Bursa Cagub DKI Jakarta 2024, Pengamat: Kemungkinan Perang Saudara

Tampak depan Bedung Balaikota Provinsi DKI (Foto: jakarta.go.id)

PARBOABOA, Jakarta - Lembaga Arus Survei Indonesia (ASI) merilis sejumlah nama yang akan bertarung dalam Pilkada DKI Jakarta November 2024 mendatang.

Survei tersebut dilakukan dengan metode wawancara sejak tanggal 11-18 Mei 2023. Total responden yang diwawancara berjumlah 400 orang dari berbagai latar belakang masyarakat.

Hasilnya, nama Anies Baswedan menempati posisi teratas dengan perolehan suara mencapai 11,5 %. 

Di posisi kedua ada nama Penjabat (Pj) Gubernur Jakarta, Heru Budi Hartono (9,3%) dan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok (7,8%).

Selain tiga nama besar di atas, hadir pula nama lain seperti Sandiaga Uno, Ridwan Kamil, Ahmad Sahroni, Erick Thohir, dan Tri Rismaharini.

Dilaporkan sejumlah media, pertarungan Pilkada 2024 akan lebih menarik daripada Pilkada di tempat lain. 

Alasannya karena posisi Jakarta sebagai lokomotif politik yang berpengaruh pada iklim demokrasi di Indonesia. 

Di samping itu, Pilkada 2024 secara umum dan Pilgub Jakarta secara lebih khusus dilangsungkan pasca gelaran Pilpres yang masih menuai pro-kontra di tengah masyarakat. 

Tarik menarik kepentingan akan sangat kuat dan berpengaruh untuk menentukan kandidat yang lebih cocok untuk memimpin Jakarta lima tahun ke depan.

Dengan alasan tersebut, sejumlah partai politik (Parpol) mulai bersinergi untuk meminang calon mana yang bertarung dalam Pilgub November mendatang.

Dinamika Internal Partai

Beberapa partai politik telah memberikan lampu hijau terkait sejumlah nama yang bakal bertarung dalam Pilkada Jakarta 2024.

Ketua Umum (Ketum) partai Nasdem, Surya Paloh, misalnya telah mendorong Anies untuk maju dalam Pilgub Jakarta. Anies dinilai masih memiliki posisi istimewa di hati masyarakat karena posisinya sebagai incumbent.

Di pihak lain, Nasdem juga telah mendorong perwakilannya, Ahmad Sahroni untuk terlibat dalam Pilgub Jakarta November mendatang.

Ketua DPP Nasdem, Willy Aditya dalam keterangan resmi pada Senin (15/04/2024), membenarkan bahwa ada sejumlah nama yang sedang diusung pihak partai, seperti Ahmad Sahroni, Wibi Andriano, dan Anies Baswedan.

Pihak partai, sebut Willy sedang melangsungkan komunikasi internal untuk membangun sinergi guna mengusung satu calon terbaik.

Sementara Presiden PKS, Ahmad Syaikhu justru mengatakan bahwa partainya tak akan lagi mengusung nama Anies menjadi calon gubernur Jakarta.

Ia menyebut bahwa mantan Mendikbud itu saat ini sudah menjadi tokoh nasional. Anies di mata PKS sudah seharusnya melenggang ke tingkat Pelpres dan bukan Pilkada.

Dalam keterangan terpisah, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah memprediksi bahwa pihak PDIP akan menjagokan mantan Gubernur Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama dan Mensos Risma Rismaharini. 

Peluang majunya Ahok dan Risma akan memberi warna baru dalam dinamika Pilgub Jakarta. 

Ahok di satu pihak merupakan petahana yang memiliki posisi di hati masyarakat. Sementara Risma di pihak lain merepresentasikan suara perempuan dan kepedulian pada kerja-kerja sosial.

Lebih lanjut, dari pihak Golkar, nama Mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil dan Ketua DPD Golkar DKI Jakarta, A. Zaki Iskandar juga digadangkan akan maju dalam Pilgub Jakarta.

Deretan nama yang akan bertarung dalam gelaran politik November mendatang menarik untuk dicermati. 

Sejumlah pengamat menyebut, pembesar partai akan kebingungan untuk menentukan calon mana yang kelak akan maju dalam Pilkada Jakarta. 

Namun satu yang pasti, para petarung akan dipinang jika mereka memiliki visi operasional yang sesuai dengan visi utama partai. 

Kemungkinan ‘Perang Saudara’

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin menyebut bahwa banyaknya nama yang akan maju dalam Pilkada DKI 2024, bukanlah fenomena baru.

Selain secara konstitusional orang berhak maju dalam kontestasi Pilkada, Ujang juga menyinggung posisi Jakarta yang istimewa. 

Dalam keterangan yang disampaikan pada Jumat, (23/02/2024), ia menyebut bahwa Jakarta memiliki ‘magnet tersendiri’. Banyak cagub yang kelak menjadi gubernur biasanya akan maju dalam gelaran Pelpres. 

Fakta ini dapat dilihat dari sosok Jokowi yang semula menjadi gubernur DKI Jakarta menjadi presiden terpilih Indonesia 2014.

Selain Jokowi, ada nama lain seperti Sandiaga Uno yang pernah menjabat sebagai Wakil Gubernur Jakarta (2017-2022) dan Anies Baswedan (2017-2022) yang turut maju dalam gelaran Pilpres.

Sementara Dedi dalam keterangan yang sama menilai munculnya beberapa nama dalam satu partai akan membuka persoalan baru. 

Ia menyebut, ada kemungkinan terjadi ‘perang saudara’ pada Pilkada DKI Jakarta tahun 2024. 

Dengan prediksi ini, lanjut Dedi, pimpinan partai dituntut untuk bijak dalam menentukan calon mana yang memiliki elektabilitas tinggi. 
Pertimbangan lain seputar tingginya angka pemilih pemula (new voters) juga harus dipikirkan secara matang agar calon yang kelak bertarung mampu memenangi dinamika Pilkada.

Editor: Defri Ngo
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS