Waspada! 48.036 Keluarga di Simalungun Berisiko Stunting

Foto ilustrasi, anak balita yang terdampak stunting atau mengalami tumbuh kembang tidak seimbang dan kekerdilan pada balita di salah satu wilayah di Kabupaten Simalungun, Sumatra Utara. (Foto: PARBOABOA/Patrick)

PARBOABOA, Simalungun - Sekitar 48.036 keluarga di Kabupaten Simalungun, Sumatra Utara berisiko mengalami stunting atau mengalami tumbuh kembang tidak seimbang dan kekerdilan pada balita hingga Februari 2023.

"Dari jumlah tersebut, sebanyak 494 balita mengalami stunting," kata Pelaksana Tugas Kepala BKKBN Kabupaten Simalungun, Gimrod Sinaga, saat Rembuk Stunting di Kabupaten Simalungun, Rabu (26/7/2023).

Kabupaten Simalungun menargetkan penurunan stunting mencapai 14 persen di 2024. Saat ini angka penurunan stunting mencapai 17,4 persen.

"Kita yakin capaian penurunan stunting tahun 2024 di Kabupaten Simalungun akan mencapai 14 persen sesuai dengan target dari pemerintah pusat," ungkap Gibron.

Gibron Sinaga menjelaskan, ada dua faktor penyebab stunting. Pertama kekurangan gizi dari calon pengantin, ibu hamil dan ibu menyusui.

"Yang kedua, faktor lingkungan, air bersih, rumah tidak layak huni (RTLH), serta jamban," jelasnya.

Rembuk Stunting ini sebagai upaya mempercepat penurunan stunting di Kabupaten Simalungun, termasuk menginventarisir kebijakan apa saja yang bisa diambil dari stakeholder terkait seperti tokoh agama, tokoh masyarakat, serta lembaga institusi, TNI dan Polri untuk membantu menurunkan stunting.

"Ada juga penandatanganan komitmen kepada dinas terkait guna mempercepat penurunan stunting di Simalungun," katanya.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) Simalungun menyebutkan, sebanyak 963 bayi mengalami stunting dari total 43.202 bayi berisiko stunting di 2022.

Dari jumlah tersebut,  jumlah balita kategori pendek sebanyak 799 orang dan balita kategori sangat pendek 184 orang. Sementara balita dengan gizi buruk sebanyak 104 orang dan balita dengan gizi kurang sebanyak 743 orang.

Peran Dinkes Turunkan Angka Stunting

Dikonfirmasi PARBOABOA, Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat di Dinas Kesehatan Simalungun, S.Rosman Saragih mengatakan dinasnya berupaya maksimal untuk mempercepat penurunan angka stunting di kabupaten itu.

Ia mengatakan, ada beberapa kegiatan yang dilakukan dinkes untuk menurunkan angka stunting, yaitu pemeriksaan dan pemberian vitamin bagi ibu hamil dan balita.

"Kegiatan yang sudah dilakukan oleh Dinas Kesehatan Simalungun untuk menurunkan angka prevalensi stunting adalah pemantauan status gizi (PSG) di posyandu yang dilakukan oleh petugas puskesmas, pemeriksaan ibu hamil 6 kali selama kehamilan yang dilakukan 4 kali di posyandu dan 2 kali di puskesmas tatap muka dengan dokter puskesmas," jelas Rosman.

Upaya lainnya, lanjut Rosman, puskesmas akan memberikan tablet tambah darah untuk ibu hamil sebanyak 90 tablet selama kehamilan, pemberian tablet tambah darah untuk remaja putri sebanyak 52 tablet selama 1 tahun, pemeriksaan kesehatan dan konseling, informasi dan edukasi (KIE) kepada calon pengantin tentang persiapan kehamilan dan pencegahan stunting, pemberian makanan tambahan (PMT) berupa untuk ibu hamil dan balita dari Kementerian Kesehatan.

"Promosi kesehatan dengan kegiatan aksi bergizi 1 kali seminggu di SMP dan SMA di Simalungun, yaitu pemberian tablet tambah darah, sarapan bersama, senam bersama dan edukasi kesehatan, melakukan kegiatan promosi perubahan perilaku setop buang air besar sembarangan dan pengawasan kualitas air minum," imbuhnya.

Editor: Kurniati
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS