kelompok yang dapat memicu kembali kecanduan adalah langkah yang diperlukan untuk menjaga keberhasilan pemulihan.

Secara keseluruhan, rehabilitasi adalah peranan penting dalam memulihkan individu dari berbagai kondisi fisik dan mental, dengan tujuan membantu mereka mencapai fungsi optimal serta kualitas hidup yang lebih baik.

Dengan beragam jenis pendekatan dan contoh nyata, rehabilitasi membuktikan bahwa melalui upaya kolaboratif dan dukungan, perjalanan pemulihan dapat diwujudkan dengan sukses.

Editor: Juni
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS