PARBOABOA, Medan – Pada hari ini tidak ada agenda ekonomi yang sebenarnya bisa begitu memberikan tekanan terhadap mata uang Rupiah ataupun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Pengamat Ekonomi Sumatera Utara, Gunawan Benjamin mengatakan sejumlah indikator keuangan menunjukkan bahwa pasar keuangan di tanah air relatif bergerak stabil pada perdagangan hari ini.
Namun, nyatanya kinerja mata uang Rupiah maupun IHSG terpuruk cukup dalam di akhir pekan ini.
Mata uang Rupiah di pasar non delivery forward (NDF) terpantau melemah hingga menyentuh level per US Dollar.
Mata uang Rupiah di pasar NDF nyaris menyentuh 16.500 per US Dollarnya. Pada sesi penutupan perdagangan, mata uang Rupiah ditutup melemah di level 16.395 per US Dollar.
Di sisi pasar keuangan domestik, kinerja mata uang Rupiah mampu mengurangi kerugiannya setelah mencatatkan pelemahan di level 16.416 per US Dollar.
Namun, pelaku pasar mewaspadai kinerja mata uang Rupiah di pusat NDF offshore. Di mana Rupiah akan tetap diperdagangkan dan akan dijadikan sebagai acuan pembentukan harga selanjutnya.
Meskipun harga di pasar NDF tidak selalu seirama dengan kinerjanya di pasar keuangan domestik. Namun, kinerja mata uang Rupiah di pasar NDF justru berpeluang menggiring kinerja Rupiah di pasar domestik.
Selanjutnya, pelemahan mata uang Rupiah pada perdagangan hari ini juga turut memicu terjadinya pelemahan pada IHSG. Pada penutupan perdagangan akhir pekan ini, IHSG anjlok 1.42 persen di level 6.734,83.
Seperti biasanya, investor asing justru membukukan transaksi beli bersih senilai Rp1.4 triliun. IHSG menjadi salah satu bursa yang berkinerja paling buruk di antara bursa di Asia lainnya.
Berbeda dengan IHSG maupun mata uang Rupiah, harga emas justru mengalami pemulihan kinerja pada perdagangan sore ini. Harga emas ditransaksikan menguat di kisaran level 2.317 US Dollar per ons troy nya.
Jika dirupiahkan, harga emas ditransaksikan di angka Rp1.23 juta per gram nya. Harga emas mengalami kenaikan seiring dengan melemahnya kinerja mata uang Rupiah serta membaiknya harga emas dunia.
Sebelumnya, Gunawan Benjamin menuturkan sejumlah bursa di Asia pada perdagangan pagi ini bergerak flat, di tengah minimnya agenda ekonomi pada hari ini.
Satu data penting yang sangat mempengaruhi kinerja pasar keuangan pada hari ini adalah rilis data inflasi produsen Amerika Serikat (AS).
Di mana inflasi produsen AS mencatatkan deflasi sebesar 0.2 persen di bulan Mei, lebih rendah dibandingkan dengan proyeksi sebelumnya yaitu inflasi 0.1 persen.
Inflasi produsen yang melemah tersebut telah menekan imbal hasil US Treasury 10 tahun berada di kisaran level 4.26 persen pagi ini.
“Mata uang Rupiah kembali akan diuntungkan dengan rilis data inflasi AS tersebut. Walau demikian, kinerja mata uang Rupiah masih berpeluang untuk bergerak volatile dalam rentang 16.250 hingga 16.300 pada perdagangan hari ini,” jelas Gunawan Benjamin kepada PARBOABOA, Jumat (14/06/2024).
Dan mata uang Rupiah sendiri ditransaksikan melemah di kisaran level 16.290 per US Dollar pada perdagangan pagi ini.
Sementara itu, IHSG diproyeksikan akan bergerak dalam rentang yang terbatas. Kinerja IHSG pada perdagangan hari ini diproyeksikan akan bergerak dalam rentang 6.780 hingga 6.850.
Pada sesi pembukaan IHSG bergerak sideways di kisaran level 6.830. Artinya tidak beranjak jauh dari level sebelumnya, dan pergerakannya akan lebih banyak didorong oleh sentimen teknikal.
Di sisi lainnya, harga emas pada pembukaan perdagangan pagi ini ditransaksikan sedikit lebih rendah dibandingkan dengan perdagangan sore kemarin.
Harga emas pada perdagangan hari ini ditransaksikan di kisaran level 2.306 US Dollar per ons troy nya.
Harga emas pada dasarnya relatif tidak banyak mengalami perubahan, sekalipun The FED ditafsirkan memberikan sinyal yang bernada hawkish.
Editor: Fika