PARBOABOA, Jakarta – Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebutkan bahwa kasus gangguan ginjal misterius di Indonesia kini bertambah jadi 152 pasien. Dari jumlah tersebut, DKI Jakarta menjadi penyumbang kasus tertinggi penyakit gangguan ginjal misterius.
Seperti diketahui, kasus gangguan ginjal misterius ini mulai ditemukan sejak awal tahun 2022. Dimana, lonjakan tertinggi terjadi pada September lalu dengan catatan 76 kasus. Hingga Jumat (14/10), kasus gangguan ginjal misterius ini dilaporkan telah tersebar di 16 Provinsi di Indonesia.
Berikut ini adalah rincian sebaran kasus gangguan ginjal misterius di beberapa wilayah di Indonesia versi IDAI, di antaranya:
- DKI Jakarta: 49 kasus
- Jawa Barat: 24 kasus
- Jawa Tengah: 1
- DI Yogyakarta: 11 kasus
- Banten: 2 kasus
- Bali: 15 kasus
- Kalimantan Timur: 1 kasus
- Kalimantan Selatan: 1 kasus
- Sulawesi Selatan: 1 kasus
- Aceh: 18 kasus
- Sumatera Barat: 21 kasus
- Jambi: 3 kasus
- Kepulauan Riau: 2 kasus
- Papua Barat: 1 kasus
- Papua: 1 kasus
- NTT: 1 kasus
IDAI menyebutkan, sebagian besar pasien umumnya berusia balita. Sebanyak 75 kasus dialami oleh anak 1-5 tahun, 36 pasien usia 0-1 tahun, 24 pasien berusia 5-10 tahun, dan 18 pasien usia di atas 10 tahun.
Sampai saat ini belum diketahui secara pasti apa penyebab dari gangguan ginjal misterius tersebut. Sebelumnya, dokter sempat mencurigai adanya hubungan antara gangguan ginjal misterius dengan Covid-19.
Akan tetapi, hasil penelusuran menemukan bahwa tidak semua pasien memiliki antibodi Covid-19.
“Antibodi Covid-19 ditemukan 38 persen positif, lalu 31,6 persen negatif, dan 29 persen enggak diperiksakan," kata Ketua Umum Pengurus Pusat IDAI Piprim Basarah Yanuarso, dalam konferensi pers daring, Jumat (14/10).
Di samping itu, Sekretaris Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi IDAI, Eka Laksmi Hidayati mengatakan bahwa beberapa pasien telah berhasil sembuh dari penyakit tersebut. Ia menyebutkan, mayoritas pasien berhasil pulih total tanpa terapi jangka panjang.
Menurutnya, total waktu yang diperlukan untuk pilih usai terjangkit gangguan ginjal misterius yakni sekitar 1-3 bulan.
"Meski sudah ada perbaikan fungsi ginjal, harus tetap dipantau, urinenya ada protein enggak, ada hipertensi enggak. Anak-anak ini tidak diperbolehkan hipertensi. Kalau ada, harus dikasih obat terus, lalu edukasi untuk tidak konsumsi garam berlebihan, dan tidak boleh obesitas," ucap Eka.