Harga Bahan Pokok Meningkat Drastis Sehari Jelang Ramadhan 2024

Ilustrasi harga bahan pokok yang meningkat drastis di pasar tradisional. (FOTO: PARBOABOA/Fika)

PARBOABOA, Medan – Pemerintah menetapkan bulan Ramadhan dimulai pada 12 Maret 2024. Pada bulan suci ini, harga kebutuhan pokok biasanya mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Peningkatan harga ini seringkali terjadi pada pertengahan hingga akhir bulan Ramadhan. 

Namun saat ini, sehari sebelum memasuki bulan suci Ramadhan kali ini, sejumlah harga kebutuhan pokok di Sumatera Utara justru mengalami peningkatan yang signifikan. Pantauan PARBOABOA di pasar induk Lau Cih Medan, produk tomat dimana akhir pekan lalu sempat bertengger diharga 15 sampai 18 ribu rupiah per kilogramnya, hari ini Senin (11/03/2024) mengalami kenaikan di angka 25 ribu rupiah per kilogramnya. 

Cabai merah misalnya, sebelumnya bertahan di angka 60 ribuan rupiah per kilogramnya, sehari sebelum Ramadhan menyentuh harga 85 ribu rupiah per kilogramnya. 

Pembeli yang dijumpai di Pasar Lau Cih, Risma Nainggolan kepada PARBOABOA mengeluhkan harga yang semakin hari semakin naik, Khususnya sehari menjelang Ramadhan. Ia mengaku sudah mengerti akan adanya kenaikan harga bahan pangan, namun tidak secepat sekarang ini. 

“Sebulan sebelum Ramadhan udah mulai naik mulai dari beras sampai gula. Ini sehari sebelum Ramadhan malah makin naik, gimana lagi nanti menjelang Idul Fitri. Kayaknya makin nggak jelas harga-harga ini,” ujarnya. 

Risma mengungkapkan betapa mahalnya harga-harga sejumlah bahan pangan. Ibu rumah tangga yang menjual sayur mayur dan kebutuhan pangan di depan rumahnya itu mengaku resah dengan kondisi harga saat ini. 

Betapa tidak, selain dirinya para pelanggan yang biasa berbelanja di tempatnya pun mengeluhkan kenaikan harga bahan pangan yang terjadi hampir setiap hari. 

“Setiap hari ada aja yang naik, cabe lah, ayam lah, telur lah, beras lah, bagaimana lah ini. Saya bukan cuma untuk jualan aja, tapi untuk makan di rumah juga,” keluhnya. 

Pengamat Politik Sumatera Utara, Gunawan Benjamin mengatakan dari pantauannya bahwa kenaikan harga cabai merah tidak diiringi dengan kualitasnya. Biasanya, di harga 85 ribuan per kilogram, cabai merah yang dijual memiliki kualitas yang cukup bagus. 

Sedangkan, kualitas cabai merah yang dijual hari ini dengan harga 85 ribuan rupiah per kilogramnya memiliki kualitas di bawahnya. Selain cabai merah, cabai rawit juga mengalami kenaikan harga sekitar 50 ribu rupiah per kilogramnya. 

Sementara itu, harga daging sapi dari pedagang besar mengalami kenaikan sekitar 2 ribu rupiah per kilogramnya. Namun pada pedagang pengecer, harga daging sapi tidak banyak mengalami perubahan yaitu dalam kisaran 120 hingga 135 ribu rupiah per kilogram nya. 

“Kalaupun ada beberapa pedagang pengecer yang menjual lebih tinggi sifatnya relatif dan sementara, hanya momentum saja,” ucapnya. 

Menurut Gunawan Benjamin, kenaikan harga yang terjadi pada beberapa komoditas pangan khususnya hortikultura dikarenakan pada akhir pekan khususnya di hari Minggu tidak banyak petani yang melakukan aktivitas berladang. 

Sehingga kenaikan harga ini dianggap wajar. Mengingat awalnya ekspektasi masyarakat awal Ramadhan akan jatuh pada hari Senin berdampak pada pasokan sejumlah bahan pangan hortikultura menjadi menurun. Padahal, pada sisi permintaan di awal pekan ini justru semakin tinggi. 

Diketahui, harga daging ayam potong sampai saat ini masih bertahan bertengger cukup tinggi yaitu di kisaran 36 sampai 40 ribu rupiah per kilogramnya. Walau begitu, permintaan akan daging ayam potong ini tetap tinggi. Hal ini diperkirakan karena banyaknya kebutuhan rumah tangga dalam rangka menghadapi bulan Ramadhan ini. 

Di sisi lain, Gunawan Benjamin mengingatkan pemerintah agar tetap waspada akan adanya kemungkinan kenaikan harga beras beberapa minggu ke depan. Pasalnya, musim panen yang akan datang dipastikan nyatanya tidak membuat harga gabah di Sumatera Utara mengalami penurunan.

Menurutnya, yang bisa dilakukan untuk meredam potensi kenaikan harga beras ada di tangan Bulog. Jika cadangan beras pemerintah yang merupakan stok Bulog masih ada sekitar 20 ribu ton per bulan, dinilainya tidak akan mencukupi untuk meredam kenaikan harga. 

“Paling enggak 30 ribu ton per bulan atau sekitar 100 ribu ton tambahan stok dalam satu tahun ke depan ini,” tandasnya.

Editor: Fika
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS