Kenali Apa itu Hernia, Gejala, Penyebab dan Cara Mengobatinya

Penyakit Hernia (Foto: Kompas)

PARBOABOA, Jakarta - Munculnya benjolan pada tubuh bisa menjadi gejala dari hernia atau turun berok. Hernia salah satu jenis penyakit yang umum terjadi dan dapat menyerang siapa saja, baik laki-laki maupun perempuan. Penyakit Hernia yang berukuran kecil tidak banyak menimbulkan gejala sehingga jarang ada yang mengetahuinya. Namun, hernia yang berukuran besar dapat sangat berisiko dan perlu dioperasi.

 Berikut ini penjelasan tentang apa itu hernia, gejala, penyebab, dan cara mengobatinya untuk mengurangi risiko yang lebih parah di bawah ini.

Apa itu Hernia

Hernia atau turun berok adalah benjolan yang muncul akibat keluarnya organ dalam tubuh melalui jaringan di sekitarnya yang melemah. Jika dibiarkan tidak tertangani, hernia bisa menyebabkan aliran darah tersumbat sehingga terjadi kematian jaringan.

Jaringan ikat tubuh sebenarnya cukup kuat untuk menahan organ-organ di dalamnya agar tetap berada di posisinya masing-masing. Tapi, ada beberapa kondisi yang menyebabkan jaringan ikat melemah dan menyebabkan organ mudah menonjol bila menerima tekanan.

Gejala Hernia

Gejala hernia bisa bervariasi, tergantung pada jenis yang dialami pasien. Berikut ini adalah jenis-jenis hernia dan gejala yang menyertainya:

1. Hernia inguinalis

Hernia inguinalis paling sering dialami oleh pria. Kondisi ini terjadi ketika usus atau jaringan di rongga perut menonjol ke selangkangan sehingga menimbulkan gejala seperti:

Benjolan di selakangan yang terkena hernia, tapi menghilang ketika berbaring/tidur

Nyeri di pangkal paha, terutama saat batuk, berolahraga atau mengangkat barang berat.

Selangkangan terasa berat atau panas

Bengkak dan nyeri di kantong buah zakar (skrotum)

2. Hernia femoralis

Hernia femoralis terjadi ketika jaringan atau sebagian usus menonjol ke paha atas bagian dalam. Hernia femoralis lebih sering dialami oleh wanita yang mempunyai berat badan berlebih.

Berikut ini beberapa gejala hernia femoralis antara lain:

Nyeri di selangkangan ketika berdiri, mengangkat benda berat, saat batuk dan berolahraga

Sakit perut

Mual dan muntah

3. Hernia umbilikalis

Hernia umbilikalis terjadi ketika sebagian usus atau jaringan menonjol melalui otot di dekat pusar. Jenis hernia ini umumnya dialami bayi akibat lubang tali pusatnya yang belum menutup sempurna.

Berikut ini beberapa gejala hernia umbilikus meliputi:

Pusat menonjol berwarna kemerahan atau keunguan

Perut berbentuk bulat

Perut terasa penuh

Perut terasa nyeri saat ditekan

Sembelit

Demam

Muntah

4. Hernia insisional

Hernia insisional terjadi ketika ada jaringan yang menonjol melalui bekas luka operasi di perut. Gejala hernia yang umum terjadi ialah:

Sembelit

Benjolan di dekat bekas sayatan operasi

Nyeri di sekitar benjolan

Jantung berdetak cepat (takikardia)

Mual dan muntah

Demam

5. Hernia hiatus

Jenis Hernia hiatus biasa dikenal dengan hernia diafragma terjadi ketika sebagaian lambung menonjol ke dalam rongga dada. Benjolan itu masuk melalui otot yang memisahkan rongga dada dan rongga perut (diafragma).

Berikut ini beberapa gejala yang umum terjadi pada hernia hiatus antara lain:

Nyeri ulu hati (hearthburn)

Penyakit asam lambung (GERD)

Mengalami kesulitan saat menelan (disfagia)

Sesak nafas

Muntah darah

Dada terasa nyeri

Sakit perut

Tinja berwarna kehitaman

Penyebab Hernia

Hernia terjadi ketika organ tubuh menonjol keluar melalui jaringan di sekitarnya yang melemah. Penyebanya sangat beragam, antara lain:

Pertambahan usia atau penuaan

Sering mengangkat beban berat

Menjalani operasi perut

Berat badan berlebihan atau obesitas

Batuk kronis

Sembelit

Selain kondisi di atas, ada faktor-faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang menderita turun berok atau hernia, meliputi:

Terlahir prematur atau mempunyai berat badan lahir rendah

Mempunyai keluarga yang menderita hernia

Mengalami peningkatan tekanan dalam dinding perut akibat kehamilan

Pernah menjalani operasi perbaiki hernia

Cara Mengobati Hernia

Pengobatan hernia yang biasa dilakukan adalah operasi. Namun, tidak semua kasus penyakit hernia harus dioperasi.

Operasi dianjurkan jika hernia menimbulkan gejala yang mengganggu atau semakin membesarnya benjolan. Operasi umumnya dilakukan oleh dokter bedah umum atau bedah digestif.

Tingkat kesuksesan opersai hernia sebesar 95 persen, khususnya bila menggunakan teknik laparoskopi. Tapi, tetap ada kemungkinan hernia kambuh kembali. Karena itu, sebelum memutuskan untuk operasi, diskusikan terlebih dulu dengan dokter segala manfaat dan risiko yang menyertainya.

Teknik operasi yang digunakan tergantung tipe, ukuran, dan lokasi hernia. Berikut adalah pilihan teknik operasi yang biasa dilakukan:

Penjahitan bagian yang mengalami kelemahan

Menggunakan jala (mesh) untuk memperbaiki kelemahan

Teknik laparoskopi dengan sayatan minimal pada kulit

Hernia yang mengalami inkarserasi atau strangulasi membutuhkan penanganan segera.

Biasanya dokter akan mencoba memijat hernia kembali ke dalam rongga perut. Jika tidak berhasil, maka tindakan operasi harus segera dilakukan.

Namun Hernia umbilikalis pada bayi biasanya tidak dioperasi kecuali sudah berusia 5 Tahun serta menimbulkan gejala atau mengalami strangulasi. Penyakit Hernia ini kemungkinan membutuhkan operasi apabila lubang yang dilalui hernia berdiameter lebih dari 2 cm.

Penyakit Hernia hiatus yang tidak menyebabkan gejala naiknya asam lambung, tidak perlu diobati. Jika terdapat gejala ringan, bisa diresep obat-obatan untuk menurunkan asam lambung. Jika ingin melakukan tindak operasi apabila hernia hiatus biasa dan menyebabkan gejala terus-menerus atau hernia terjebak di dalam rongga dada.

Editor: -
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS