PARBOABOA, Medan – Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini sempat volatile namun cenderung bergerak flat di sesi perdagangan kedua.
IHSG bergerak sideways di kisaran level psikologis yaitu di angka 6.900. Sebelum akhirnya ditutup menguat 0.34 persen di level 6.921,55.
Kinerja IHSG pada perdagangan awal pekan ini bergerak seirama dengan kinerja bursa di Asia pada umumnya.
Pengamat Ekonomi Sumatera Utara, Gunawan Benjamin mengatakan mata uang Rupiah justru berada di zona merah selama sesi perdagangan berlangsung.
“Mata uang Rupiah bahkan terpantau nyaris menyentuh 16.300 pada perdagangan hari ini. Sebelum akhirnya mata uang Rupiah ditutup melemah di level 16.275 per US Dollar,” ujar Gunawan Benjamin kepada PARBOABOA, Senin (10/06/2024).
Menurut Gunawan Benjamin, pasar keuangan selama sesi perdagangan berada dalam tekanan seiring dengan memburuknya indeks kepercayaan konsumen tanah air yang turun menjadi 125.2.
Di sisi lain, rilis data ekonomi Jepang yang mengalami kontraksi turut menambah tekanan pada pasar keuangan di Asia. Ekonomi Jepang terkontraksi 1.8 persen di kuartal pertama tahun 2024.
Di sisi lain, harga emas ditransaksikan menguat 2.295 US Dollar per ons troy nya. Harga emas juga terpantau berkonsolidasi di kisaran 2.300 US Dollar per ons troy nya. Jika dirupiahkan harga emas saat ini ditransaksikan berkisar 1.2 juta per gram nya.
Sebelumnya, Gunawan Benjamin mengungkapkan, data ketenagakerjaan Amerika Serikat (NFP/Non Farm Payroll) di akhir pekan kemarin kian membuktikan bahwa ekonomi AS masih cukup kuat sehingga memudarkan ekspektasi penurunan bunga acuan.
Dan di pekan ini, fokus perhatian pasar akan tertuju pada rilis data inflasi inti maupun inflasi secara umum di AS.
Sejauh ini, inflasi inti diproyeksikan akan lebih melandai di bulan Mei (3.5%), dan akan relatif stabil untuk inflasi umum yang diproyeksikan 3.4 persen.
Selanjutnya, di pekan ini akan ada kebijakan penetapan bunga acuan oleh Bank Sentral AS. “Ada pidato terkait dengan kondisi ekonomi oleh The FED. Dan ada banyak agenda ekonomi lainnya,” katanya.
“Namun saya mengkhawatirkan bahwa dengan rilis data ekonomi AS yang sebelumnya menunjukkan bahwa ekonomi AS masih cukup kuat, maka proyeksi pemangkasan suku bunga akan kembali berubah,” tambahnya.
Spekulasi akan mengarah pada kemungkinan pemangkasan bunga acuan pada bulan September. Atau bahkan tidak mengalami penurunan bunga acuan di tahun ini.
Mata uang Rupiah yang berpeluang untuk mengalami kerugian terlebih dahulu. Pada perdagangan awal pekan ini, sejumlah indikator dari ekonomi AS menunjukkan adanya kenaikan pada imbal hasil US Treasury dan USD Index.
Pada perdagangan pagi ini, mata uang Rupiah kembali ditransaksikan melemah di kisaran level 16.285 per US Dollar.
Jika rilis data inflasi AS serta The FED memberikan sinyal pemulihan ekonomi. Rupiah masih akan mengalami tekanan dan berkonsolidasi di kisaran 16.300 per US Dollar di pekan ini.
Sementara itu, IHSG dibuka menguat di level 6.906. namun sayang, IHSG justru berbalik melemah di kisaran level 6.882.
Kinerja IHSG dikhawatirkan tidak akan seirama dengan bursa di Asia yang bergerak mixed di awal pekan ini.
IHSG diproyeksikan juga berpeluang bergerak dalam rentang 6.800 hingga level 6.930 di pekan ini. Situasinya memaksa pasar keuangan tanah air lebih condong bergerak di zona merah.
Seiring dengan spekulasi kebijakan ekonomi AS yang cenderung menguntungkan US Dollar dan merugikan bursa di kawasan Asia.
Sementara itu, harga emas dunia pada perdagangan pagi ini juga melemah di level 2.294 US Dollar per ons troy nya.
Pada dasarnya emas memiliki kesempatan untuk setidaknya bertahan di level yang sama. Seiring dengan kian memanasnya tensi geopolitik dunia.
Di mana ada potensi eskalasi perang meluas. Namun, pasar akan mencermati kebijakan dari Bank Sentral AS sebelum memutuskan kebijakan investasi selanjutnya.