Mengenal Emomali Rahmon: Pemimpin Tangan Besi dari Tajikistan

Sosok Presiden Tajikistan, Emomali Rahmon yang belakangan disebut sebagai pemimpin anti-Islam. (Foto: Kremlin.ru/Wikimedia Commons)

PARBOABOA, Jakarta - Republik Tajikistan, sebuah negara di Asia Tengah yang juga pecahan Uni Soviet menjadi sorotan baru-baru ini.

Negara ini disebut kembali menerapkan aturan larangan penggunaan hijab. Padahal 98 persen populasi Tajikistan merupakan umat Muslim.

Keputusan tersebut dituangkan dalam Undang-Undang Pelarangan Hijab yang disahkan pada 20 Juni lalu. Undang-Undang ini sebelumnya juga disetujui Majelis Tinggi Parlemen Tajikistan dan Majlisi Mili.

Melansir Euronews, pemberlakuan kembali larangan ini tak lepas dari sosok Presidennya, Emomali Rahmon yang disebut anti-Islam.

Di Tajikistan, Rahmon juga disebut sebagai Presiden seumur hidup, karena ia tidak pernah tergantikan sejak 1994 dan selalu terpilih dalam setiap pemilihan. Total Rahmon menang 5 kali berturut-turut dalam pemilu di Tajikistan.

Meskipun sudah cukup mengenal masyarakatnya lebih dari 28 tahun, namun beberapa kebijakan yang dikeluarkan Rahmon selalu mengundang kontroversi.

Tak hanya hijab, Presiden kelahiran 5 Oktober 1952 ini juga pernah menetapkan aturan anti-Islam lain, seperti menggusur ribuan masjid, melarang laki-laki menumbuhkan janggut hingga melarang penggunaan nama berbau Arab dan Islam di negara tersebut.

Kemudian melarang pembentukan partai politik Islam, penggunaan bahasa Arab di sekolah-sekolah hingga larangan penggunaan sepiker masjid untuk mengumandangkan adzan.

Bahkan, di kalender nasional Tajikistan tidak ada warna merah untuk Idulfitri dan Iduladha yang notabene hari besar umat Muslim.

Selain itu, Rahmon dianggap terus berupaya menjadikan Tajikistan negara sekuler sejak ia berkuasa.

Pria yang sempat bertugas di Angkatan Laut Pasifik sejak 1971 hingga 1974 ini disebut ingin mencegah praktik keagamaan dan keyakinan yang ia anggap asing, mengakar dalam kehidupan politik dan sosial di Tajikistan.

Dalam pemerintahan, kekuasaan Rahmon semakin besar. Ia berhasil menyingkirkan semua partai politik oposisi dan menyisakan Partai Komunis Tajikistan.

Partai ini akhirnya menjadi satu-satunya partai politik sah di negara yang berbatasan dengan Uzbekistan, Kirgistan dan Afganistan itu.

Rahmon juga disebut mengontrol ketat gerakan oposisi dan pemberontak di Tajikistan. Ia bahkan bahkan diangkat menjadi Pahlawan Tajikistan sejak 1999.

Mengenal Tajikistan Lebih Dekat

Tajikistan merupakan sebuah negara yang dikelilingi pegunungan, dengan ibu kota Dushanbe.

Melansir Geodata Dunia, lebih dari 90 persen wilayah ini merupakan pegunungan dan tidak memiliki pantai. Sekitar 50 persen wilayah di Tajikistan memiliki ketinggian 3.000 meter di atas permukaan laut.

Tajikistan juga berbatasan dengan Tiongkok/China di timur, Uzbekistan di barat, Kirgistan di utara dan Afganistan di selatan.

Di dunia, Tajikistan terkenal akan pariwisata dan pemandangan alamnya yang indah.

Tajikistan memiliki luas wilayah 144.100 kilometer persegi dengan jumlah penduduk mencapai 10,1 juta jiwa (data United Nation 2023).

Tajikistan terdiri atas etnis Tajik sebesar 84 persen dari total penduduk, etnis Uzbek 13 persen dan etnis lainnya termasuk Kirgistan, Rusia, Turkmenistan, Tatar dan Arab sebanyak 2 persen.

Bahasa yang digunakan di Tajikistan adalah bahasa Tajik dan Rusia. Sementara mata uangnya bernama Somoni. Satu Somoni setara dengan Rp1.534.

Perekonomian negara ini ditopang oleh sektor pertanian, industri, konstruksi dan jasa.

Negara ini juga pernah dilanda perang saudara, tepatnya di periode 1992-1997.

Kemudian di 2022, bentrokan kembali terjadi, antara Kirgistan dan Tajikistan di perbatasan keduanya. Bentrokan ini menewaskan puluhan orang dari kedua negara dan berakhir dengan gencatan senjata.

Editor: Kurniati
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS