PARBOABOA, Jawa Tengah - Leptospirosis adalah salah satu penyakit yang perlu di waspadai terutama di musim hujan dan banjir. Penyakit ini yang bisa mewabah di suatu tempat setelah musim banjir atau banyak genangan air ini dapat menular secara tidak langsung dari hewan kepada manusia.
Dan sepanjang Januari sampai Agustus 2022, Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Tengah mencatat ada 734 kasus leptospirosis terjadi di sejumlah daerah. Penyakit leptospirosis ini menyebabkan 54 pasien meninggal dan dinilai sering muncul saat musim hujan dan banjir.
Pihak Dinkes pun membenarkan dari 22 kasus leptospirosis yang terjadi di Kota Semarang, sebanyak 6 pasien diantaranya meninggal belum lama ini ketika dikonfirmasi pada Rabu (26/10/2022) kemarin. Lantas apa itu leptospirosis yang terjangkit di Jawa Tengah? Simak penjelasan tentang apa itu leptospirosis, gejala dan penyebab leptospirosis berikut ini.
Apa itu leptospirosis?
Dilansir dari Alodokter, leptospirosis merupakan penyakit yang ditularkan melalui air kencing tikus. Bakteri leptopira ini dapat dengan mudah berkembang biak di lingkungan yang kotor.
Bakteri leptospira bisa menyebar melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi. Beberapa hewan yang bisa perantara penyebaran leptospirosis antara lain tikus,sapi, anjing dan babi.
Bukan hanya itu saja leptospirosis bisa menyebar melalui air atau tanah yang telah terkontaminasi urine hewan pembawa bakteri leptospira. Seseorang dapat terinfeksi leptospirosis jika terkena urine hewan itu atau kontak dengan air atau tanah yang terkontaminasi.
Penyakit leptospirosis memiliki gejala yang sama dengan penyakit flu. Namun, jika tidak segera di obati dengan tepat. Penyakit tersebut dapat menyebabkan kerusakan organ dalam bahkan menyebabkan kematian.
Perlu diketahui bahwa leptospirosis merupakan penyakit zoonasis yang artinya penyakit ini dapat menginfeksi manusia sekaligus sesama hewan, seperti anjing ke sesama anjing.
Gejala Leptospirosis
Dalam beberapa kasus, gejala leptospirosis tidak muncul sama sekali. Namun pada kebanyakan penderita, gejala penyakit ini muncul dalam 2 hari sampai 4 minggu setelah terpapar bakteri leptospira.
Gejala leptospirosis sangat bervariasi pada setiap pasien yang awalnya sering kali dianggap sebagai gejala penyakit lain, seperti flu atau demam berdarah. Tetapi tanda dan gejala awal yang muncul pada penderita leptospirosis di antaranya.
Demam tinggi dan menggigil sakit perut dan kepala, diare, mata merah, mual, muntah, tidak nafsu makan, nyeri otot terutama pada betis dan punggung bawah dan juga bintik-bintik merah pada kulit yang tidak hilang saat ditekan.
Penyebab Leptospirosis
Leptospirosis disebabkan oleh infeksi bakteri leptospira.
Bakteri ini memiliki ordo spirocheate dan famili leptospiraceac. Jika dilihat di bawah mikroskop, bakteri penyebab leptospirosis berbentuk ulir dan memiliki cambuk erak atau flagelum pada kedua ujungnya.
Penyakit yang juga dikenal dengan istilah demam urine tikus ini di Indonesia paling sering ditularkan tikus.
Ketika kencing, bakteri yang terdapat dalam urine tikus bakal menyebar di lingkungan sekitarnya.
Bakteri penyebab leptospirosis bisa masuk ke tubuh lewat celah kulit yang lecet, atau saat selaput lendir kontak dengan air yang tercemar leptospirosis ringan seperti demam, sakit kepala atau nyeri otot.
Di beberapa kasus, ada juga penderita yang mengalami gejala leptospirosis berat seperti gagal ginjal, sakit kuning, atau pendarahan.