PARBOABOA, Medan - Inflasi di Sumatra Utara (Sumut) kembali menjadi perhatian utama dalam perekonomian regional.
Data terbaru menunjukkan bahwa tingkat inflasi di daerah ini telah mengalami peningkatan yang signifikan dalam beberapa bulan terakhir.
Menurut data terbaru yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi di Provinsi Sumut mencapai 0,37 persen pada September 2023, melebihi rata-rata nasional yang sebesar 0,2 persen.
Kepala BPS Sumut, Nurul Hasanudin menyebutkan bahwa beras menjadi komoditas tertinggi andilnya dalam mendorong inflasi sebesar 0,18 persen per September.
Apabila dilihat secara kumulatif, hingga September 2023, beras mengalami inflasi 12,33 persen secara year to date.
Selain beras, biaya pendidikan juga menyumbang inflasi yang cukup tinggi sebesar 0,11 persen, tomat sebesar 0,09 persen, ikan dencis 0,06 persen, dan bensin sebesar 0,05 persen.
Kemudian, dari lima kota IHK, Padang Sidimpuan mengalami inflasi beras tertinggi sebesar 0,42 persen, diikuti Sibolga sebesar 0,32 persen, Gunungsitoli sebesar 0,23 persen, Medan 0,16 persen, dan Pematang Siantar sebesar 0,10 persen.
Meskipun pertumbuhan ekonomi Sumut terus menunjukkan pertumbuhan yang positif, angka inflasi yang lebih tinggi dari rata-rata nasional tetap menimbulkan kekhawatiran.
Solusi Dari Pemerintah Provinsi Sumut
Menurut Pj Gubernur Sumut, Hassanudin, pihaknya akan fokus mengendalikan inflasi sesuai arahan yang diberikan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Hassanudin mengatakan, Presiden Jokowi memberi enam arahan kepada seluruh kepala daerah, di antaranya tentang pengendalian inflasi, El Nino, kemudahan perizinan investor, alokasi dana untuk stimulus ekonomi, mendukung program prioritas pemerintah, dan penurunan angka kemiskinan ekstrim serta ASN netral di pemilu.
Hassanudin mengaku, pihaknya telah melakukan berbagai upaya mengendalikan inflasi di Sumut antara lain dengan sejumlah program yang telah dilaksanakan, seperti pasar murah.
Sebelumnya, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral (Disperindag ESDM) Provinsi Sumatra Utara telah menggelontorkan sebanyak 2,5 ton beras pada kegiatan pasar murah sebagai upaya mengendalikan harga beras di wilayah itu.
Selain beras, pasar murah itu juga menyediakan telur ayam 100 papan, gula 300 kilogram, dan minyak goreng 600 liter.
Nantinya, pasar murah akan digelar setiap pekannya. Termasuk akan dilakukannya perluasan jangkauan pasar murah di tengah masyarakat.
Ke depan, Pemprov Sumut juga akan menghidupkan usaha mikro kecil menengah (UMKM) sehingga masyarakat berpenghasilan rendah juga bisa terbantu.
Editor: Wenti Ayu