PARBOABOA, Medan – Satu hari sebelum Idulfitri 2024, beberapa pasar tradisional ramai dikunjungi para ibu rumah tangga yang akan mempersiapkan perayaan lebaran. Rata-rata para pembeli berbelanja untuk mempersiapkan hidangan istimewa khas Idulfitri.
“Hari ini cuma nambahin sedikit aja. Kemarin sudah beli semua bahan,” ucap Annisa kepada PARBOABOA, Selasa (09/04/2024).
Wanita berhijab hijau muda itu ketika ditemui di Pasar Melati Medan mengaku sudah berbelanja segala keperluan untuk mempersiapkan Idulfitri beberapa hari sebelumnya.
Akan tetapi, hari ini ia berbelanja lagi ke pasar karena ternyata ada beberapa bahan yang kurang.
“Sebelumnya daging, ayam potong, ayam kampung dan lainnya sudah kak. Ini cuma menambahi apa yang kurang saja, kayak bumbu gitu lah,” katanya.
Lain Anissa lain pulak Sumiati. Seorang perempuan lanjut usia yang ditemui saat mengantri kelapa parut mengaku belum berbelanja apapun untuk keperluan lebaran.
Di hari sebelum lebaran inilah dia akan membeli semua keperluan untuk memasak makanan khas perayaan Idulfitri.
“Biasalah, opor ayam, rendang, lontong sayur, ketupat pulut, macamlah,” tuturnya.
Menurutnya, belanja di hari sebelum lebaran adalah hal biasa yang dilakukannya. Pasalnya, bahan makanan idealnya dibeli kemudian langsung diproses. Sehingga, makanan yang tersaji di esok harinya masih berkualitas tinggi.
Namun, sebelum berbelanja, untuk bebeapa bahan seperti ayam kampung, daging sapi dan ayam potong dan kelapa sudah lebih dulu dipesannya dari penjual langganan di pasar ini.
“Harus dipesan dulu beberapa hari sebelumnya, jadi pas kita datang sudah tinggal ambil. Nggak perlu menunggu lama. Macam kelapa parut inilah, kalau nggak dipesan dulu, bisa kehabisan,” jelasnya.
Salah seorang pedagang ayam kampung di Pasar Tradisional Jangka di kawasan Jalan Ayahanda, Suhanda, mengaku sudah menerima pesanan beberapa hari sebelumnya. Mengingat, sesuai pengalaman dari tahun-tahun sebelumnya, penjualan ayam kampung menjelang lebaran sangat tinggi.
Pada hari biasanya, Suhanda hanya bisa menjual sepuluh sampai lima belas ekor ayam kampung. Namun, sehari sebelum lebaran permintaan akan ayam kampung semakin tinggi. Bahkan bisa mencapai 100 ekor lebih dalam sehari penjualan.
“Kan pada masak opor ayam mungkin, atau gulai ayam jadi makin banyak lah yang pesan,” ucapnya.
Sementara untuk harganya, seekor ayam kampung pada hari biasa dijual di harga 60 sampai 65 ribu rupiah. Sedangkan menjelang Idulfitri kali ini, harga seekor ayam kampung dijual di harga 75 ribu rupiah.
Kenaikan harga yang cukup signifikan ini menurut Suhanda sangat wajar. Pasalnya, berbeda dengan ayam potong biasa, ayam kampung tidak diternakkan secara besar-besaran. Sehingga stok sangat terbatas. Tingginya permintaan menjelang Idulfitri membuat harga ikut naik, tentunya masih dalam batas normal.
Andi seorang penjual kelapa parut di Pasar Melati mengaku sudah menerima pesanan 100 butir kelapa. Sedangkan pada pukul 12 siang, ia sudah menjual lebih dari 150 butir kelapa untuk diparut.
Selain daging sapi, ayam potong, ayam kampung dan sebagainya yang permintaannya selalu tingi menjelang lebaran, kelapa parut juga menjadi incaran. Pasalnya, santan yang merupakan hasil dari kelapa yang diparut adalah bahan utama dalam pembuatan rendang, opor dan lontong sayur.
Harga per butir kelapa parut yang dijual Andi cukup bervariasi. Mulai dari enam sampai sembilan ribu rupiah per butirnya. “Harganya beda-beda karena ukuran sama kualitasnya kak, yang paling mantap ya yang sembilan ribu lah,” tuturnya.
Andi mengaku, sejak sehabis sahur ia sudah mulai memarut kelapa pesanan. Sehingga saat mulai menjelang pukul 10 pagi, ia sudah menerima parutan kelapa yang dibeli langsung oleh pelanggan.
“Dari habis sahur udah begini kak, kakak tengok ajalah banyak yang antri. Kalau yang pesanan udah semua diambil tadi,” tandasnya.
Meningkatnya pemesanan kelapa parut menjelang lebaran memang selalu terjadi setiap tahunnya. Diketahui, memasak satu kilo daging sapi untuk direndang biasanya menggunakan santan dari dua sampai tiga butir kelapa.