Indonesia Siapkan Rp2 Triliun untuk Dana Abadi Pariwisata, Apa Saja Peruntukannya?

Danau toba, objek wisata andalan di Sumatra Utara. (Foto: TIM PARBOABOA)

PARBOABOA, Jakarta - Sektor pariwisata di Indonesia akan memiliki dana abadi atau Indonesia Quality Tourism Fund (IQTF) pada 2025 mendatang.

Tujuannya, agar kualitas penyelenggaraan pariwisata di Indonesia semakin berkualitas dan promosinya semakin gencar.

Anggaran awal yang disiapkan untuk dana abadi pariwisata ini sebesar Rp2 triliun. 

Regulasi untuk mendukung dana abadi ini juga tengah disiapkan dan rencananya akan selesai pada Agustus mendatang.

Dengan adanya dana abadi pariwisata, Indonesia nantinya bisa menyelenggarakan kegiatan berskala internasional yang akan mendorong pergerakan wisatawan. Termasuk mengangkat citra Indonesia di mata global. 

"Imbasnya, akan tercipta lapangan kerja yang lebih luas lagi," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno di Jakarta, Senin (8/7/2024).

Selain ekonomi dan wisata, dana abadi ini juga akan dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan yang memperhatikan aspek keberlanjutan lingkungan. Misalnya pengelolaan sampah dan pengurangan emisi karbon.

Sejumlah negara seperti Arab Saudi dan Singapura juga memiliki dana abadi untuk sektor pariwisata.

1. Arab Saudi

Pemerintah Arab Saudi mengalokasikan dana abadi di sektor pariwisata sejak 2020 dengan nama Tourism Development Fund.

Dana awal yang dialokasikan Pemerintah Arab Saudi untuk dana abadi ini mencapai USD4 miliar atau setara Rp65 triliun.

Pemerintah Arab Saudi beranggapan, pariwisata menjadi bagian dari kunci reformasi ekonomi Arab, di tengah ketergantungan pada minyak mentah.

Selain itu, dana abadi pariwisata menjadi bukti kepercayaan investor dan sektor swasta terhadap prospek jangka panjang pariwisata di Arab Saudi.

2. Singapura

Singapura telah memiliki dana abadi pariwisata atau Tourism Development Fund sejak 2005.

Dana abadi ini hadir untuk meningkatkan penerimaan pariwisata hingga menambah lapangan pekerjaan baru di Singapura.

Pemerintah Singapura bahkan memberikan tambahan SGD68,5 juta atau setara Rp819 miliar terkait pendanaan di sektor pariwisata, saat negara itu terimbas pandemi COVID-19 di 2021.

Kemudian, tambahan SGD300 juta atau setara Rp3,58 triliun untuk dana abadi pariwisata ini.

Singapura bahkan membuat gebrakan dengan mengundang penyanyi internasional Taylor Swift pada Maret 2024 lewat dana abadi pariwisata.

Respons Pengusaha

Rencana pemerintah mengalokasikan anggaran untuk dana abadi pariwisata di APBN disambut baik kalangan pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo).

Ketua Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Apindo, Maulana Yusran berharap program pembenahan destinasi maupun promosi tidak dikurangi anggarannya oleh pemerintah, jika akhirnya dana pariwisata dibebankan ke APBN.

Apindo juga menilai, pemerintah seharusnya tidak lagi membebankan industri dan masyarakat melalui iuran pariwisata sebagai sumber dana abadi ini.

Apalagi selama ini, sudah banyak pungutan-pungutan yang dibebankan di sektor pariwisata. Misalnya, pajak hiburan, pajak pertambahan nilai (PPN) yang masuk dalam pungutan daerah dan pungutan berupa pendapatan negara bukan pajak (PNBP).

Dengan pungutan yang cukup banyak itu, Apindo menilai, tak etis jika pemerintah kembali membebankan pelaku usaha dan masyarakat dengan pungutan-pungutan tambahan.

Sebelumnya, rencana pemerintah mengalokasikan dana abadi pariwisata ini menuai kontroversi. Pasalnya, pemerintah berencana menarik iuran dari tiket pesawat domestik untuk pengumpulan dana abadi tersebut.

Diketahui, kontribusi pariwisata terhadap penerimaan negara sangat besar. Sektor pariwisata Indonesia berpotensi meraup devisa USD15 miliar hingga USD20 miliar di 2024.

Di 2024, Pemerintah Indonesia, melalui Kemenparekraf menargetkan kunjungan wisatawan nusantara sebesar 1,25 hingga 1,5 miliar orang dan sekitar 17 juta kedatangan wisatawan mancanegara.

Sementara Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah kunjungan wisatawan ke Indonesia sepanjang 2023 mencapai 11,68 juta kunjungan, atau naik dari target 8,5 juta kunjungan.

Editor: Kurniati
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS