PARBOABOA, Jakarta – Demi meningkatkan kewaspadaan terhadap maraknya kasus hepatitis misterius di Indonesia, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) perintahkan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) untuk meningkatkan pengawasan terhadap penumpang, kru hingga barang bawaan di lingkungan pelabuhan dan bandara.
Perintah itu tertuang dalam Surat Edaran (SE) Nomor HK.02.02/C/2515/2022 tentang Kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya.
"Meningkatkan pengawasan terhadap penumpang dan kru, alat angkut, barang bawaan, vektor, dan lingkungan pelabuhan dan bandara, terutama yang berasal dari negara terjangkit saat ini," demikian bunyi SE tersebut sebagaimana dikutip dari laman Sekretariat Kabinet, Senin (9/5/2022).
Kemudian, Kemenkes juga meminta KKP untuk meningkatkan upaya sosialisasi kesehatan bagi masyarakat di sekitar wilayah pintu masuk negara. KKP juga harus mengoordinasikan pelayanan kesehatan dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) dan rumah sakit setempat serta berkoordinasi dengan Otoritas Imigrasi dalam penelusuran data jika ditemukannya kasus hepatitis akut dari warga negara asing.
Selain KKP, Kemenkes juga meminta kepada Dinkes provinsi dan kabupaten/kota, laboratorium kesehatan masyarakat, dan rumah sakit untuk meningkatkan kewaspadaan dan memantau serta melaporkan kasus sindrom penyakit kuning akut pada Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) dengan gejala dan memberikan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE).
Untuk Dinkes sendiri, Kemenkes meminta pihak Dinkes untuk memberikan informasi kepada masyarakat agar segera mengunjungi Fasilitas Layanan Kesehatan (Fasyankes) terdekat jika mengalami sindrom jaundice.
Dinkes juga diminta untuk memberikan notifikasi apabila terjadi peningkatan kasus sindrom jaundice akut ataupun menemukan kasus sesuai definisi operasional kepada Dirjen P2P melalui Public Health Emergency Operation Centre (PHEOC) melalui Telp./ WhatsApp 0877-7759-1097, atau e-mail: poskoklb@yahoo.com.
Terakhir, Kemenkes juga mengibau dan meminta kepada seluruh masyarakat Indonesia agar ikut membantu pencegahan Hepatitis Akut dengan melakukan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat.
Sebelumnya, Menurut data terbaru yang diungkap Menteri Kesehatan Budi Gunadi, hingga 9 Mei sudah ada 15 kasus dugaan atau suspek hepatitis akut misterius di Indonesia.
"Sampai sekarang di Indonesia ada 15 kasus (suspek). Di dunia paling besar di Inggris 115 kasus, Italia, Spanyol dan Amerika Serikat," kata Budi Gunadi dikutip dari siaran pers YouTube Sekretariat Presiden di Jakarta, Selasa (10/5).