Tuntut Kesetaraan Gender, 25 Ribu Perempuan Islandia Lakukan Protes Nasional

Ribuan perempuan di Islandia lakukan aksi protes nasional di pusat kota Reykjavík, pada Selasa (24/10/2023). (Foto: iStock)

PARBOABOA, Jakarta – Kesetaraan gender masih menjadi isu yang diperdebatkan di Islandia.

Isu tersebut pun memicu reaksi sekitar 25.000 perempuan, termasuk individu non-biner dan Perdana Menteri Perempuan (PM) Islandia, Katrín Jakobsdottir, untuk turun ke jalan melakukan aksi protes nasional di pusat kota Reykjavík, pada Selasa (24/10/2023).

Ribuan perempuan itu merupakan para pekerja dari sektor perikanan, pengajaran, kesehatan, dan ibu rumah tangga.

Jakobsdottir bahkan mengatakan kepada media jika dirinya mogok kerja dan mendesak rekannya di kabinet untuk melakukan hal serupa.

Dia menilai, keikutsertaan dalam aksi protes tersebut menunjukkan solidaritas terhadap para perempuan Islandia.

Sementara itu, dilansir dari Al Jazeera, aksi protes ini dilatarbelakangi oleh para perempuan Islandia yang merasa masih ada kesenjangan dalam hal pendapatan dengan kaum laki-laki.

Padahal, pada 2018 lalu, perusahaan diwajibkan untuk membuktikan jika perempuan tidak dibayar lebih rendah dari laki-laki.

Berdasarkan data statistik Islandia, kesenjangan gaji secara keseluruhan itu yakni sekitar 10,2 persen pada 2021, dan melebar menjadi 29,7 persen di bidang asuransi serta keungan.

Perempuan Islandia juga lebih cenderung bekerja di bidang yang dianggap remeh dan bergaji minim, seperti perawat kesehatan atau pengajar.

Selain itu, para perempuan Islandia masih turut dihantui dengan maskulinitas beracun.

Di mana, dikabarkan lebih dari 40 persen perempuan di Islandia pernah mengalami kekerasan seksual dan kekerasan berbasis gender.

Bahkan, menurut studi yang dilakukan oleh Universitas Islandia pada 2018 lalu, satu dari empat perempuan telah mengalami rudapaksa atau diserang secara seksual, dan sebagian besar kasusnya gagal untuk diadili.

Karenanya, melalui aksi protes nasional ini, banyak aktivis menginginkan publikasi upah perempuan serta menuntut para pelaku kekerasan seksual dan berbasis gender untuk bertanggung jawab.

Direktur komunikasi Federasi Pekerja Publik Islandia, Freyja Steingrímsdottir, turut mempertanyakan alasan dari Islandia disebut sebagai “surga kesetaraan” yang padahal masih ada kesenjangan gender di negaranya.

Diketahui, Islandia dianggap sebagai tempat yang bagus untuk menjadi perempuan dan menduduki peringkat nomor 1 dalam indeks kesetaraan gender menurut Forum Ekonomi Dunia selama 14 tahun berturut-turut.

Terlihat dari Islandia yang dipimpin oleh PM perempuan dan hampir separuh anggota parlemennya diisi perempuan.

Kemudian, banyak dari perempuan yang memegang posisi manajerial dan eksekutif di Islandia.

Selain itu, hampir 90 persen perempuan yang menginjak usia kerja juga telah memiliki pekerjaan.

Editor: Maesa
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS