PARBOABOA, Jakarta – Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) saat ini tengah melakukan pemantauan dan penyelidikian terkait tragedi Kanjuruhan yang menewaskan seratus orang lebih.
Pemantauan dan penyelidikan ini telah dilakukan sejak 2 Oktober lalu atau satu hari setelah tragedi terjadi. Dari hasil penyelidikan, Komnas HAM telah mengantongi beberapa temuan terkait tragedi Kanjuruhan.
Temuan ini sendiri diungkap oleh Komisioner Komnas Ham, Choirul Anam saat konferensi pers yang digelar di Kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat, Rabu (12/10).
Adapun beberapa temuan dari Komnas HAM adalah:
1. Gas Air Mata Penyebab Banyak Korban
Komnas HAM menyebutkan jika tembakan gas air mata menjadi faktor utama banyaknya korban dalam Tragedi Kanjuruhan. Pernyataan ini di dapatkan dari temuan Komnas HAM terkait insiden ini, termasuk bukti video krusial milik korban yang meninggal dunia dalam tragedi Kanjuruhan.
Anam menjelaskan, usai gas air mata ditembakkan ke arah tribun, banyak suporter yang melemparkan sepatunya ke arah lapangan sebagai tanda tidak berdaya sekaligus melawan aksi aparat.
Mereka kemudian berlari menuju pintu keluar, yang sayangnya pintu tersebut berukuran kecil. Alhasil, banyak suporter yang menumpuk, sesak, nafas, terinjak-injak, dan berujung meninggal dunia.
2. Gas Air Mata Ditembakkan Pertama Kali pada Pukul 22.08 WIB
Komnas HAM mengungkap bahwa gas air mata yang ditembakkan dalam Stadion kanjuruhan terjadi pukul 22.08,59 WIB atau sekitar 20 menit saat peluit pertandingan selesai ditiup.
Beka Ulung Hapsara selaku Komisioner Komnas HAM mengatakan jika tembakan pertama gas air mata ini diarahkan ke penonton yang berada di tribun selatan dan menyebar ke sejumlah arah yang menimbulkan kepanikan luar biasa dari suporter.
3. Aremania Masuk Ke Lapangan Bukan Untuk Menyerang
Komnas HAM memaparkan motif suporter Arema FC atau Aremania masuk ke dalam lapangan. Pihaknya mengatakan jika Aremania datang hanya untuk memberikan semangat kepada para pemain Arema FC yang sudah kalah melawan Persebaya dengan skor 2-3.
"Pemain Arema kemudian menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh Aremania--jadi memang ini ada tradisi begitu--yang berada di Stadion Kanjuruhan Malang," papar Anam sebagai Komisioner Komnas HAM.
4. Aremania Lempar Sepatu Sebagai Bentuk Tidak Sanggup
Dalam penyelidikannya, Komnas HAM menemukan banyak sekali sepatu di lapangan dan area Stadion kanjuruhan usai pertandingan Arema vs Persebaya pada 1 Oktober lalu.
Anam menyebutkan jika sepatu-sepatu ini dilemparkan oleh para suporter karena panik lantaran ditembakkan gas air mata oleh aparat.
"Jadi kami juga temukan banyak sepatu di lapangan jadi itu dilempar karena panik. Karena kepanikan yang terkena gas air mata itu," ungkap Anam.
Kepanikan tersebut semakin menjadi ketika aparat menembakkan gas air mata ke berbagai sisi stadion, bahkan ke area tribun. Di sisi lain, para suporter juga tampak kesulitan dalam menyelamatkan diri untuk keluar dari stadion.
5. Seluruh Pintu Stadion Terbuka Tapi Kecil
Komnas HAM mengatakan bahwa ternyata seluruh pintu Stadion Kanjuruhan terbuka saat pertandingan Arema FC vs Persebaya, hanya saja sangat kecil.
Lebih lanjut, Anam menjelaskan bahwa pintu yang dimaksud merupakan separuh pintu dari keseluruhan pintu, yakni bagian tengah saja. Sedangkan untuk bagian sampingnya tertutup.
Adapun yang menjadi fokus dari investigasi Komnas HAM ini adalah seluruh pintu yang berada di sektor selatan yakni di Pintu 10, 11, 12, 13.
6. Jumlah Penonton Terlalu Banyak
Selanjutnya, Komnas HAM mengungkap jika jumlah penonton dari pertandingan Arema FC vs Persebaya pada tanggal 1 Oktober lalu melampaui kapasitas dari Stadion Kanjuruhan.
Anam menyebutkan jika kapasitas dari Stadion Kanjuruhan adalagh 38.054 orang. Sedangkan tiket yang dipesan dan dicetak mencapai 43.000 tiket.
7. PT LIB Tolak Mundurkan Jadwal dan Kurangi Tiket Penonton
Anam menyampaikan bahwa Ferli Hidayat selaku Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Malang sempat meminta PT LIB mengurangi jumlah penonton saat itu, namun tidak diindahkan.
Ferli juga sempat mengirim surat rekomendasi agar jadwal diundur menjadi sore, namun PT LIB tetap kukuh untuk melaksanakan pertandingan pada pukul 20.00 WIB.
8. Botol yang Disita oleh Polisi Bukan Miras
Sementara itu, Komnas HAM juga membantah temuan kepolisian yang menyebutkan adanya alkohol di dalam Stadion Kanjuruhan, Malang pada 1 Oktober 2022.
Anam mengatakan bahwa minuman yang diduga alkohol tersebut adalah obat untuk sapi yang diproduksi oleh Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM).
"Memang itu UMKM semacam UMKM gitu memproduksi untuk pengobatan sapi," jelas Anam.
9. Komnas HAM Kantongi Video Kunci yang Direkam Korban Sebelum Meninggal
Komnas HAM menyatakan jika salah satu video kunci yang memperlihatkan Tragedi Kanjuruhan ini telah dikantongi.
"Ada satu [video] yang sangat krusial, yang sepanjang pengetahuan kami ini belum terpublikasi. Dan video ini memang, video yang diproduksi oleh yang meninggal," ujar Anam.
10. Kantongi Nama Pemberi Perintah Semprotkan Gas Air Mata
Meski demikian, Komnas HAM belum ingin mengumumkan sosok pemberi perintah Pasukan Huru-Hara (PHH) dengan persenjataan gas air mata masuk stadion yang berujung Tragedi Kanjuruhan.
Namun, Komnas mengaku sudah mengantongi seluruh identitas hingga dokumen pengamanan di Stadion Kanjuruhan tersebut.
"Kami punya dokumen resmi," tutur Anam.
Editor: -