PARBOABOA, Jakarta - Tiga orang anak yang merupakan warga DKI Jakarta meninggal dunia karena terkena penyakit hepatitis yang muncul secara misterius. Sebelum meninggal, ketiga anak ini sempat menjalani perawatan secara terpisah di RSPUN Dr Ciptomangunkusumo, Jakarta dalam kurun waktu 2 minggu terakhir hingga 30 April 2022. Kasus kematian ketiganya kemudian dikait-kaitkan dengan vaksin Covid-19.
Namun Prof Zubairi Djoerban yang merupakan Pakar kesehatan sekaligus Ketua Satuan Tugas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyangkal hal tersebut dan mengatakan keterkaitan vaksin Covid-19 dengan penyakit ini tidak didukung oleh data, terlebih lagi anak-anak yang dilaporkan terkena hepatitis misterius ini belum menerima suntikan vaksin Covid-19.
"Hipotesis ini tidak didukung data, karena sebagian besar anak-anak yang terkena hepatitis misterius ini justru belum menerima vaksinasi COVID-19," kata Zubairi Djoerban melalui akun Twitter pribadinya, Selasa (3/5).
Djoerban kemudian menjelaskan anak-anak yang terkena hepatitis misterius ini mengalami gejala masalah gastrointestinal terlebih dahulu, diikuti penyakit kuning. Dari hasil tes laboratorium, anak-anak tersebut menunjukkan tanda-tanda peradangan hati parah. Namun sebagian besar anak tidak mengalami demam.
Dia menambahkan jika saat ini ada 228 kasus dugaan hepatitis misterius pada anak dari 20 negara. Dengan 50 kasus tambahan sedang diselidiki.
"Tersangka utama sementara ini diduga Adenovirus 41 (CDC)," lanjutnya.
Sementara itu, hepatitis ini disebut misterius karena penyebab hepatitis ini belum diketahui secara pasti dan tipe ini dipastikan negatif hepatitis tipe A, B, C, D, dan E yang sudah ada sebelumnya.
Sementara penyebab hepatitis ini belum diketahui, Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi mengimbau agar masyarakat berhati-hati, namun tetap tenang. Saat ini, Kemenkes tengah melakukan investigasi penyebab kejadian hepatitis akut ini melalui pemeriksaan panel virus secara lengkap.
"Jika anak-anak memiliki gejala kuning, sakit perut, muntah-muntah dan diare mendadak, buang air kecil berwarna teh tua, buang air besar berwarna pucat, kejang, penurunan kesadaran agar segera memeriksakan anak ke fasilitas layanan kesehatan terdekat," tutur dr. Nadia.