PARBOABOA, Jakarta - Para pemilik mobil tentunya sudah tidak asing lagi mendengar istilah power steering. Sebab, power steering menjadi salah satu komponen penting pada mobil yang harus selalu diperhatikan.
Power steering sendiri adalah sebuah sistem kemudi yang berperan atau berfungsi untuk meringankan setir ketika diputar. Power steering juga memiliki beberapa keunggulan, seperti memudahkan pengemudi dalam menggunakan setir, meningkatkan kestabilan ketika mengemudi serta dapat meminimalisir guncangan ketika melewati jalan rusak ataupun bergelombang.
Jenis-Jenis Power Steering Pada Mobil
1. Hydrolic power streering
Power steering hidrolik menggunakan tekanan hidrolik dari pompa power steering. Pompa power steering digerakkan oleh crankshaft melalui drive belt.
Cara kerjanya, minyak power steering ditarik dari reservoir ke pompa saat mesin hidup. Minyak ini ditekan oleh satu power steering switch dan control valve yang letaknya di dalam pompa power steering. Tekanan oli inilah yang membuat putaran setir menjadi ringan.
2. Elektric power streering
Power steering elektrik merupakan teknologi power steering yang bekerja otomatis saat kontak mobil dalam posisi hidup (On). Arus listrik terkirim ke motor listrik power steering.
Saat mesin dihidupkan, noise suppressor mengirimkan perintah ke control module untuk menjalankan motor listrik dan clutch yang menghubungkan motor dengan batang setir. Selanjutnya, bagian sensor di steering rack mengirimkan informasi kepada control module di saat setir mulai diputar.
Setelah perintah pesan sampai ke control module, akan mengalirkan arus listrik sesuai kebutuhan motor listrik untuk melakukan putaran gigi kemudi, sehingga kemudi jadi ringan.
Power streering elektrik juga diketahui memiliki sistem vehicle speed sensor. Vehicle speed sensor aktif saat mobil berjalan pada kecepatan lebih dari 80 kilometer per jam. Lalu, sensor kecepatan mengirimkan ke motor elektrik yang membuat setir terasa berat. Hal itu berguna untuk menjaga kestabilan mobil di kecepatan tinggi.
3. Hybrid power steering (Elektro-Hydro Power steer)
Tipe ketiga merupakan kombinasi antara tipe elektrik dan tipe hidrolik. Pada sisi aktuator, yakni pada steering rack, cara kerjanya sama seperti sistem hidrolik dimana sebuah steering vane dipakai untuk menentukan arah assist. Namun, tekanan hidrolik tidak berasal dari pompa mesin, melainkan dari pompa elektrik.
Artinya, mesin tidak dibebani oleh power steering namun tetap memakai sistem hidrolik.
Tips Merawat Power Steering Mobil agar Tetap Awet
1. Hindari mengemudi di jalanan rusak
Cara merawat power steering yang pertama, yaitu dengan menghindari jalanan-jalanan rusak ataupun berlubang. Bila mobil Anda sudah dilengkapi dengan sistem power steering, sangat baik untuk menghindari jalanan-jalanan seperti ini.
Namun, jika memang tak ada jalanan lain yang bisa ditempuh, maka sebisa mungkin Anda melewatinya dengan hati-hati dan perlahan.
2. Hindari jalanan banjir
Melewati jalanan yang sedang banjir juga bisa membuat power steering cepat rusak dan mungkin bukan hanya power steering melainkan komponen-komponen lainnya kemungkinan besar juga akan mengalami kerusakan apabila melewati banjir yang cukup tinggi.
Namun dalam hal ini power steering bisa menjadi sasaran paling utama terlebih lagi mobil hybrid atau mobil dengan sistem listrik yang mana power steering dipasangkan tepat di as setir yang sejajar dengan as roda. Secara otomatis banjir akan sangat mudah sekali merendam komponen ini. Tentu saja jika komponen kelistrikan ini sampai basah dan rusak maka mau tidak mau harus diganti karena tidak dapat diperbaiki.
3. Jangan putar kemudi dengan cepat
Pada saat Anda sedang memutar kemudi mobil, akan lebih baik bila dilakukan dalam kecepatan pelan ataupun sedang. Hindari melakukan putaran kemudi dengan sangat cepat.
Pada saat akan berbelok, Anda bisa mengurangi kecepatan terlebih dahulu sebelum kendaraan akan berbelok. Sistem hidrolik yang digunakan secara perlahan ketika mengemudi tentunya akan berdampak pada komponen power steering yang lebih awet dan tahan lama.
4. Jangan putar setir penuh dalam waktu yang lama
Memutar setir hingga penuh dan dalam jangka waktu yang lama, dapat membuat tekanan pada power steering menjadi maksimum. Hal ini bisa menyebabkan kinerja mesin menjadi berat dan penggunaan bahan bakar menjadi boros.
5. Perhatikan posisi ban mobil saat parkir
Banyak para pemilik mobil yang memarkirkan mobil mereka dengan kondisi ban mobil tidak lurus dan membiarkannya pada waktu yang lama. Pasalnya, jika kebiasaan ini dilakukan terus-menerus akan membuat power steering serta ball joint tidak dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama dan cepat rusak.
Untuk itu, sebaiknya Anda selalu memperhatikan kondisi ban mobil ketika sedang parkir.
6. Perhatikan usia pemakaian Power Steering
Batas usia pemakaian dari power steering adalah sekitar 5 tahun. Untuk itu, jika pemakaian sudah mencapai 5 tahun maka power steering harus segera diganti tanpa harus menunggu rusak terlebih dahulu.
7. Pemakaian tidak boleh melebihi 100.000 Km
Pemakaian kendaraan yang melebihi jarak 100.000 Km akan sangat berpengaruh pada kondisi power steering Anda, ditambah lagi dengan cara mengemudi yang salah tentunya membuat kondisi power steering dapat mengalami kerusakan.
Maka dari itu, sangat dianjurkan bagi Anda untuk mengganti power steering ketika mobil sudah menempuh jarak 100.00 Km.
Nah, itulah tips merawat power steering mobil agar tetap awet. Semoga bermanfaat!