PARBOABOA, Jakarta - Angela Merkel, mantan Kanselir Jerman yang memimpin dari 2005 hingga 2021, kembali mencuri perhatian di penghujung tahun 2024.
Meski ia sudah pensiun dari politik aktif, pengaruhnya di panggung internasional masih tetap terasa.
Pada Desember 2024, Merkel tampil dalam salah satu acara kampanye partai CDU (Christian Democratic Union).
Kehadirannya yang tak terduga ini dianggap sebagai langkah untuk memperkuat posisi CDU menjelang pemilu.
Tak heran, jika banyak pihak menilai, keterlibatan Merkel dapat meningkatkan dukungan bagi partai tersebut.
Merkel masih memiliki kharisma yang kuat, dan keterlibatannya menjadi dorongan signifikan bagi partai yang pernah ia pimpin selama bertahun-tahun.
Tak hanya itu, Merkel pun juga pernah meluncurkan buku autobiografi berjudul Freedom: Memoirs 1954–2021.
Buku ini mengisahkan perjalanan hidupnya, mulai dari masa kecil di Jerman Timur hingga pengalamannya memimpin Jerman melewati berbagai krisis global.
Dalam buku tersebut, Merkel membuka banyak sisi personal yang jarang diketahui publik. Ia berbicara tentang bagaimana masa kecilnya di bawah rezim Jerman Timur membentuk cara berpikir dan kepemimpinannya.
Buku ini langsung menarik perhatian pembaca dan menjadi salah satu karya yang banyak dibicarakan. Banyak pengamat memuji buku ini sebagai karya yang memberikan wawasan mendalam tentang salah satu pemimpin paling berpengaruh di abad ke-21.
Dalam beberapa wawancara terbaru, Merkel juga merefleksikan berbagai keputusan politik selama masa jabatannya.
Salah satu yang menjadi sorotan adalah kebijakannya terhadap hubungan energi dengan Rusia. Merkel menegaskan bahwa membeli gas dari Rusia pada masanya adalah keputusan strategis yang saling menguntungkan.
Ia menjelaskan bahwa kebijakan tersebut didasarkan pada kebutuhan energi Jerman yang sangat besar, serta pentingnya menjaga stabilitas hubungan dengan Rusia pada masa itu.
Namun, ia juga mengakui bahwa situasi saat ini memerlukan pendekatan berbeda, terutama setelah invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022 yang memicu perubahan besar dalam geopolitik dunia.
Merkel juga memberikan pandangannya tentang para pemimpin dunia yang pernah ia hadapi.
Dalam salah satu wawancara, ia menyebut Donald Trump, Vladimir Putin, dan Kim Jong Un memiliki pendekatan kepemimpinan yang serupa.
Menurut Merkel, ketiga pemimpin tersebut cenderung memiliki sifat otoriter dan lebih suka menggunakan kekuatan untuk mencapai tujuan mereka.
Selain itu, Merkel juga mengkritisi kurangnya semangat kerja sama multilateral pada masa pemerintahan Trump, yang menurutnya menyulitkan kolaborasi internasional dan memperburuk ketegangan global.
Sikap Merkel terhadap keanggotaan Ukraina dan Georgia di NATO pada 2008 juga kembali dibahas, dikarenakan keputusan Merkel saat itu untuk menolak keanggotaan kedua negara tersebut kerap mendapat banyak kritik.
Namun, ia tetap yakin bahwa langkah tersebut adalah keputusan yang tepat untuk mencegah ketegangan lebih lanjut dengan Rusia.
Menurutnya, membuka keanggotaan NATO untuk Ukraina dan Georgia pada saat itu hanya akan memperburuk hubungan dengan Rusia dan menciptakan konflik yang lebih luas.
Merkel tidak hanya dikenal sebagai pemimpin yang pragmatis, tetapi juga sebagai sosok yang selalu memprioritaskan stabilitas di atas segalanya.
Pendekatannya yang hati-hati sering kali membuatnya mendapat julukan "Ratu Stabilitas".
Bahkan setelah pensiun, pandangannya tentang berbagai isu global tetap dihormati oleh banyak kalangan. Ia kerap diundang dalam berbagai forum internasional untuk berbicara tentang pengalaman kepemimpinannya dan pandangannya terhadap tantangan dunia saat ini.
Di luar politik, Merkel juga dikenal sebagai pribadi yang rendah hati. Setelah pensiun, ia memilih hidup sederhana dan menjauh dari sorotan media.
Namun, keterlibatannya kembali dalam kampanye CDU dan peluncuran bukunya menunjukkan bahwa ia masih memiliki peran penting dalam membentuk opini publik, baik di Jerman maupun di dunia internasional.
Pengaruh Angela Merkel tetap menjadi inspirasi bagi banyak orang. Sosoknya yang tenang, cerdas, dan penuh integritas terus dikenang sebagai salah satu pemimpin terbesar di era modern.
Melalui refleksi atas kebijakannya, buku autobiografinya, dan keterlibatannya dalam diskusi publik, Merkel membuktikan bahwa masa pensiun tidak mengurangi perannya dalam memberikan kontribusi positif bagi dunia.