PARBOABOA, Jakarta – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin melaporkan jumlah temuan kasus gangguan gagal ginjal akut progresif atipikal (GGAPA) di Tanah Air mencapai 325 orang per Selasa (1/11/2022).
"Jadi data per kemarin yang kita bisa monitor, ada 325 kasus ginjal akut di seluruh Indonesia. Dan memang ada konsentrasi di beberapa provinsi tertentu, khsuusnya di daerah Sumatera Utara, daerah Jawa bagian barat dan timur, dan juga daerah Sulawesi Selatan," kata Budi dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR, Rabu (2/11/2022).
Ia merinci berdasarkan usia, GGAPA terbanyak ditemukan pada anak usia 1-5 tahun yakni 169 kasus. Disusul 75 kasus pada anak usia kurang dari setahun, 42 kasus dari anak usia 6-10 tahun, dan 39 kasus pada anak usia 11-18 tahun.
"Dan kasus meninggalnya sekarang 178 dari 325 kasus, sekitar 54 persen. Ini sudah menurun dari kondisi sebelumnya yang sempat mencapai hampir 60 persen," jelasnya.
Lebih lanjut, Budi mengklaim bahwa terjadi penurunan temuan kasus konfirmasi dan kematian GGAPA di Indonesia usai Kemenkes menyetop sementara penjualan dan penggunaan obat dalam sediaan cair atau sirup pada 18 Oktober lalu.
Kemenkes juga telah memberikan obat penawar atau antidotum dengan merek Fomepizole kepada pasien. Budi menyebut pemberian obat itu cukup efektif pada pasien yang ada di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSPUN) Dr Cipto Mangunkusumo atau RSCM Jakarta.
Budi juga memastikan pembiayaan pasien GGAPA di fasilitas kesehatan ditanggung oleh pemerintah alias gratis untuk pasien.
"Jadi kondisi sampai sekarang, dari jumlah kasus baru maupun kematian sudah turun secara drastis," pungkasnya.