PARBOABOA, Jakarta – Pasukan junta militer di Myanmar dikabarkan telah membakar 19 warga hidup-hidup pada Rabu (10/05/2023) lalu, termasuk seorang anak berusia 6 tahun.
Menurut laporan Radio Free Asia yang dirilis pada Sabtu (13/5/2023), pembantaian ity terjadi setelah pertempuran antara junta dan dua kelompok pemberontak, yaitu Pasukan Pertahanan Rakyat (PDF) dan Tentara Pembebasan Nasional Karen (KNLA) pecah di Desa Nyaung Pin Thar di kawasan Bago.
Kelompok pemberontak dilaporkan telah meledakkan tambang sebanyak 15 kali. Serangan ini dikabarkan menyebabkan 30 orang anggota junta tewas.
Setelahnya, junta kemudian melakukan serangan balik, sehingga pertempuran pecah di Desa Nyaung Pin Thar tersebut.
Dari desa tersebut, junta kemudian menahan puluhan orang warga desa. Warga tersebut kemudian dibakar hidup-hidup sekitar pukul 17.00 waktu setempat pada hari yang sama.
Lima dari 19 orang yang dibakar itu dikabarkan merupakan satu keluarga. Di mana salah satu korban merupakan anak berusia 6 tahun.
"Pasukan junta militer membunuh mereka begitu saja," ucap salah satu sumber kepada Radio Free Asia (RFA), menjelang akhir pekan lalu.
Pembakaran puluhan warga Myanmar ini terjadi saat KTT Asean ke-42 berlangsung di Labuah Bajo. Pertemuan kepala-kepala negara di ASEAN tersebut salah satunya menyoroti tindakan kekerasan yang dilakukan junta militer kepada warga Myanmar.
Presiden Joko Widodo yang memimpin pertemuan mengatakan, Indonesia siap berbicara dengan junta Myanmar dan seluruh stakeholder di sana mengenai penyelesaian konflik kemanusiaan yang ada di negara tersebut.
“Dan yang penting untuk saya tegaskan, bahwa engagement bukan recognition, melakukan pendekatan bukan berarti memberikan pengakuan,” ucapnya saat membacakan kesimpulan KTT Asean ke-42 pekan lalu.