PARBOABOA, Jakarta - Amerika Serikat (AS) kirim kekuatan tambahan untuk meningkatkan kewaspadaan menyusul sejumlah serangan yang menargetkan pasukannya di sejumlah negara Timur Tengah (Tim Teng).
Menteri Pertahanan AS, Llyod Austin pada Sabtu (21/10/2023) merinci kekuatan tersebut yaiu AS sistem Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) dan batalion sistem rudal pertahanan udara Patriot tambahan ke Timur Tengah.
Sistem THAAD memiliki radar yang kuat. AS pernah menempatkan sistem ini ke Korea Selatan pada 2016 dan memicu kemarahan China.
Sementara Rudal Patriot dianggap sebagai salah satu sistem pertahanan udara AS yang paling canggih.
Jumlah rudal ini terbatas sehingga sekutu AS di seluruh dunia berlomba-lomba untuk mendapatkannya.
Sebelumnya, dalam beberapa pekan terakhir, AS mengirim sejumlah besar kekuatan angkatan laut ke Timur Tengah.
Dalam pengiriman kekuatan tersebut, terdapat dua kapal induk, kapal pendukung, dan sekitar 2.000 marinir.
Austin juga menyatakan telah menempatkan pasukan tambahan namun enggan membeberkan jumlah pastinya.
Menurutnya, penambahan kekuatan tersebut sebagai tanggapan atas serangan terhadap pasukan AS di sejumlah wilayah di Timur Tengah.
Pasalnya, serangan dari kelompok yang didukung Iran tersebut meningkat ketika situasi regional memanas selama perang Israel-Hamas.
Austin mengatakan langkah ini akan meningkatkan upaya pencegahan regional, meningkatkan perlindungan pasukan AS di wilayah tersebut, sekaligus membantu pertahanan Israel
Pengerahan terbaru ini dilakukan dua tahun setelah pemerintah Joe Biden menarik sistem pertahanan udara dari Timur Tengah. Alasanya, ketegangan dengan Iran sudah jauh berkurang.
Pasukan AS di Timur Tengah Jadi Sasaran
Diketahui pasukan AS di Irak mencapai 2.500 orang. Sementara di negara Suriah mencapai 900 pasukan.
Mereka kini menjadi target serangan dari kelompok militan yang didukung Iran sejak awal pekan.
Meski demikian, pasukan AS tampak berhasil menggagalkannya.
Seperti beberapa drone yang menargetkan pangkalan militer AS di Irak.
Serangan lain pecah pada Rabu (18/10/2023) dimana pesawat tak berawak menyerang pasukan AS di Suriah dan mengakibatkan sejumlah tentara luka ringan.
Pada Kamis kemarin, drone dan roket menghujani pangkalan udara Ain al-Asad, yang menampung pasukan AS dan internasional lainnya di Irak barat.
Beberapa ledakan terdengar dari pangkalan tersebut.
Di hari yang sama, polisi Irak melaporkan, roket menghantam pangkalan militer lain yang menampung pasukan AS di dekat Bandara Internasional Baghdad.
Di hari yang sama, kapal perang Angkatan Laut AS juga dilaporkan mencegat rudal dan beberapa drone yang diluncurkan oleh gerakan Houthi yang bersekutu dengan Iran.