Antisipasi Kriminalitas di Atas Jalan Tol, Ini Kata Ahli ​​​​​​​

Penggunaan ruas tol Trans-Jawa yang menghubungkan kota-kota besar di Pulau Jawa masih menjadi pilihan utama selama mudik Lebaran. (Foto: istockphoto)

PARBOABOA, Jakarta - Penggunaan ruas tol Trans-Jawa yang menghubungkan kota-kota besar di Pulau Jawa masih menjadi pilihan utama selama mudik Lebaran. Masyarakat masih menganggap jalan tol yang terhubung penuh tahun 2019 ini akan melancarkan perjalanan.

Alasannya tak lain karena kelancaran, kenyamanan, keamanan, dan keselamatan menjadi pertimbangan masyarakat menggunakan jalan tol. Semakin banyak pemudik memilih jalan tol sudah tentu menimbulkan kemacetan lalu lintas saat mudik Lebaran.

Hal ini diamini oleh Djoko Setijowarno, Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata, ia menjelaskan jika kemacetan saat mudik tidak bisa dihindari. 

“Jalan di Indonesia baik jalan tol maupun arteri bukan dirancang untuk volume lalu lintas seperti lebaran yang volume luar biasa dalam waktu singkat bergerak bersama, sehingga pengendalian dan pengaturan yang perlu dimatangkan,” pungkasnya (24/03/2023) 

Berdasarkan hasil Survei Potensi Pergerakan Masyarakat, yang dilakukan Badan Kebijakan Transportasi (BKT) Kementerian Perhubungan, Tol Trans-Jawa masih akan menjadi jalur favorit untuk arus mudik Lebaran 2023. Jalur tol tersebut diproyeksikan akan dilintasi sekitar 9,2 juta orang.

Namun, pemudik diimbau tidak hanya mengandalkan jalan tol, tetapi memilih jalur-jalur alternatif untuk menekan risiko kemacetan panjang di ruas tol.

Daerah tujuan terbanyak selama arus Lebaran 2023 adalah Provinsi Jawa Tengah, yakni 32,75 juta orang atau 26,45 persen. Sementara itu, pilihan moda masih didominasi mobil pribadi 27,32 juta orang (22,07 persen) dan sepeda motor 25,13 juta orang (20,30 persen). Jalur utama yang dipilih pengguna mobil dan sepeda motor didominasi Tol Trans-Jawa yakni 9,2 juta orang. 

“Perjalanan melewati jalan tol atau bebas hambatan tidak selalu lebih lancar. Masyarakat dapat mempertimbangkan penggunaan jalan arteri, seperti jalur pantura dan pansela Jawa. Pada arus mudik tahun 2022, penggunaan jalan arteri pantura Jawa tergolong relatif lebih lancar ketimbang jalan tol,” kata Setijowarno.

Penghubung jalur utara dan selatan Jawa belum bagus, sehingga pilihannya masih di pantura. Jalan Tol Bocimi (Bogor-Ciawi-Sukabumi) belum selesai dan rencana Tol Cigatas (Cileunyi-Garut-Tasikmalaya-Cilacap) belum terealisasi. 

Tol Cisumdawu (Cileunyi-Sumedang-Dawuhan) sudah dapat digunakan untuk mengurangi volume lalu lintas di Tol Cipali (Cikopo-Palimanan) dan Tol Cipularang (Cikampek-Purwakarta-Padalarang) bagi kendaraan yang berasal dari Bandung menuju Jateng, Jatim dan DI Yogyakarta.

Pemudik sering memandang (akses) tol itu cepat. Akhirnya, sebagian besar memilih tol, sehingga pergerakan di tol menjadi lambat. Di sisi lain, area istirahat di tol kerap penuh dan menjadi sumber kemacetan. Sejumlah rest area yang disediakan di jalan tol untuk kondisi lalu lintas normal. Sementara pada musim Lebaran, lalu lintas kendaraan yang melewati jalan tol akan di atas kondisi normal.

“Pemerintah perlu mengantisipasi peningkatan arus mudik Lebaran tahun ini dengan menambah fasilitas di tempat istirahat (rest area), seperti toilet, khususnya jumlah toilet untuk perempuan harus lebih banyak dari jumlah toilet untuk laki-laki. Juga dibangun rest area tambahan di beberapa tempat yang cukup menyediakan toilet,” kata Djoko. 

“Di samping itu, penambahan tempat-tempat istirahat di luar tol yang masih berdekatan dengan pintu tol. Dengan demikian, tidak terjadi pemanfaatan bahu jalan tol untuk beristirahat yang memicu kemacetan. Bahu jalan tol harus bersih dari lalu lintas kendaraan yang tidak diijinkan. Bahu jalan tol digunakan untuk aktivitas darurat,” imbuhnya. 

Menurut Setijowarno, pengamanan area pada rest are perlu diperketat, agar pemudik atau pengguna jalan tol bisa merasa aman dan nyaman. 

“Masih ada kawasan rest area yang kurang aman dan nyaman bagi pengemudi truk, terutama di rest area yang terletak di ruas jalan Tol Jakarta-Merak. Perlengkapan kendaraan bisa hilang, seperti ban,” tuturnya. 

Informasi yang jelas  tentang kondisi rest area di jalan tol juga diharapkan dapat dengan mudah diketahui pengguna tol, sehingga pemudik dapat dengan segera mengambil keputusan keluar tol untuk mencari tempat istirahat sebelum melanjutkan perjalanan.

Editor: RW
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS