PARBOABOA, Jakarta - Baru-baru ini, Iran melancarkan serangan di wilayah Kurdi, Irak dan mengklaim berhasil menghancurkan markas Mossad, agen spionase Israel.
Serangan ini juga menewaskan empat warga sipil dan melukai enam lainnya.
Serangan ini dilakukan pada Senin (15/1/2024) malam dengan rudal balistik yang menargetkan pusat spionase dan kelompok teroris anti-Iran.
Serangan ini juga melibatkan serangan udara terhadap kelompok ISIS di Irak.
Di Erbil, Ibu Kota Kurdistan, serangan menghantam dekat kantor konsulat Amerika Serikat (AS), namun tidak ada fasilitas AS yang terkena dampak.
Pemerintah Kurdistan menggambarkan serangan ini sebagai ‘kejahatan’.
Di antara korban tewas adalah Peshraw Dizayee, seorang miliarder Kurdi, beserta beberapa anggota keluarganya.
Serangan ini juga mengakibatkan penghentian lalu lintas udara di bandara Erbil.
Selain itu, roket Iran juga mengenai rumah pejabat intelijen Kurdi dan pusat intelijen Kurdi.
Situasi ini menambah kekhawatiran akan eskalasi konflik di Timur Tengah, terutama setelah agresi Israel di Jalur Gaza dan perang dengan Hamas.
Iran, pendukung Hamas, menuduh AS mendukung ‘kejahatan’ Israel di Gaza.
Iran sering melancarkan serangan di wilayah Kurdistan utara Irak, menganggapnya sebagai basis kelompok separatis Iran dan intelijen Israel.
Apa Itu Mossad?
Mossad merupakan salah satu pilar penting dalam jaringan intelijen Israel.
Lembaga ini bekerja bersama dengan Aman, badan intelijen militer, dan Shin Bet, yang bertanggung jawab atas keamanan internal.
Mossad ini didirikan oleh Perdana Menteri Israel, David ben Gurion, pada 1 April 1951.
Ben Gurion mendirikan Mossad dengan tujuan melindungi negara Israel untuk menghadapi ancaman dari musuh-musuhnya.
Mossad dikenal karena dugaan keterlibatannya dalam berbagai operasi intelijen di seluruh dunia, terutama yang berkaitan dengan konflik di Timur Tengah.
Organisasi ini sering menganggap komunitas Arab sebagai ancaman utama bagi keamanan Israel.
Editor: Atikah Nurul Ummah