Dana Hibah 309 Juta Dolar AS untuk Eliminasi HIV, TBC, dan Malaria di Indonesia

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI turut dibantu The Global Fund to Fight AIDS, Tuberculosis, and Malaria (GFATM) untuk minimalisir sejumlah penyebaran penyakit. (Foto: Pexels/Miguel)

PARBOABOA, Jakarta - The Global Fund to Fight AIDS, Tuberculosis, and Malaria (GFATM) mengalokasikan dana hibah senilai 309 juta Dolar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia. 

Dalam hal ini yaitu untuk mendukung program eliminasi penyakit HIV, TBC, dan malaria, serta Resilient Sustainable System for Health (RSSH) di Indonesia. Dana hibah itu diketahuu tersedia selama periode anggaran 2024-2026.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyambut langkah itu, yang menilai bahwa GFATM telah mendukung secara vital bagi upaya eliminasi penyakit-penyakit tersebut di Indonesia dan di seluruh dunia.

Budi Gunadi juga menyampaikan beberapa pencapaian terkait HIV di Indonesia, di mana 68 persen orang mengetahui status mereka, 62 persen di antaranya menerima obat, dan 38 persen mencapai supresi virus.

Dalam konteks Tuberkulosis (TBC), Budi melaporkan bahwa jumlah kasus pada tahun 2023 sebanyak 1.060.000, sementara kasus HIV sekitar 540.000, dan malaria sekitar 380.000.

Adapun secara nasional, 76 persen kabupaten/kota di Indonesia telah bebas dari malaria, dengan 89 persen penduduk tinggal di daerah bebas malaria.

Budi menekankan, dukungan dari mereka juga tidak hanya menyediakan obat dan layanan kesehatan tetapi juga membantu Indonesia memperkuat sistem kesehatan, meningkatkan partisipasi masyarakat, dan mengembangkan kapasitas penelitian dan pengembangan.

Sementara itu Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, dr. Maxi Rein, merincikan bahwa alokasi dana sebesar USD 103,7 juta yaitu untuk AIDS, USD 126 juta untuk TBC, USD 35,6 juta untuk malaria, dan USD 14,4 juta untuk RSSH.

Editor: Aprilia Rahapit
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS