Baby Blues Bisa Berdampak Pada Produksi ASI, Begini Cara Mengatasinya!

Psikolog dari Ikatan Psikologi Klinis Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI), Naftalia Kusumawardhani dalam pers conference kerabat seri satu 2024 dengan tema Yuk Kenali dan Cegah Baby Blues. (Foto: Tangkapan Layar/Youtube BKKBN)

PARBOABOA, Jakarta - Ibu yang baru melahirkan seringkali mengalami perasaan campur aduk atau dikenal sebagai baby blues

Ternyata, kondisi tersebut memiliki dampak tidak hanya pada kesejahteraan mental ibu. Tetapi, juga pada produksi ASI (Air Susu Ibu). 

Menurut Psikolog dari Ikatan Psikologi Klinis Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI), Naftalia Kusumawardhani, hubungan antara baby blues dan menyusui bukan hanya berjalan satu arah. 

Artinya, bukan hanya baby blues penyebab ASI ibu tidak keluar. Melainkan juga faktor lainnya.

Sehingga saat ibu tidak mengeluarkan ASI. Ia berisiko mengalami baby blues.

Adapun kondisi ibu kurang fit karena baby blues mengakibatkan beberapa masalah. Di antaranya pencernaan tidak baik, sakit kepala, gangguan hormon, sehingga ASI akan terhambat.

"Malas makan, capek, apalagi tidak ada yang memberikan perhatian, sehingga gizi tidak terpenuhi dan akhirnya mengalami baby blues," ujar Naftalia dalam pers conference kerabat seri satu 2024 dengan tema: Yuk Kenali dan Cegah Baby Blues, Senin (29/1/2024).

Naftalia mengungkapkan bahwa beberapa ibu menyusui memang lebih mudah depresi. Tapi tidak semuanya akan menjadi baby blues. Bisa jadi karena sejak awal si ibu memang punya psikologi mudah stres.

Oleh karena itu, agar sang Ibu menyusui secara nyaman, Naftalia menganjurkan sejak awal kehamilan para ibu memperkaya pengetahuannya. Dia juga harus mendapatkan dukungan dari lingkungan sekitar.

Di sisi lain, proses hamil juga merupakan hal berat dialami seseorang. Sehingga mempengaruhi keadaan baby blues.

Ia menjelaskan, proses hamil itu sangat berat bagi seorang ibu. Sebab, ke mana-mana selama sembilan bulan membawa bayi bukanlah hal mudah. Namun, bagi ibu mengharapkan hamil tentunya masa itu  menyenangkan. 

Risiko Baby Blues di Indonesia Tertinggi di Asia.

Baby blues syndrome atau disebut juga Postpartum Distress Syndrome merupakan kondisi terganggunya mood (suasana hati) terjadi setelah melahirkan.

Menurut data dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), sekitar 57% ibu di Indonesia mengalami kondisi baby blues pasca melahirkan. 

Angka tersebut menempatkan Indonesia sebagai negara risiko baby blues tertinggi di Asia.

Bahkan, Menurut WHO di Indonesia sendiri angka kejadian Baby Blues Syndrome berkisar 50-70%. Dapat disimpulkan bahwa insiden Baby Blues Syndrome di Indonesia 1 sampai 2 per 1000 kelahiran.

Baby blues terjadi pada sekitar 50% wanita dalam waktu 4-5 hari setelah melahirkan bersifat sementara dan terjadi pada minggu pertama setelah kelahiran. 

Adapun beberapa gejala baby blues  sering dialami wanita Indonesia setelah melahirkan. Di antaranya mudah sedih, sensitif, cemas, merasa takut, tidak percaya diri, tidak berharga, tidak nyaman, dan bingung tanpa sebab.

Dampak dari gejala baby blues ini tidak hanya terjadi kepada sang ibu. Melainkan juga kepada bayi, suami, anak-anak, dan orang-orang disekitar.

Cara Mengatasi Baby Blues

Baby blues syndrome umumnya akan menghilang sekitar dua minggu. Meski demikian, kondisi ini perlu dikelola agar tidak berlanjut. Beberapa langkah penanganan baby blues syndrome adalah sebagai berikut:

1. Istirahat yang Cukup

Kurang istirahat menjadi salah satu pemicu baby blues syndrome. Ibu memanfaatkan waktu tidur si kecil sebagai kesempatan untuk beristirahat.

Tidak perlu ragu untuk meminta bantuan dari suami dan keluarga agar bergantian mengurus si kecil. Sehingga Anda bisa mendapatkan istirahat yang cukup.

2. Bercerita dengan Orang Terdekat

Mencurahkan hati kepada orang terdekat merupakan salah satu cara meredakan baby blues yang cukup efektif. Ibu berbagi kegelisahan dengan keluarga atau teman untuk mengurangi perasaan cemas.

3. Rutin Berolahraga

Cara berikutnya yang bisa dilakukan untuk mengatasi baby blues syndrome adalah berolahraga secara rutin. Olahraga membantu ibu mengalihkan kegelisahan, sekaligus meningkatkan suasana hati dan kualitas tidur.

4. Konsultasi dengan Dokter

Terakhir, cobalah untuk berkonsultasi dengan dokter atau psikolog untuk menangani gejala baby blues yang sedang dirasakan, terutama jika gejala ini tidak kunjung membaik dalam beberapa minggu.

Editor: Wenti Ayu
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS