PARBOABOA – Katarsis adalah serial web Indonesia yang tayang di platform digital Vidio pada 2020. Serial ini dibintangi oleh Pevita Pearce sebagai karakter utama, yaitu Sarah, seorang psikolog klinis yang mengalami trauma masa kecil dan harus berjuang untuk menghadapi trauma tersebut.
Untuk menghadapi trauma tersebut, Sarah memutuskan untuk kembali ke rumah masa kecilnya dan mencari jawaban atas kejadian tragis yang terjadi pada ayahnya.
Pevita Pearce memberikan penampilan yang kuat dan memukau dalam perannya sebagai Sarah. Ia berhasil menunjukkan sisi yang kuat dan rapuh dari karakter Sarah dengan sangat baik. Selain itu, serial "Katarsis" juga memiliki alur cerita yang menarik dan menggugah emosi penonton.
Dengan menggabungkan unsur drama, psikologi, dan misteri, serial ini berhasil memberikan pengalaman menonton yang mendalam dan membantu memperkuat pemahaman tentang pentingnya menghadapi trauma dalam hidup.
Berikut beberapa fakta menarik tentang serial Katersis. Yuk, simak ulasan selengkapnya di bawah ini!
1. Penampilan yang Berbeda dari Pevita Pearce
Serial yang diadaptasi dari novel dengan judul yang sama ini ditulis oleh Anastasia Aemilia. Katarsis mengisahkan seorang wanita muda yang menjadi satu-satunya saksi dalam aksi pembantaian sadis kedua orang tua angkatnya.
Ia berusaha untuk mengatasi trauma yang dialaminya dengan bantuan seorang psikolog, namun perlahan-lahan psikolog tersebut mengetahui bahwa ada rahasia besar yang disembunyikan oleh Tara.
Dalam serial ini, Pevita Pearce akan menampilkan sosok yang dingin dan akan menunjukkan kemampuan aktingnya yang luar biasa, meskipun ia belum pernah memerankan karakter serupa sebelumnya.
Katarsis merupakan serial pertama bagi Pevita dengan genre yang cukup unik dan jarang ditemukan, yaitu dark comedy thriller.
“Aku personally suka banget dengan genre psyichological thriller. Ketika aku membaca novel Katersis ini, aku merasa ini sangat menarik dan memerankan Tara menjadi salah satu hal yang super fun untukku.†ucap Pevita Pearce saat menghadiri acara private screening Katarsis pada 16 Februari lalu.
Ia juga menambahkan bahwa bekerja sama dengan para profesional yang mencintai bidang mereka sangat membantunya dalam memahami karakter Tara dan memerankannya dengan baik dalam serial Katarsis.
2. Menampilkan Artis Populer dan Ternama
Selain menampilkan Pevita sebagai pemeran utama, serial "Katarsis" juga dibintangi oleh bintang muda dan aktor senior yang sudah tidak asing lagi seperti Slamet Rahardjo, Bront Palarae, Sigi Wimala, Prisia Nasution, Teuku Rifnu Wikana, Ratu Felisha, Shareefa Daanish, dan Kiki Narendra.
Tidak heran jika para penonton akan terhanyut dalam cerita dan terpukau dengan penampilan akting mereka yang begitu memukau.
3. Penggambaran Karakter yang Detail
Serial Katarsis yang disutradarai oleh Randolph Zaini ternyata juga memiliki berbagai hal menarik lainnya. Mulai dari jalan cerita yang menarik dan menegangkan hingga penggambaran detail karakternya, semuanya disiapkan dengan sangat matang.
Para karakter dalam serial ini memiliki warna yang berbeda untuk menggambarkan kepribadian dan wataknya masing-masing. Misalnya, sosok Alfons (Bront Palarae) menggunakan warna biru, Jenny (Prisia Nasution) dengan warna hijau, dan Heru (Slamet Rahardjo) yang berwarna ungu.
4. Suasana Shooting yang Seru
Meskipun serial "Katarsis" mengusung genre dark comedy thriller dengan karakter yang cukup kompleks, suasana di lokasi syuting ternyata tidak seperti yang dibayangkan. Dalam waktu kurang dari 60 hari, sutradara selalu berusaha menciptakan suasana yang menyenangkan.
Ia bahkan memberikan perhatian khusus melalui diskusi singkat dengan masing-masing pemain sebelum melakukan pengambilan gambar. Dalam serial ini, para aktor tidak hanya dianggap sebagai pemain, tetapi juga kolaborator yang sangat penting dalam mengembangkan jalan cerita.
5. Aksi Menegangkan dari Aktor Slamet Rahardjo
Slamet Rahardjo adalah seorang sutradara, penulis, dan aktor senior yang sudah cukup terkenal di industri kreatif Indonesia. Namun, pengalaman pertamanya dalam melakukan aksi menegangkan yang cukup berat dan tak mudah adalah saat ia terlibat dalam serial Katarsis.
Sejak awal proses pengambilan gambar, Slamet harus langsung berhadapan dengan lawan mainnya, Pevita Pearce, dalam melakukan berbagai adegan mencekik dan menendang yang membutuhkan kekuatan fisik.
Meski begitu, Slamet merasa senang dapat berpartisipasi dalam serial ini dan berkesempatan berakting dalam genre yang berbeda dari sebelumnya. Slamet juga menyampaikan bahwa adaptasi dari novel ke dalam film dapat menghadirkan kejutan tersendiri baik bagi penulis maupun para penikmatnya.
Ia mengatakan bahwa perbedaan antara sastra dan film adalah bahwa sastra menceritakan cerita, sedangkan film menggambarkan cerita secara visual. Dan hal ini tentu dapat menghasilkan pengalaman yang berbeda bagi penikmat karya tersebut.
Slamet juga mengungkapkan pandangannya mengenai genre yang diusung oleh Katarsis. Ia mengatakan bahwa puncak dari tragedi adalah komedi, dan puncak dari komedi adalah tragedi.
Dalam kesempatan ini, Slamet Rahardjo membuktikan bahwa meski sudah memiliki pengalaman yang cukup panjang di dunia kreatif, ia tetap terbuka untuk mencoba hal-hal baru dan berkarya dalam genre yang berbeda. Hal ini menjadi inspirasi bagi banyak orang di industri kreatif untuk terus berinovasi dan mengeksplorasi potensi diri mereka.
Demikianlah beberapa fakta menarik tentang serial Katersis yang dibintangi oleh Pevita Pearce. Semoga penjelasan di atas bermanfaat ya!
