Cegah Praktik Politik Uang dan Identitas ke Pemilih Pemula, KPU Beri Sosialisasi ke Pelajar dan Mahasiswa

Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Sumatra Utara menggelar acara sosialisasi penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) kepada pemilih pemula di Kota Pematang Siantar yang dihadiri oleh KPU dan Bawaslu setempat. (Foto: KPU Pematang Siantar)

PARBOABOA, Pematang Siantar - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Pematang Siantar, Sumatra Utara menyatakan telah melakukan sosialisasi  untuk menyikapi praktik politik uang yang marak menyerang pemilih pemula.  

“Sudah kita lakukan sosialisasinya Kamis (03 Agustus) kemarin. Sosialisasi kepada pemilih pemula di Kota Pematang Siantar," kata Ketua KPU Pematang Siantar, Daniel Manompang Dolok Sibarani, kepada PARBOABOA.

Daniel menyebut, sosialisasi ini bekerja sama dengan Badan Kesbangpol Provinsi Sumatera Utara dan diikuti pelajar dan mahasiswa yang ada di Kota Pematang Siantar.

Sosialisasi ini, lanjut Daniel, untuk memberikan pendidikan politik tentang penyelenggaraan pemilu dan bahaya praktik politik uang dan politik identitas kepada pemilih pemula.

“Sosialisasi kemarin memberikan pemahaman kepada mereka (pemilih pemula) tentang penyelenggaraan Pemilu Tahun 2024 dan mengingatkan kepada mereka untuk tidak terjebak dalam praktik politik uang dan politik identitas yang juga marak di kota Pematang Siantar," imbuh dia.

Sementara itu, salah seorang siswi, Meri mengaku mendapat banyak pengetahuan seputar pemilihan umum dari sosialisasi pemilih pemula tersebut.

“Banyak dapat pemahaman. Enggak cuma tentang penyelenggaraan pemilunya nanti kayak apa, tapi juga kami diingatkan untuk enggak menjual suara kami ke caleg," katanya.

Meri juga diingatkan untuk memilih calon anggota legislatif yang memiliki visi, misi dan rekam jejak yang jelas. Sehingga nantinya, caleg yang terpilih akan benar-benar bekerja untuk mensejahterakan masyarakat Kota Pematang Siantar.

“Harus dilihat visi misinya kayak apa, track record-nya kayak apa, biar nantinya yang terpilih memang benar-benar bisa memajukan Kota Siantar," katanya.

Meri berharap KPU dan Bawaslu Kota Pematang Siantar sering mengadakan sosialisasi, terutama kepada pemilih pemula. Apalagi masih banyak pemilih pemula di Kota Pematang Siantar yang belum mendapatkan edukasi yang baik tentang pemilu.

"Kalau bisa sih makin sering diadakan, soalnya masih banyak juga teman-temanku yang masih apatis sama politik," imbuh dia.

Senada dengan Meri, Daniel ingin sosialisasi terkait pemilu kepada pemilih pemula terus diadakan hingga pelaksanaan Pemilu 2024, 14 Februari mendatang. Menurutnya, sosialisasi bisa mencerdaskan pemilih pemula untuk memberikan suaranya di Pemilu 2024.

“Semoga dengan semakin seringnya dilakukan sosialisasi membuat kami semakin cerdas dalam memilih," pungkasnya.

Sebelumnya, hasil wawancara PARBOABOA kepada beberapa pemilih pemula di Kota Pematang Siantar terungkap mereka tak segan menerima uang atau hadiah dari calon anggota legislatif (caleg) untuk memilih mereka di Pileg 2024 mendatang.

“Kalau aku sih tergantung nanti siapa yang nyiram (memberi imbalan, red) lebih banyak lah. Lumayan kan uangnya bisa buat jajan,” ungkap Sari (bukan nama sebenarnya) seorang siswi di salah satu SMA Negeri Kota Pematang Siantar kepada Parboaboa.

Hal serupa juga diungkapkan Marlina (bukan nama sebenarnya), salah seorang mahasiswi yang tinggal di Jalan Lorong 2 Kota Pematang Siantar. Ia mengaku tidak mempermasalahkan jika suaranya nanti diberikan kepada politikus yang memberikan uang paling besar kepadanya.

“Karena harus ada timbal balik yang ku dapatkan secara nyata. Tergantung seberapa banyak yang ditawarkan caleg itu lah sama ku,” jelasnya dengan logat Batak.

Selain Sari dan Marlina, ada pula Jordan (bukan nama sebenarnya), seorang mahasiswa di Kota Pematang Siantar yang mengaku Pileg menjadi momennya mendapatkan uang dari politikus yang bertarung dalam kontestasi politik.

Meski merupakan pemilihan pertamanya, Jordan tidak mempermasalahkan hal itu. Baginya, materi yang didapatkan dari politikus itu dapat sedikit membantu perekonomian keluarganya.

“Milih yang ngasih duit paling banyak lah bang. Uangnya lumayan bisa untuk beli beras di rumah,” katanya.

Editor: Kurniati
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS