PARBOABOA, Medan – Mayoritas bursa di Asia berbalik menguat setelah sempat mengalami tekanan pada sesi perdagangan pagi.
Di sisi lainnya, kinerja Dollar AS juga terpantau melemah terhadap banyak mata uang di Asia.
Pengamat Ekonomi Sumatera Utara, Gunawan Benjamin mengatakan spekulasi yang berkembang di antara pelaku pasar pada hari ini adalah data inflasi Amerika Serikat akan bergerak melandai.
Hal ini diperkirakan akan menjadi kabar baik bagi pasar keuangan global.
Spekulasi tersebut telah mendorong penguatan pada mata uang Rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Rupiah yang sempat melemah di sesi pembukaan perdagangan justru berbalik arah, dan ditutup menguat di level 16.370 per Dollar AS.
Selama Sesi perdagangan pada hari ini, mata uang Rupiah sempat tertekan di area 16.420 per Dollar AS dan sempat bergerak sangat volatile sebelum akhirnya ditutup menguat.
Sementara itu, kinerja IHSG menjadi salah satu yang terbaik di Asia. IHSG yang sedari awal perdagangan dibuka menguat, konsisten di zona hijau dan ditutup naik 1.37 persen di level7.063,58.
Asing membukukan transaksi jual bersih senilai 275 miliar. IHSG kembali melanjutkan tren positif, meskipun memicu kekhawatiran terjadinya koreksi teknikal.
Secara keseluruhan, pasar keuangan masih dibayangi koreksi besar jika rilis data inflasi AS nantinya justru menunjukkan bahwa ekonomi AS belum membutuhkan pemangkasan bunga acuan.
Kondisi seperti itu juga berpeluang memicu terjadinya tekanan pada harga emas.
Harga emas pada perdagangan sore ditransaksikan di level 2.329 US Dollar per ons troy nya atau sekitar Rp1.230 juta per gram nya.
Sebelumnya, Gunawan Benjamin menuturkan data pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal pertama tumbuh sebesar 1.5 persen (quartal to quartal), atau masih sesuai dengan ekspektasi pasar.
“Sementara data penjualan barang tahan lama tumbuh 0.1 persen atau lebih baik dari proyeksi sebelumnya di bulan Mei tumbuh -0.1 persen,” jelas Gunawan Benjamin kepada PARBOABOA, Jumat (28/06/2024).
Menurut Gunawan Benjamin, secara keseluruhan data ekonomi AS menunjukkan bahwa fundamental ekonomi AS masih cukup solid.
Mayoritas bursa di Asia terpantau bergerak menguat, demikian halnya dengan IHSG yang juga terpantau mengalami penguatan di sesi pembukaan perdagangan.
IHSG dibuka menguat di level 6.989. Secara teknikal, IHSG sudah mulai mengalami jenuh beli dan sangat rentan untuk terkoreksi di saat berada di level psikologis 7.000.
IHSG berpeluang untuk berkonsolidasi terlebih dahulu di level 7.000 untuk sementara waktu. Di sisi lain, Rupiah masih mengalami tekanan dan ditransaksikan di kisaran level 16.410 per Dollar AS.
Jelang rilis data inflasi AS yang akan dipublikasikan pada malam nanti, pelaku pasar akan dibayangi kekhawatiran akan kemungkinan rilis data inflasi yang melebihi perkiraan.
Pelaku pasar akan sangat berhati-hati jelang rilis data inflasi tersebut. Karena data tersebut akan menentukan strategi investasi pelaku pasar.
Bukan hanya di pasar keuangan, termasuk juga transaksi di komoditas lain seperti emas.
Harga emas pada perdagangan pagi tadi ditransaksikan relatif stabil di kisaran 2.320 US Dollar per ons troy nya.
Pelaku pasar seakan bersikap wait and see jelang rilis data penting tersebut.