FKUI: 4 Faktor Penyebab Lansia Mencapai Usia 100 Tahun

Usia Lansia Indonesia Mencapai 100 Tahun (Foto:Instagram/@lansia.lari)

PARBOABOA, Jakarta - Setiap orang menginginkan umur panjang. Ini terbukti ketika seseorang merayakan ulang tahun, doa yang paling sering diucapkan adalah agar mereka diberi panjang umur.

Di Indonesia, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) baru-baru ini mengidentifikasi empat faktor utama yang memungkinkan para lanjut usia (lansia) mencapai usia 100 tahun.

Dalam penelitian yang bertajuk Healthy Aging and Longevity (Halo) Project, FKUI bekerja sama dengan Economic Research Institute of ASEAN and East Asia (ERIA).

Penelitian ini dilakukan di Gili Iyang, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur (Jatim), dan Dusun Miduana, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat (Jabar), yang memiliki populasi lansia sehat hingga berusia 100 tahun.

Para peneliti menemukan kesamaan faktor yang memungkinkan lansia di kedua wilayah tersebut mencapai usia lanjut.

Kedua wilayah ini memiliki geografi dan cuaca yang sangat berbeda. Gili Liang dengan iklim panas karena merupakan pulau kecil.

Sementara Dusun Miduana dengan iklim yang lebih dingin karena berada di dataran tinggi.

Namun, tim peneliti menemukan kesamaan yang sangat penting.

Ketua Tim Peneliti Halo Project, Prof. Septelia Inawati Wanandi, pada Kamis (11/07/2024), menjelaskan bahwa ada kesamaan dalam gaya hidup, aktivitas fisik, psikologis, dan sosial ekonomi lansia di kedua wilayah ini.

Menurutnya, faktor-faktor ini sangat mempengaruhi panjang usia seseorang serta kondisi fisik yang sehat dan tetap aktif.

Guru Besar Biokimia dan Biologi Molekuler FKUI itu juga menyebutkan bahwa lansia di kedua wilayah tersebut masih aktif dalam kegiatan sehari-hari.

Mereka, paparnya, aktif sejak muda, masih mandiri dalam beraktivitas, serta tetap beraktivitas meski merasakan sedikit rasa sakit.

Di bidang sosial ekonomi, tambahnya, para lansia tetap menjaga hubungan dengan keluarga dan orang-orang di sekitarnya.

Sehingga mereka mendapatkan perawatan yang baik dari orang di sekitar serta senantiasa melakukan aktivitas religius.

Lebih lanjut, Septelia mengungkapkan faktor lain adalah lingkungan.

Ia menjelaskan bahwa para lansia merasa nyaman dengan lingkungan tempat mereka tinggal, serta mengetahui nilai positif dan negatif dari lingkungan tersebut.

Faktor terakhir, sambungnya, adalah nutrisi. Ia menyebut bahwa para lansia di Gili Iyang dan Dusun Miduana sama-sama mengonsumsi makanan yang sehat, segar, dan bersumber langsung dari alam.

Di Gili Iyang, para lansia biasanya mengkonsumsi nasi jagung, ikan laut, dan daun kelor.

Lebih lanjut menurutnya, diperlukan studi molekuler untuk meneliti faktor genetik dan biologis sebagai pendekatan kedokteran yang presisi pada populasi panjang usia, penuaan aktif, dan sehat di Indonesia.

Sementara itu, Dekan FKUI Prof. Ari Fahrial Syam menyatakan bahwa penelitian ini merupakan upaya penting untuk menciptakan generasi lansia yang panjang umur dan sehat.

Ke depan, lanjutnya, penelitian ini akan dilanjutkan untuk mengeksplorasi apakah ada faktor genetik yang turut berperan.

Dengan demikian, di masa yang akan datang, temuan ini dapat diterapkan di berbagai daerah lain di Indonesia.

Tujuannya, jelasnya, supaya hal-hal positif yang didapat dari penelitian tersebut bisa diterapkan di tempat lain.

10 Provinsi Masyarakat Panjang Umur

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata angka harapan hidup (AHH) penduduk Indonesia meningkat 0,1 tahun menjadi 73,6 tahun pada 2022.

Angka ini terus meningkat sebesar 0,1 setiap tahunnya.

Secara keseluruhan, pada tahun 2022, umur masyarakat Indonesia berkisar antara 60 hingga 70 tahun.

AHH adalah hasil perkiraan yang didasarkan pada data sensus yang dilakukan di setiap negara.

Di Indonesia, data ini mengacu pada hasil Sensus Penduduk (SP) 2020 yang memperlihatkan tingkat kelahiran, kematian, dan perubahan penduduk.

AHH berguna untuk memperkirakan umur rata-rata seseorang sejak ia lahir dan menjadi matriks penilaian kesehatan masyarakat Indonesia.

Selain itu, data BPS juga menunjukkan AHH masyarakat di setiap daerah. Hasilnya, terdapat 10 provinsi dengan masyarakat yang memiliki angka harapan hidup tertinggi.

1. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)

 - Laki-laki: 73,22 tahun

- Perempuan: 76,93 tahun

2. Kalimantan Timur

- Laki-laki: 72,80 tahun

- Perempuan: 76,52 tahun

3. Jawa Tengah

- Laki-laki: 72,71 tahun

- Perempuan: 76,53 tahun

4. Jawa Barat

- Laki-laki: 71,77 tahun

- Perempuan: 75,48 tahun

5. DKI Jakarta

- Laki-laki: 71,45 tahun

- Perempuan: 75,22 tahun

6. Kalimantan Utara

- Laki-laki: 70,70 tahun

- Perempuan: 74,54 tahun

7. Bali

- Laki-laki: 70,69 tahun

- Perempuan: 74,53 tahun

8. Sulawesi Utara

 - Laki-laki: 70,16 tahun

 - Perempuan: 74,04 tahun

9. Riau

 - Laki-laki: 70,03 tahun

 - Perempuan: 73,90 tahun

10. Jawa Timur

- Laki-laki: 69,81 tahun

- Perempuan: 73,71 tahun

Editor: Norben Syukur
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS