PARBOABOA - Di saat berbagai perusahaan mancanegara mengecam hingga setop melakukan bisnis dengan Rusia, CEO SpaceX Elon Musk justru mengambil langkah tidak populer, dengan menolak memblokir akses ke negara Beruang Merah tersebut.
Mata dunia saat ini memang tengah tertuju kepada Rusia yang melakukan invasi terhadap Ukraina sejak 24 Februari lalu.
Perusahaan teknologi seperti Google dan Microsoft telah menyatakan sikapnya dengan memblokir outlet media Rusia, seperti RT.
“Kami tidak akan melakukannya kecuali di 'todongan senjata', maaf menjadi absolutis kebebasan berbicara", kata Musk dalam sebuah cuitan di Twitter, sebagaimana dilansir Reuters.
Keputusan Musk itu mendapat reaksi dari warganet, yang sebagian besar beraksi negatif. Sebagian besar pengguna meminta Musk melarang propaganda dengan memblokir berita Rusia.
Banyak negara, terutama negara Barat dan Eropa, saat ini memblokir kantor-kantor berita Rusia, menyebutnya sebagai propaganda Kremlin.
Musk juga mengatakan bahwa SpaceX telah diprioritaskan ulang untuk pertahanan siber dan mengatasi gangguan sinyal, akan menyebabkan sedikit penundaan di Starship dan Starlink V2.
Dalam cuitannya, Elon Musk tak menyebut secara jelas pemerintah mana yang memintanya melakukan hal tersebut.
Kendati demikian, Elon Musk memastikan bahwa permintaan untuk memblokir sumber berita Rusia tidak datang dari negara Ukraina.
Awal pekan ini, menteri transformasi digital Ukraina berterima kasih kepada Musk karena menyediakan peralatan untuk Starlink. Ini membuat layanan internet aktif di sebagian wilayah Ukraina di tengah bombardir pasukan Rusia terhadap berbagai stasiun komunikasi Ukraina.
Mykhailo Fedorov berterima kasih kepada pendiri SpaceX Elon Musk atas peralatan tersebut dalam sebuah unggahan Twitter yang disertai dengan foto sejumlah kotak peralatan Starlink di bagian belakang truk.
Fedorov yang juga menjadi wakil perdana menteri Ukraina telah secara terbuka meminta layanan tersebut.
Musk menjawab dengan twitnya sendiri yang mengatakan, "Sama-sama."
Orang terkaya dunia di bidang teknologi itu mengatakan Starlink 'aktif' di Ukraina. Ia juga menyebut, lebih banyak peralatan untuk menggunakan layanan itu sedang dalam perjalanan.
Starlink adalah sistem internet berbasis satelit yang dibangun SpaceX selama bertahun-tahun untuk menghadirkan akses internet di daerah-daerah yang kurang terlayani di dunia. Starlink memasarkan dirinya sebagai "cocok dan ideal" untuk area yang layanan internetnya tak dapat diandalkan, atau bahkan tak memilikinya.