PARBOABOA, Jakarta - Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara menjadi mega proyek Indonesia dengan anggaran yang cukup besar. Awalnya proyek ini mendapat penolakan dari sejumlah pihak. Namun, Presiden Jokowi tetap menandatangi UU IKN ini, bahkan telah melantik Kepala Otorita IKN beserta wakilnya pada Kamis (10/3).
IKN yang terletak di Kalimantan Timur ini, ditargetkan akan rampung di tahun 2024 mendatang. Proyek ini diperkirarakan akan memakan dana yang cukup besar mencapai Rp466 triliun.
Tentu saja dana fantastis untuk pembangunan IKN ini tak bisa keseluruhannya diambil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), sehingga pemerintah akan mencari sumber dana lainnya yang sesuai dengan perundang-undangan, termasuk dari Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), Public Private Partnership (PPP), serta investasi langsung dari investor.
Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan telah mengumumkan jika perusahaan modal ventura terbesar di dunia asal Jepang, Soft Bank akan berinvestasi di pembangunan IKN ini sebesar 100 miliar Dollar Amerika atau Rp1.428 triliun (Kurs Rp14.428 dolar AS).
Dana investasi Soft Bank ini terbilang fantastis, bahkan melebihi dana yang dianggarkan untuk pembangunan IKN ini.
Namun sepertinya Indonesia harus mencari investor lainnya. Pasalnya, Soft Bank telah memutuskan batal berinvestasi di IKN. Pengumuman yang disampaikan mendadak ini tentunya mengejutkan pemerintah Indonesia.
Pihak Soft Bank sendiri tidak merinci alasannya mundur dari proyek IKN ini. Namun pihak perusahaan asal Jepang tersebut menyatakan akan terus memberikan dukungan kepada perusahaan rintisan (startup) di Indonesia.
“Kami tidak berinvestasi dalam proyek (IKN) ini, tetapi kami terus berinvestasi di Indonesia melalui perusahaan portofolio SoftBank Vision Fund,” kata SoftBank dalam sebuah pernyataan resmi, dikutip dari Nikkei Asia, Sabtu (12/3/2022).
Setelah Soft Bank Mundur, Dari Manakah Modal Pembangunan IKN Ini Akan Didapat?
Memang mengecewakan Soft Bank batal berinvestasi di pembangunan IKN ini, namun proyek ini harus tetap dilanjutkan. Pemerintah tentunya harus mencari investor lain yang berani menanam modalnya di proyek pembangunan Ibu Kota Negara ini.
Menanggapi hengkangnya SoftBank dari proyek ibu kota baru ini, Ketua Tim Komunikasi Ibu Kota Negara (IKN), Sidik Pramono mengatakan, pemerintah tetap akan mengandalkan pendanaan mega-proyek ibu kota di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, itu dari berbagai sumber.
“Pada prinsipnya, pembiayaan pembangunan IKN bisa berasal dari APBN dan sumber-sumber pendanaan lain yang sah menurut ketentuan perundang-undangan,” ujar Sidik saat dihubungi pada Sabtu, 12 Maret 2022.
Namun pemerintah sedang mengupayakan agar porsi pembiayaan dari anggaran negara dapat seminimal mungkin. Mengenai komitmen pihak di luar pemerintah terkait pembiayaan, sejauh ini juga masih dalam tahap awal.
"Dalam realisasinya nanti, tentu semuanya akan dibicarakan lebih detail bersama pemerintah,” kata Sidik.
Sebelumnya dikabarkan jika Arab Saudi juga tertarik untuk berinvestasi di pembangunan IKN ini. Jadi tinggal menunggu pemerintah mengumumkan investor-investor baru untuk proyek ini.