Ini Kata Pengamat Sosial Tanggapi Minim Aksi Hari Buruh dan Hardiknas di Pematang Siantar

Serikat Buruh se-Sumatra Utara melakukan aksi demonstrasi memperingati Hari Buruh Internasional atau May Day, Senin (1/5/2023). (Foto: PARBOABOA/Ilham Pradilla)

PARBOABOA, Pematang Siantar- Pengamat Sosial menilai kritik kepada pemerintah dari buruh dan mahasiswa di dua momentum, yaitu peringatan Hari Buruh Internasional dan Hari Pendidikan Nasional tidak harus dengan aksi demonstrasi.

Menurut Pengamat Sosial Universitas Sumatra Utara (USU), Rahma Hayati, perkembangan teknologi telah meminggirkan manusia untuk memberikan aspirasi dan tuntutan di dunia kerja.

"Para buruh dan mahasiswa tidak melakukan demonstrasi di lapangan namun tetap melaksanakan aksi-aksi terkait campaign (kampanye) kesejahteraan buruh di media sosial," katanya kepada Parboaboa, Selasa (2/5/2023).

Rahma Hayati menjelaskan, suara buruh atau mahasiswa lebih banyak disuarakan di media sosial karena sejumlah faktor, salah satunya aksi dapat membuat jalanan macet, di tengah arus balik mudik lebaran yang masih belum stabil saat ini.

"Makanya demonstrasi ditiadakan. Apalagi pasca sembuh dari wabah COVID-19, masyarakat dikekang untuk melakukan mobilitas. Momennya juga bertepatan dengan Idulfitri," jelasnya.

Kedepannya demonstrasi bisa diwujudkan dengan dialog-dialog yang melibatkan stakeholder terkait. Namun bisa saja dan justru kegiatan demonstrasi buruh akan dilakukan secara digital kedepannya, atau sedamai-damainya dengan diadakannya dialog, tambah dia.

Rahma Hayati juga meminta dinas terkait juga harus memperhatikan nasib buruh yang telah mereka perjuangkan. Termasuk terobosan pemerintah terkait ketersediaan lapangan kerja yang mampu bersaing.

"Investasi SDM (sumber daya manusia) wajib hukumnya, dimana buruh harus mendapatkan keterampilan-keterampilan yang sesuai tuntutan perkembangan pasar dan teknologi, sehingga bisa jadi di-skip dengan alasan ini apalagi masih suasana Lebaran," katanya.

Sementara dari kalangan mahasiswa mengklaim melakukan pergerakan yang lebih humanis dengan melakukan aksi panggung seni atau diskusi memperingati momen Hari Buruh Internasional dan Hari Pendidikan Nasional.  

"Kita tidak jadi turun ke jalan, namun kami buat gerakan yang lebih soft jadinya untuk hari ini, baik panggung seni dan diskusi," kata Ketua Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Pematang Siantar, Ronald J Panjaitan.

Editor: Kurnia Ismain
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS