PARBOABOA, Siantar – Tsunami baru saja melanda wilayah Tonga, negara di kawasan Pasifik pada Sabtu (15/1). Insiden ini terjadi sehari setelah letusan gunung api di bawah laut Hunga Tonga-Hunga Ha’apai.
Menurut rekaman video dari NZ Herald, air laut menyapu sejumlah rumah dan gereja hingga membanjiri ibu kota Nuku’alofa. Sejauh ini belum ada kabar soal korban jiwa atau luka.
Gelombang tsunami ini juga membuat Raja Tonga Tupou VI dievakuasi dari istana kerajaan ke sebuah vila di Mata Ki Eua. Proses evakuasi tersebut didampingi oleh polisi dan tentara.
Polisi dan otoritas setempat telah menyarankan semua warga untuk mengevakuasi diri ke tempat yang lebih tinggi. Pihak berwenang pun pun telah membunyikan sirine peringatan.
Tonga kini dalam kondisi gelap gulita dengan banyaknya abu yang berjatuhan. Bahkan, orang-orang dapat melihat kilat di awan yang tertutup abu. Hal itu terlihat dari postingan video dari seorang warga setempat.
"Hujan abu dan kerikil kecil, kegelapan menyelimuti langit," posting Dr Faka'iloatonga Taumoefolau di Twitter.
Sebelumnya, peringatan tsunami sudah dikeluarkan untuk kawasan Kepulauan Pasifik, Selandia Baru, dan Australia. Penduduk daerah dataran rendah didesak untuk pindah ke tempat yang lebih tinggi.
Badan Manajemen Darurat Nasional Selandia Baru pun mengirimkan peringatan Penasihat Nasional untuk memberitahukan aktivitas tsunami.
"Kami memperkirakan wilayah pesisir Selandia Baru di pantai utara dan timur Pulau Utara dan Kepulauan Chatham akan mengalami arus kuat dan tidak biasa serta gelombang tak terduga di pantai," ujarnya.
Angkatan Pertahanan Selandia Baru mengatakan sedang memantau situasi di Tonga dan siap membantu jika diminta oleh Pemerintah Tonga. Sejauh ini belum ada permintaan yang dibuat.
Tsunami itu merupakan dampak lanjutan dari letusan gunung api bawah laut Hunga Tonga-Hunga Haʻapai, setelah sebelumnya abu, uap, dan gas menyembur hingga 17 Km ke udara. Abu vulkanik itu bahkan mencapai ibu kota Tonga.