Update KAI: Perjalanan Kereta Api Diperbarui Mulai 1 Juli

Ilustrasi Stasiun Tebet (Foto: Wekipedia)

PARBOABOA, Jakarta - PT Kereta Api Indonesia (Persero) akan mengubah pola operasi sejumlah kereta api mulai 1 Juli 2024 untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang semakin dinamis.

VP Public Relations KAI, pada Senin, (1/07/2024) menjelaskan pihaknya mengubah pola operasional sejumlah KA ini guna menyesuaikan dengan kebutuhan pelanggan yang semakin dinamis.

Karena itu, dia mengimbau pelanggan untuk memeriksa kembali jadwal perjalanan KA mereka.

Joni menerangkan, ada 27 perjalanan kereta api yang akan mengalami perubahan jadwal.

Dia juga menyebutkan daftar KA yang akan mengalami perubahan operasional mulai 1 Juli 2024, dengan keberangkatan dari Stasiun Pasar Senen.

1. KA 246A Bengawan, berangkat Stasiun Pasar Senen 05.55 WIB, dan berangkat Stasiun Jatinegara 06.09 WIB;

2. KA 148A Sawunggalih, berangkat Stasiun Pasar Senen 07.05 WIB, dan berangkat Stasiun Jatinegara 07.19 WIB;

3. KA 224A Kutojaya Utara, berangkat Stasiun Pasar Senen 08.55 WIB, dan berangkat Stasiun Jatinegara 09.09 WIB;

4. KA 152B Tawang Jaya Premium, berangkat Stasiun Pasar Senen 09.50 WIB, dan berangkat Stasiun Jatinegara 10.05 WIB;

5. KA 170A Tegal Bahari, berangkat Stasiun Pasar Senen 10.25 WIB, dan berangkat Stasiun Jatinegara 10.39 WIB;

6. KA 234A Matarmaja berangkat dari Stasiun Pasar Senen pada pukul 10.40 WIB dan dari Stasiun Jatinegara pada pukul 10.54 WIB.

7. KA 236A Airlangga berangkat dari Stasiun Pasar Senen pukul 11.15 WIB dan dari Stasiun Jatinegara pukul 11.29 WIB.

8. KA 222A Jaka Tingkir, berangkat Stasiun Pasar Senen 11.55 WIB, dan berangkat Stasiun Jatinegara 12.11 WIB;

9. KA 220A Kertajaya, berangkat Stasiun Pasar Senen 14.25 WIB, dan berangkat Stasiun Jatinegara 14.39 WIB;

10. KA 226A Menoreh, berangkat Stasiun Pasar Senen 16.45 WIB, dan berangkat Stasiun Jatinegara 16.59 WIB;

11. KA 218B Jayakarta, berangkat Stasiun Pasar Senen 17.05 WIB, dan berangkat Stasiun Jatinegara 17.20 WIB;

12. KA 268A Cikuray, berangkat Stasiun Pasar Senen 17.35 WIB, dan berangkat Stasiun Jatinegara 17.49 WIB;

13. KA 140A Senja Utama Yk mulai berangkat dari Stasiun Pasar Senen pukul 19.00 WIB, dan dari Stasiun Jatinegara pukul 19.14 WIB.

14. KA 256A Serayu Malam, berangkat Stasiun Pasar Senen 20.05 WIB, dan berangkat Stasiun Jatinegara 20.21 WIB;

15. KA 130A Gumarang, berangkat Stasiun Pasar Senen 20.40 WIB, dan berangkat Stasiun Jatinegara 20.54 WIB;

16. KA 136A Bogowonto, berangkat Stasiun Pasar Senen 21.40 WIB, dan berangkat Stasiun Jatinegara 21.55 WIB;

17. KA 248A Progo start dari Stasiun Pasar Senen pada pukul 22.55 WIB, sementaradari Stasiun Jatinegara berangkat pada pukul 23.09 WIB.

Sementara kedatangan kereta api di Stasiun Pasar Senen:

1. KA 129A Gumarang tiba di Stasiun Jatinegara pukul 02.05 WIB dan tiba di Stasiun Pasar Senen pukul 02.20 WIB.

2. KA 217A Jayakarta tiba di Stasiun Jatinegara pukul 02.33 WIB dan tiba di Stasiun Pasar Senen pukul 02.45 WIB.

3. KA 219A Kertajaya tiba di Stasiun Jatinegara pukul 08.06 WIB dan tiba di Stasiun Pasar Senen pukul 08.20 WIB.

4. KA 169A Tegal Bahari tiba di Stasiun Jatinegara pukul 19.07 WIB dan tiba di Stasiun Pasar Senen pukul 19.20 WIB.

Kemudian, keberangkatan di Stasiun Gambir, yakni;

