PARBOABOA, Jakarta – Ketua Unit Kerja Koordinasi Endokrinologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Muhammad Faizi, mengatakan bahwa angka diabetes melitus pada anak makin meningkat, baik itu di dunia maupun Indonesia.
Di Indonesia, sebanyak 1.645 anak dari 13 kota tercatat mengidap diabetes melitus. Dari angka tersebut, Faizi menyebut bahwa sebanyak 90 persen anak mengidap diabetes melitus tipe-1. Sementara 10 persen lainnya mengidap diabetes melitus tipe-2.
"Paling banyak diabetes tipe 1, kalau tipe 2 itu ada sekitar 9-10 persennya," kata Faizi saat dihubungi, Senin (6/2/2023).
Diabetes tipe 1 memang umum menyerang anak-anak dan merupakan bawaan penyakit sejak lahir. Penyakit ini disebabkan oleh reaksi autoimun yang menyerang sel pankreas yang memproduksi insulin, sehingga insulin yang dihasilkan tidak cukup. Oleh karena itu, penderita diabetes melitus tipe ini memerlukan terapi insulin seumur hidup.
"Bahkan yang baru lahir, itu sudah kena diabetes. Bayi enam bulan kena diabetes di data kita itu ada," kata dia.
Menurut Faizi, kasus diabetes mellitus tipe satu pada anak meningkat sebanyak 70 kali lipat sejak tahun 2010 hingga 2023.
Pada tahun 2010 prevalensi kasus diabetes mellitus terhadap anak di Indonesia hanya 0,028 per 100 ribu jiwa. Kemudian, pada tahun 2023 prevalensi kasus diabetes melitus menjadi 2 per 100 ribu jiwa.
“Ini hanya laporan dari 13 kota, tentu Indonesia luas sekali jadi lebih banyak lagi. Ini peningkatan dari 2010 sampai 2023 saja. Kalau kita hitung 70 kali lipat itu. Tapi sebenarnya riilnya itu lebih besar,” ungkapnya.
Kemudian, anak yang paling banyak mengidap diabetes mellitus berjenis kelamin perempuan dengan 59,3 persen dan laki-laki 40,7 persen. Adapun kasus diabetes mellitus paling banyak menyerang anak berusia 10-14 tahun yakni 46 persen. Kemudian, anak usia 5-9 tahun dengan 31,05 persen.
“Anak usia 0-4 tahun itu 19 persen. Anak di atas usia 14 tahun itu tiga persen,” sebut Faizi.
Sementara diabetes tipe 2 disebabkan oleh kelenjar pankreas yang tak mampu mencukupi kebutuhan insulin pada tubuh. Akibatnya, insulin tidak berfungsi dengan optimal. Faizi menyebut, diabetes tipe 2 umumnya menyerang anak mulai usia 14 tahun,
Meski demikian, Faizi menyebut data kasus diabetes pada anak memang terus mengalami peningkatan yang signifikan. Bahkan, kemungkinan kasus diabetes jauh lebih tinggi dari angka yang terdata saat ini.
Menurut Faizi, banyak orang tua yang tak sadar bahwa anaknya terkena diabetes. Tak sedikit juga orang tua yang baru membawa anaknya ke rumah sakit saat kondisinya sudah memburuk hingga koma.
"Sering 60-70 persen orang tua membawa anaknya sudah parah. Sudah sesak, sudah tidak sadar, darahnya asam sekali, dan bahkan biasanya sudah koma," kata Faizi.
Untuk itu, Faizi mengingatkan agar para orang tua lebih memperhatikan kondisi anaknya. Terutama anak-anak dengan kelebihan berat badan. Sebab, anak dengan berat badan berlebih bisa terkena diabetes tipe 2 yang seharusnya bisa dihindari.
"Anak-anak obesitas, itu paling banyak diabetes tipe 2. Makanya orang tua juga harus aware, harus lebih perhatian," katanya.