Kapal Pengungsi Rohingya Diizinkan Berlabuh di Aceh

Kapal pengungsi ROhangya terombang-ambing di perairan Aceh (dok Aditya Setiawan via Reuters/foc/cfo)

PARBOABOA, Aceh - Pemerintah Indonesia memutuskan untuk menerima kapal yang membawa pengungsi Rohingnya berlabuh di Aceh pada Rabu (29/12), setelah beberapa hari terombang ambing di perairan Bireuen, Aceh.

Deputi Bidang Koordinasi Keamanan dan Ketertiban Masyarakat Kemenko Polhukam Irjen Armed Wijaya mengatakan, keputusan untuk menerima para pengungsi tersebut dilakukan dengan alasan kemanusiaan.

"Keputusan ini dibuat setelah mempertimbangkan kondisi darurat yang dialami pengungsi di atas kapal tersebut," kata Armed, Rabu (29/12).

Dari hasil pengamatan terlihat bahwa kapal tersebut membawa pengungsi yang kebanyakan anak-anak dan perempuan. Namun belum dikonfirmasi mengenai jumlah pasti penumpang kapal tersebut.

"Jumlah pasti pengungsi tersebut baru akan diketahui setelah pendataan lebih lanjut. Kapal pengungsi saat ini sedang berada sekitar 50 mil laut lepas pantai Bireuen dan akan ditarik ke daratan," ucapnya.

Armed menegaskan bahwa pemerintah akan melakukan koordinasi dan penanganan pengungsi sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 125 Tahun 2016 tentang Penanganan Pengungsi dari Luar Negeri.

"Mengingat situasi pandemi, keseluruhan pengungsi akan menjalani screening kesehatan untuk selanjutnya akan dilakukan pendataan dan pelaksanaan protokol kesehatan bagi para pengungsi," kata Armed.

Selanjutnya, ia mengatakan Satgas Penanganan Pengungsi dari Luar Negeri Kemenko Polhukam akan melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah, TNI, Polri, dan pemangku kepentingan terkait lainnya agar pengungsi mendapatkan penampungan, logistik dan akses kesehatan.

Kapal Pengungsi Rohingya Terombang-ambing di perairan Bireuen

Sebelumnya nelayan di Aceh melaporkan telah menemukan kapal yang membawa pengungsi Rohingya terombang-ambing di perairan Bireuen pada Minggu (26/12). Diduga kapal tersebut tidak dapat melanjutkan perjalanan karena mengalami kerusakan mesin dan mengalami kebocoran.

Wakil Sekjen Panglima Laot Aceh Miftach Cut Adek mengatakan, hingga saat ini kapal yang mengangkut puluhan pengungsi Rohingya itu masih berada di tengah laut. Namun para nelayan setempat sudah memasok makanan dan minuman untuk keperluan mereka.

"Nelayan setempat sudah memberikan bantuan hanya untuk keperluan mereka makan dan minum," katanya, Senin (27/12).

Pihak keamanan saat ini juga tengah menuju ke kapal pengungsi Rohingya itu untuk mengecek kondisi kapal, sembari melakukan patroli penyekatan agar mereka tidak mendarat di Aceh.

Badan Perserikatan Bangsa Bangsa untuk Urusan Pengungsi atau UNCHR yang menerima informasi tersebut mendesak Indonesia agar segera menarik para pengungsi tersebut dari tengah lautan karena cuaca buruk, yang beresiko menenggelamkan kapal tersebut.

“UNHCR sangat mengkhawatirkan keselamatan dan nyawa para pengungsi yang berada di kapal. Untuk mencegah hilangnya nyawa, UNHCR mendesak Pemerintah Indonesia untuk segera mengizinkan kapal tersebut menepi dengan selamat,” tulis UNCHR dalam keterangan tertulis, Rabu (29/12).

UNCHR menyinggung mengenai peraturan Presiden nomor 125 tahun 2016 tentang perlindungan pengungsi mencakup provisi bagi Pemerintah Indonesia untuk menyelamatkan pengungsi di kapal yang mengalami kesulitan di dekat Indonesia dan untuk membantu mereka berlabuh.

Seperti diketahui pengungsi Rohingya adalah etnis minoritas Myanmar yang kerap mendapat diskriminasi dan menjadi korban pembunuhan massal dan pemerkosaan. Sebagai upaya menyelamatkan diri, etnis tersebut kemudian melarikan diri ke negara-negara seperti Malaysia, Thailand dan Indonesia. Ratusan orang Rohingya telah mencapai Indonesia dalam beberapa tahun terakhir, setelah berbulan-bulan terombang-ambing di laut.

Editor: -
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS