Meski Turun Setiap Tahun, Angka Pengangguran di Kota Medan Masih Mengkhawatirkan

Jumlah pengangguran di Sumatra Utara mencapai 472 ribu orang. (Foto: Istock/Skynesher)

PARBOABOA, Medan - Hingga Agustus 2023, jumlah pengangguran di Sumatra Utara (Sumut) telah mencapai 472 ribu orang, dengan tingkat pengangguran terbuka (TPT) sebesar 5,89 persen.

Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Nurul Hasanudin, angka ini mengalami penurunan sebesar 0,27 persen atau berkurang sekitar seribu orang dibandingkan periode yang sama di tahun lalu.

Meski demikian, dari perspektif tahunan (year on year/YoY), penurunan ini dinilai cukup lambat. 

Sebagai contoh, pada Agustus 2021, jumlah pengangguran mencapai 475 ribu orang.Sementara pada Agustus 2022 hanya berkurang sekitar 2000 orang, menjadi 473 ribu orang.

Di sisi lain, Hasan mencatat bahwa per Agustus 2023, terjadi peningkatan jumlah pengangguran di perkotaan, sementara di pedesaan mengalami penurunan. 

TPT di perkotaan mencapai 7,62 persen, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pengangguran di pedesaan yang hanya sebesar 3,72 persen. 

Namun, jika dilihat secara tahunan, tingkat pengangguran di perkotaan mengalami penurunan dibandingkan dengan Agustus 2022 yang sebesar 8,67 persen.

Berdasarkan pembagian menurut kabupaten/kota, Kota Medan mencatatkan tingkat pengangguran tertinggi sebesar 8,67 persen, diikuti oleh Deli Serdang dan Pematang Siantar masing-masing sebesar 8,62 persen.

Sementara itu, tingkat pengangguran terendah terjadi di Kabupaten Nias Barat sebesar 0,80 persen, disusul oleh Humbang Hasundutan sebesar 0,84 persen, dan Samosir serta Tapanuli Utara masing-masing sebesar 1,03 persen.

Solusi Pemerintah

Menyikapi masalah ini, Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kota Medan secara rutin menyelenggarakan pameran kerja atau job fair setiap tahun tanpa dipungut biaya.

Bahkan, job fair baru saja digelar selama dua hari, yaitu pada 20-21 November 2023 lalu di Manhattan Urban Market.

Menurut Kabid Penempatan Tenaga Kerja Dinas Ketenagakerjaan Medan, Duma Gultom, kegiatan ini diikuti oleh 32 perusahaan dengan menyediakan 600 lebih lowongan kerja.

Ia juga menegaskan, bursa kerja kali ini tidak menggunakan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) karena telah berkolaborasi dengan pihak swasta dalam membuka peluang pencari kerja untuk mendapatkan pekerjaan, baik di dalam negeri maupun luar negeri.

Tahun ini saja, job fair sudah digelar sebanyak sembilan kali dan rencananya akan digelar sekali lagi di Kawasan Industri Medan (KIM), Medan Deli.

Di sisi lain, Pengamat Ekonomi Universitas Negeri Simalungun (USI), Darwin Damanik, menilai bahwa program tersebut sudah tepat, meski penurunan angka pengangguran masih sangat lambat.

“Dikatakan efektif jika program tersebut memiliki hasil nyata. 1000 pengangguran itu kan bisa dikatakan hasilnya, berdampak terhadap pengurangan pengangguran,” tuturnya kepada PARBOABOA, Kamis (23/11/2023).

Kendati begitu, Darwin menilai bahwa program tersebut perlu lebih menggandeng perguruan tinggi di daerah agar masyarakat terutama pencari kerja dapat lebih mudah mendapatkan informasi tersebut.

“Kegiatan lainnya yah bisa melalui kegiatan pelatihan atau workshop dalam peningkatan skill pencari kerja, biasanya melalui balai kerja yang ada di disnaker setempat,” sarannya.

Selain itu, Darwin mendesak pemerintah untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakatnya melalui investasi. 

“Iklim investasi yang baik di Sumut dapat menarik para investor untuk melakukan usaha/bisnis, sehingga nantinya akan menyerap tenaga kerja dan akhirnya tingkat pengangguran dapat dikurangi,” tutupnya.

Editor: Wenti Ayu
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS