PARBOABOA, Pematangsiantar - Kenaikan harga minyak goreng memberi dampak yang cukup besar untuk masyarakat di Indonesia. Meskipun memang saat ini pemerintah telah mengeluarkan kebijakan satu harga minyak goreng kemasan sederhana Rp 14 ribu, namun panic buying masih saja terjadi, hingga masyarakat mendapat keluhan baru yaitu kesulitan mendapatkan minyak goreng.
Tingginya harga minyak ini mungkin membuat para ibu di rumah enggan membuang minyak jelantah, yang sudah berulang kali dipakai dan kembali mempergunakannya untuk memasak. Namun ibu-ibu harus tahu jika ada banyak sekali dampak negatif dari minyak jelantah untuk kesehatan.
Seperti diketahui jika minyak goreng mengandung lemak tidak jenuh serta vitamin A, D, E, dan K. Namun setelah digunakan secara berulang, kandungan vitamin dalam minyak tersebut menjadi rusak. Jika minyak yang sudah rusak tersebut terus-terusan digunakan akan membahayakan tubuh.
Kali ini Parboaboa akan membahas dampak negatif penggunaan minyak jelantah untuk kesehatan secara lengkap, dirangkum dari berbagai sumber.
1. Meningkatkan Kolesterol
Seperti yang sudah disebutkan diatas, minyak jelantah mengandung lemak jenuh. Makanan yang digoreng dengan minyak jelantah akan mengandung lemak jenuh yang tinggi, yang dapat menjadi pemicu naiknya kolesterol didalam tubuh.
2. Meningkatkan resiko penyakit jantung.
Naiknya kolesterol dalam tubuh seperti yang diketahui dapat meningkatkan resiko penyempitan pembuluh darah, sehingga menghambat aliran darah ke jantung. Akibatnya, pemilik kolesterol tinggi berisiko lebih tinggi terkena serangan jantung.
3. Kanker
Minyak jelantah yang dipakai berulang kali merupakan sumber radikal bebas. Radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh melalui maknan akan menyerang sel-sel sehat dan memicu pertumbuhan abnormal sel kanker. Sehingga semakin sering menggorang menggunakan minyak jelantah, maka akan semakin banyak radikal bebas yang menumpuk dalam tubuhmu, maka dapat menyebabkan mutasi gen dan lebih rentan berubah menjadi sel kanker.
4. Obesitas
Makanan yang digoreng mengandung banyak kalori. Jika dibandingkan dengan minyak goreng baru, kandungan kalori dalam minyak jelantah lebih tinggi. Sehingga, mengkonsumsi makanan yang digoreng dengan minyak jelantah secara terus menerus bisa mengakibatkan obesitas. Obesitas sendiri bisa menyebabkan berbagai komplikasi serius seperti penyakit diabetes dan penyakit jantung.
5. Penyebab keracunan makanan
Minyak yang sudah dipakai berkali-kali akan jadi sarang untuk perkembangbiakan berbagai jenis bakteri. Bakteri-bakteri tersebut akan makan dari partikel dan remah-remah sisa gorengan yang ada pada panci atau minyak. Salah satu bakteri yang dapat tumbuh di minyak jelantah adalah Clostridium botulinum. Bakteri ini dapat menyebabkan seseorang mengalami botulisme, yaitu keracunan makanan yang bisa berdampak fatal.
Batas penggunaan minyak jelantah
Sebenarnya minyak goreng dapat digunakan sampai tiga kali, namun jika minyak sudah berubah warna menjadi kehitaman, maka minyak goreng ini sudah menunjukkan indikasi tidak baik atau harus dihindarkan.
Itu dia sejumlah dampak fatal dari penggunaan minyak jelantah untuk kesehatan. Meskipun memang sayang untuk membuang minyak jelantah di saat harga minyak melambung tinggi, namun kesehatan tubuh jauh lebih berharga daripada minyak jelantah tersebut.