PARBOABOA, Jakarta – Menyusul kabar yang beredar belum lama ini bahwa salah satu pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) diduga terlibat dengan jaringan terorisme. Twitter regional Indonesia sempat ramai dengan tagar #bubarkanMUI menyusul penangkapan anggota Komisi Fatwa MUI Pusat Ahmad Zain An-Naja oleh Densus 88 Antiteror terkait dugaan terorsisme.
Pengguna akun Twitter yang meramaikan tagar tersebut merasa geram dan tak menyangka menyangka jika terdapat teroris di dalam lingkungan MUI. Sejumlah pegiat media sosial menyuarakan audit kepada MUI. Netizen juga menyindir lembaga sekelas MUI yang menggunakan dana APBN bisa terpapar terorisme.
Publik pun menyuarakan agar MUI dibubarkan, karena selama ini dianggap sebagai pihak yang berhak mengeluarkan fatwa justru terlibat terorisme.
Menggapi hal itu, Mantan Ketua Umum Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Hidayat Nur Wahid menyebut dirinya menolak adanya penggiringan opini untuk membubarkan Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Ia menyebut mendukung MUI yang selam ini telah menghimpun banyak organisasi Islam dari berbagai latar belakang.
“Saya menolak framing untuk bubarkan MUI. Saya mendukung MUI, yg himpun Ormas2 Keagamaan Islam, yg Ketua Umum,Sekjen dan pengurusnya rata2 dari NU,Muhammadiyah dan Ormas Moderat lainnya,” ucap Hidayat di akun twitter pribadinya, Rabu (17/11/2021).
Hidayat juga menyebut kalau dari dulu MUI sudah tegas menolak adanya perilaku terorisme yang dapat memecahbelah kedulatan NKRI.
Seruan membubarkan MUI merebak di media sosial Twutter dengan tagar #bubarkanMUI usai tim Densus 88 Antiteror Polri menangkap anggota Majelis Ulama Indonesia (MUI) terkait dugaan terorisme. Terdapat tiga orang terduga terorisme yang ditangkap oleh Densus 88 Antiteror yaitu berinisial AA, AZ dan FAO.
Berdasarkan data yang diperoleh, terduga AZ merujuk pada Ahmad Zain An Najah, AA merujuk pada Anung Al Hamat, sedangkan FAO merujuk pada Farid Ahmad Okbah yang dikenal sebagai ustadz.
Salah satu terduga tertoris adalah AZ diketahui terdaftar secara resmi sebagai pengurus Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), sedangkan FAO selama ini dikenal sebagai Ulama yang anti dengan kekerasan.