PARBOABOA, Jakarta - Masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebentar lagi akan berakhir dan digantikan oleh presiden terpilih Prabowo Subianto.
Hal itu berarti, Jokowi dan jajaran pemerintahannya harus legowo untuk menerima keputusan turun dari jabatan dan digantikan oleh kabinet baru.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno merespons kabar reshuffle kabinet yang ramai diperbincangkan publik.
Sandiaga mengaku baru mengetahui kabar tersebut dari media, namun menegaskan dirinya siap jika terkena reshuffle.
"Saya belum dengar. Saya baru baca di media. Sebagai pembantu presiden, kami selalu siap menghadapi reshuffle kapan pun," ujar Sandiaga pada Minggu (16/06/2024).
Ia menegaskan bahwa Kemenparekraf tetap solid meski isu reshuffle kabinet beredar luas di kalangan masyarakat.
Sejauh ini, pungkas Sandiaga, kementeriannya sedang menjalankan farewell tour sebagai bagian dari upaya transisi kepemimpinan di Kemenparekraf.
"Saya super solid. Dan saya sudah mulai lakukan kunjungan perpisahan dan farewell tour," sambungnya.
Ia beralasan, pernyataan tersebut disampaikan mengingat program kerja Kemenparekraf telah dijalankan dengan baik selama satu periode terakhir.
"Beberapa program andalan kita bahkan telah mengangkat pariwisata Indonesia ke 20 besar dunia. Dan kita ingin estafetkan ke menteri selanjutnya," jelasnya.
Sebelumnya, informasi mengenai perombakan kabinet diungkapkan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi.
Dalam pernyataannya, Budi menyinggung adanya menteri yang tidak semangat mendukung Jokowi setelah isu reshuffle mencuat.
Ia tidak menyebut secara jelas siapa menteri yang dimaksud. Namun, ada kemungkinan terjadi perombakan terhadap menteri-menteri yang dinilai kurang maksimal dalam tugas.
"Ya kan (reshuffle kabinet untuk) keperluan-keperluan, ini kan sinkronisasi," kata Budi, Kamis (13/06/2024).
Soal perkiraan nama-nama menteri yang akan diganti, ia memberi jawaban umum, "bisa dilihat, mana yang masih semangat tempur '45."
Isu reshuffle sering kali muncul di tengah masa pemerintahan untuk menyegarkan susunan kabinet dan memastikan sinergi yang lebih baik dalam mencapai target pemerintahan.
Kemenparekraf di bawah pimpinan Sandiaga telah meluncurkan berbagai program strategis, termasuk upaya meningkatkan pariwisata Indonesia ke peringkat 20 besar dunia.
Program-program itu mencakup destinasi pariwisata unggulan, peningkatan kualitas SDM di sektor pariwisata, dan promosi pariwisata Indonesia di kancah global.
Sandiaga berharap siapapun yang akan melanjutkan kepemimpinannya di Kemenparekraf bisa mempertahankan dan bahkan meningkatkan capaian yang sudah diraih.
"Kami ingin memastikan bahwa program-program unggulan ini dapat diteruskan dan dikembangkan lebih lanjut oleh menteri berikutnya," pungkasnya.
Dengan berkembangnya isu reshuffle, publik akan menanti dinamika perubahan yang akan berdampak pada kebijakan dan program pemerintah.
Kesiapan Sandiaga menghadapi perombakkan struktur kabinet menunjukkan sikapnya yang legowo terhadap dinamika politik yang sedang dan akan berlangsung.
Perkiraan Menteri yang Direshuffle
Reshuffle atau perombakan kabinet merupakan fenomena yang lazim dalam sistem demokrasi, terkhususnya di Indonesia.
Proses ini mencerminkan dinamika politik yang terus berubah dan kebutuhan untuk memastikan bahwa pemerintahan berjalan dengan efektif.
Umumnya, perombakan kabinet dilakukan berdasarkan evaluasi kinerja para menteri selama satu periode terakhir.
Menteri yang dinilai tidak efektif atau kurang berhasil dalam mencapai target, kemungkinan besar akan diganti.
Efektivitas seorang menteri menjadi parameter utama untuk menentukan apakah ia akan tetap menjabat atau tidak.
Presiden dan para pemimpin negara biasanya melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja para menterinya.
Hal tersebut mencakup capaian program, keberhasilan dalam melaksanakan kebijakan, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan situasi.
Menteri yang berhasil menunjukkan kinerja biasanya akan tetap dipertahankan, atau bahkan diberi tanggung jawab lebih besar.
Namun, reshuffle kabinet tidak hanya bergantung pada kinerja semata. Kepentingan politik juga memainkan peran penting dalam pengambilan keputusan.
Tarik-menarik kepentingan antarpartai, dukungan politik, dan kebutuhan menjaga koalisi yang solid seringkali menjadi faktor penentu reshuffle.
Dalam beberapa kasus, menteri yang dianggap tidak sejalan dengan agenda politik presiden atau koalisi penguasa dapat digantikan, meskipun kinerjanya baik.
Diperkirakan sejumlah pengamat, pada kepemimpinan Presiden Prabowo periode 2024-2029 mendatang, akan terjadi banyak perombakan kabinet.
Beberapa menteri yang sebelumnya beroposisi dengannya kemungkinan besar akan diganti.
Mereka antara lain, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian yang dinilai netral selama masa kampanye dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim yang tidak terlibat aktif dalam politik praktis.
Sementara nama-nama lain yang telah mendukung Prabowo dalam kontestasi Pilpres 2024 diperkirakan akan dipanggil untuk mengisi kursi kabinet.
Nama-nama tersebut, misalnya Fadli Zon, Rachmawati Soekarnoputri, serta Edhy Prabowo yang tergolong loyalis Prabowo.
Dampak Positif dan Negatif
Reshuffle kabinet yang dipengaruhi oleh faktor politik dan kinerja individu membawa berbagai implikasi.
Di satu sisi, reshuffle dapat menyegarkan kabinet dan memastikan bahwa hanya orang-orang terbaik yang memimpin kementerian.
Politikus PDIP, Masinton Pasaribu dalam sebuah keterangan menyebut, reshuffle diperlukan untuk membuat evaluasi atas kinerja dan koordinasi pemerintahan.
"Ini (reshuffle) untuk tingkat kinerja kabinet biar tetap fokus. Tapi jangan sampai menteri yang masuk ga fokus bisa masuk lagi," tegasnya.
Di sisi lain, jika terlalu dipengaruhi oleh kepentingan politik, reshuffle bisa menimbulkan ketidakstabilan dan mengganggu kontinuitas program pemerintah.
Oleh karena itu, penting bagi Presiden Prabowo untuk mempertimbangkan secara matang setiap keputusan reshuffle agar pemerintahan dapat berjalan dengan efektif dan stabil.
Reshuffle kabinet menjadi instrumen untuk memastikan pemerintahan yang efektif dan responsif terhadap perubahan.
Meskipun seringkali dipengaruhi oleh kepentingan politik, kinerja menteri tetap menjadi faktor utama dalam menentukan siapa yang akan terus menjabat atau digantikan.
Pada masa kepemimpinan Prabowo nanti, reshuffle kabinet diharapkan dapat menciptakan tim yang lebih solid dan mampu menjalankan visi serta misi presiden dengan baik.
Dengan kombinasi antara kinerja yang baik dan dukungan politik, reshuffle kabinet akan menjadi momentum untuk memperkuat pemerintahan dan mencapai tujuan nasional.
Editor: Defri Ngo