1. KA 52A Argo Parahyangan, berangkat Stasiun Gambir pukul 07.20 WIB (sebelumnya berangkat pukul 07.25 WIB), dengan stasiun pemberhentian Jatinegara, Bekasi, Cimahi, Bandung (sebelumnya tidak berhenti di Jatinegara);

2. KA 50A Argo Parahyangan, berangkat Stasiun Gambir pukul 13.10 WIB (tidak ada perubahan), dengan stasiun pemberhentian Jatinegara, Bekasi, Cimahi, Bandung (sebelumnya tidak berhenti di Jatinegara);

3. KA 36A Argo Parahyangan, berangkat Stasiun Gambir pukul 18.25 WIB (sebelumnya berangkat pukul 18.30 WIB), dengan stasiun pemberhentian Jatinegara, Bekasi, Cimahi, Bandung (sebelumnya tidak berhenti di Bekasi).

Berikutnya, keberangkatan di Stasiun Bandung, yakni;

1. KA 43A Argo Parahyangan, yang sebelumnya berangkat pukul 06.00 WIB dari Stasiun Bandung, kini berangkat pada pukul 05.25 WIB.

KA ini memiliki stasiun pemberhentian di Cimahi, Bekasi, Jatinegara, dan Gambir. Sebelumnya, KA ini tidak berhenti di Jatinegara.

2. KA 39B Argo Parahyangan tetap berangkat dari Stasiun Bandung pukul 11.30 WIB, dengan stasiun pemberhentian di Cimahi, Bekasi, Jatinegara, dan Gambir. Sebelumnya, KA ini tidak berhenti di Bekasi dan Jatinegara.

Selain itu, KA 180A Baturraden Ekspres berangkat dari Stasiun Purwokerto pukul 22.00 WIB, yang sebelumnya berangkat pada pukul 20.00 WIB.

Joni menjelaskan, perubahan pola operasi ini diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk terus menggunakan layanan transportasi massal kereta api yang aman, nyaman, dan selamat.

Ia juga menambahkan bahwa informasi terkait layanan KAI dapat diperoleh melalui Customer Service KAI di stasiun, Contact Center KAI dengan nomor telepon 121, WhatsApp 08111-2111-121, email cs@kai.id, atau melalui media sosial KAI121.

Sejarah KAI

Kereta Api di Indonesia lahir pada tahun 1864 dengan pembangunan jalur pertama dari Semarang ke Vorstenlanden (Solo-Yogyakarta), disaksikan langsung oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van de Beele.

Perusahaan swasta Nederlansch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM) bertanggung jawab atas pembangunannya, menggunakan lebar sepur 1435 mm.

Pada tahun 1875, Pemerintah Hindia Belanda ikut serta dengan membangun jalur kereta api negara melalui Staatssporwegen (SS), menghubungkan Surabaya, Pasuruan, dan Malang.

Keberhasilan NISM dan SS mendorong investor swasta untuk membangun jalur kereta api di berbagai daerah.

Diantaranya, Jawa Tengah (Semarang Joana Stoomtram Maatschappij dan Semarang Cheribon Stoomtram Maatschappij) .

Jawa Timur (Oost Java Stoomtram Maatschappij, Pasoeroean Stoomtram Maatschappij, Kediri Stoomtram Maatschappij, dan lain-lain), serta Sumatera melalui Deli Spoorweg Maatschappij.

Pembangunan jalur kereta api tidak hanya terbatas di Jawa, tetapi juga dilakukan di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, dan Sulawesi pada tahun-tahun berikutnya.

Meskipun di Kalimantan, Bali, dan Lombok hanya dilakukan studi, tanpa sampai tahap pembangunan konkret.

Pada akhir 1928, panjang jaringan kereta api dan trem di Indonesia mencapai 7.464 km, dengan sebagian besar dimiliki oleh pemerintah.

Namun, pada tahun 1942, dengan pendudukan Jepang atas Hindia Belanda, sistem kereta api diambil alih dan diubah namanya menjadi Rikuyu Sokyuku (Dinas Kereta Api).

Selama pendudukan Jepang, kereta api diprioritaskan untuk kepentingan perang, termasuk pembangunan lintas baru seperti Saketi-Bayah dan Muaro-Pekanbaru untuk mengangkut batu bara guna mendukung mesin-mesin perang mereka.

Jepang juga melakukan pembongkaran rel sepanjang 473 km untuk digunakan di Burma dalam proyek kereta api mereka.

Editor: Norben Syukur
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS