Jokowi Yakin RS IKN Dapat Minimalisir Warga RI Berobat ke Luar Negeri

Prosesi peletakan batu pertama (groundbreaking) pembangunan RS Vertikal Kementerian Kesehatan. (Foto: Kementerian Kesehatan)

PARBOABOA, Jakarta - Presiden Joko Widodo yakin pembangunan Rumah Sakit Ibu Kota Nusantara (RS IKN) mengurangi jumlah berobat ke luar negeri.

Untuk diketahui bahwa RS Vertikal Kementerian Kesehatan ini menjadi rumah sakit keempat yang dibangun di IKN. Rumah Sakit Vertikal mulai dibangun di Ibu Kota Nusantara (IKN) yang difokuskan untuk melayani pasien penderita stroke dan jantung. 

Sebelumnya telah dibangun Rumah Sakit Hermina, Rumah Sakit Abdi Waluyo, dan Rumah Sakit Mayapada. Setelah RS ini, terdapat tiga rumah sakit lainnya yang antre untuk dibangun. 

Lebih Banyak Berobat di Tanah Air

Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap dengan pembangunan sejumlah RS di IKN tidak perlu lagi masyarakat berobat ke negara sahabat seperti Malaysia, Singapura, Jepang hingga Amerika. Ia menargetkan segala pelayanan kesehatan bisa dilakukan di Indonesia, khususnya di IKN.  

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, menyebut RS IKN menjadi satu-satunya rumah sakit milik Pemerintah Pusat di IKN. Pembangunan RS ini ditargetkan rampung dan mulai berfungsi pada Juli 2024 mendatang. 

Klasifikasi RS IKN

Lebih rinci, RS IKN terdiri dari 250 tempat tidur dengan kebutuhan dokter umum sebanyak 30 orang dan dokter spesialisnya sebanyak 20 orang. 

RS ini dibangun dengan nilai proyek gedung sebesar Rp 550 miliar, dan dibangun setinggi 20 lantai. Selain itu sebnayak 250 tempat tidur yang terdiri dari ruang rawat inap VVIP, VIP, kelas standar, isolasi, Intensive Care Unit (ICU), Intensive Cardiovascular Care Unit (ICVCU), ICU Isolasi, Special Care Unit (SCU), Pediatric Intensive Care Unit (PICU), Neonatal Intensive Care Unit (NICU), High Care Unit (HCU), dan Perinatologi.

Diklaim Bertaraf Internasional

RS IKN diklaim menjadi pusat pusat pelayanan rujukan bertaraf internasional dengan layanan unggulan jantung dan stroke. Diikuti dengan catheterization laboratory (Cath Lab) atau layanan kateterisasi jantung di Instalasi Gawat Darurat (IGD).  

Layanan itu disebut akan memberikan pertolongan medis dalam periode kritis atau golden period bagi pasien jantung, yakni kurang dari 120 menit sejak pasien masuk dari pintu IGD sampai tata laksana stabilitas pasien. 

Selain itu ada juga dibangun pelayanan klinik umum dan eksekutif, MCU umum dan eksekutif. Termasuk ruang operasi hybrid, telemedicine, ruang perawatan intensif, haemodialisis, ruang isolasi, hingga rehabilitasi medik. Sementara itu untuk pasien strok akut, RS Vertikal IKN menyediakan penanganan time-sensitive atau berbasis waktu. 

Bukan Sekali

Sebelumnya bukan hanya sekali Jokowi mengeluhkan warga RI yang memilih berobat ke luar negeri. Misalnya saja di Bandung, Jawa Barat, Senin (6/3/2023) Jokowi sempat menyebut bahwa hampir 2 juta masyarakat lebih memercayai pengobatan di negara tetangga. 

Dengan rincian, 1 juta orang berobat ke Malaysia, dan 750 ribu ke Singapura dan sisanya terbagi ke Jepang, Amerika Serikat, hingga ke Jerman. Menurutnya kondisi tersebut membuat Indonesia kehilangan devisa Rp165 triliun. 

Menteri Kesehatan Budi Gunadi termasuk Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makariem, kemudian diminta untuk atasi problematika itu. 

Selain itu, Presiden Jokowi juga menyinggung kembali keluhan yang sama. Ia sampaikan melalui YouTube Sekretariat Presiden pada awal Desember 2023 lalu. Ia menyayangkan Indonesia kehilangan hampir lebih dari Rp100 triliun setiap tahunnya akibat kurangnya minat warga RI berobat di negaranya sendiri.

Editor: Aprilia Rahapit
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS