Ikat Kepala Gotong dan Bulang Sulappei Jadi Aksesoris Pilpanag 2023

Panitia Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dan panitia Nagori (desa) mengenakan hias kepala berupa Gotong dan Bulang Sulappei yang membedakan gender dari setiap panitia dalam penyelenggaraan Pilpanag 2023. (Foto: PARBOABOA/Putra)

PARBOABOA, Simalungun- Ada yang unik pada penyelenggaraan Pemilihan Pangulu Nagori (Pilpanag) Kabupaten Simalungun. Salah satu tempat pemungutan suara (TPS) 1 Nagori Pantoan Maju, petugasnya memakai ikat kepala dengan kain khas kedaerahan yakni Gotong dan Bulang Sulappei.

Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) TPS 1 Nagori Pantoan Maju, Jones Tampubolon mengatakan, penggunaan hias kepala berupa Gotong dan Bulang Sulappei yang membedakan gender dari setiap panitia sebagai petunjuk teknis (juknis) Pilpanag.

"Yang kami pakai jenis gotong Parhorja, yang menanda kami siap capek (lelah) selama Pilpanag ini," katanya kepada Parboaboa, Rabu (15/03/2023).

Jones menjelaskan, penggunaan hias kepala ini sebagai bukti kongkrit dari Dinas Pemerintahan, Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Nagori (DPMPN) yang mewakili Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Simalungun untuk menghargai dan melestarikan budaya Simalungun.

"Ini juga arahan Pak Bupati agar hendaknya para panitia mengenakan Gotong Parhorja dan Bulang Sulappei dalam Pilpanag kali ini," tuturnya.

Ia menambahkan saat ini jumlah surat suara yang diterima KPPS TPS sebanyak 337 lembar, disesuaikan dengan jumlah daftar pemilih tetap (DPT) ditambah 10 persen surat cadangan.

"Kalau dalam data, semua DPT sudah memberikan hak suara, tidak ada yang berhalangan hadir," tutupnya.

Ketua Pengurus Yayasan Museum Simalungun, Djomen Purba mengatakan, keberadaan Gotong dan Bulang yang digunakan KPPS Pilpanag salah satu bentuk pelestarian budaya Simalungun yang dilakukan pemerintah daerah.

Ia menjelaskan, jenis gotong yang digunakan para panitia yaitu Parhorja yang merujuk pada kata marhobas dalam bahasa Batak, baik Toba maupun Simalungun.

"Kata Marhobas merujuk dari suatu kegiatan gotong royong sebagai kerja sama di antara anggota-anggota suatu kelompok orang Batak . Di dalam kegiatan itu ada aksi saling membantu dalam suatu kegiatan paradaton (acara adat)," jelasnya.

Ia menuturkan Gotong merupakan aksesoris penutup kepala yang khusus digunakan oleh kaum pria di Simalungun sebagai kelengkapan pakaian adat oleh kepala adat yang bersuka cita (malas ni uhur)  pada setiap upacara adat suka cita, seperti panen raya dan kelahiran anak dari kepala adat setempat.

Lanjutnya, masyarakat Simalungun saat ini berharap hendaknya tidak memahami adat dan tradisi sebagai sebuah berhala yang tidak boleh berubah. Saat ini generasi muda Simalungun sedang membuat gotong Parhorja menjadi trend pakaian bagi masyarakat. 

"Ini sah-sah saja dilakukan, biar tertarik ke kaum muda, namun kreativitas tersebut ternyata banyak juga mendapat kritikan dari yang pihak-pihak yang selalu memposisikan diri bahwa gotong tidak boleh dimodifikasi dan mempermasalahkan cara penggunaannya," ucapnya.

Ia menambahkan, Pilpanag ini sebagai momentum wujud  gotong royong sesungguhnya yang diharapkan dari masyarakat, agar selalu berpartisipasi dalam pembangunan di Lingkup Pemkab Simalungun sendiri serta memperkokoh aksi sosial melalui gotong royong.

"Kita harap jangan sampai sini saja, jangan pas ada acara, tunjukan juga di kehidupan rukun tetangga di setiap Nagori-nya masing-masing," pungkasnya.

Adapun penyelenggaraan Pemilihan Pangulu Nagori (Pilpanag), Rabu (15/03/2023) dilakukan secara serentak di 248 nagori (desa) yang tersebar di 32 kecamatan.

Editor: RW
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS