PARBOABOA, Jakarta - Ketika anak mengalami kesulitan atau jarang buang air besar (BAB), maka orang tua perlu curiga bahwa anak terkena konstipasi atau sembelit. Sehingga orangtua harus mengenali gejala dan penyebab kontipasi pada anak agar dapat menghindari kondisi tersebut.
Konstipasi atau sembelit ialah kondisi yang membuat seseorang mengalami penurunan frekuensi atau kesulitan Buang Air Besar (BAB), perubahan konsistensi feses menjadi keras, dan ukuran yang lebih besar.
Konstipasi sendiri bisa dialami orang dewasa maupun anak-anak. Pada anak-anak, konstipasi menjadi salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengungkapkan, anak yang mengalami konstipasi atau sembelit kesulitan dalam defekasi atau mengelurakan tinja.
Sebagian besar konstipasi pada anak bukan disebabkan karena kelainan organik. Kondisi pada anak ini disebut dengan konstipasi fungsional.
Konstipasi pada anak sering terjadi ketika mereka mengalami perubahan fase makanan yakni:
Si kecil mulai mengonsumsi makanan pendampung ASI (MPASI)
Perubahan dari ASI ke susu formula atau sufot ke susu UHT.
Berikut ini penjelasan gejala dan penyebab konstipasi pada anak yang perlu diwaspadai orangtua.
Gejala Konstipasi Pada Anak
Anak yang mengalami konstipasi atau sembelit, umumnya mengalami beberapa gejala antara lain:
1. Frekuensi buang air besar dua kali dalam seminggu atau kurang dari itu
2. Feses atau tinja keras
3. Feses terlalu besar yang menandakan si kecil menahan BAB
4. Rasa sakit atau nyeri ketika buanmg air besar
5. Buang angin atau mengeluarkan cairan tinja satu kali dalam seminggu
Penyebab Konstipasi Pada Anak
Penyebab utama konstipasi pada anak yaitu adanya riwayat trauma saat buang air besar, seperti:
1. Rasa sakit akibat susah mengejan atau tektur tinja yang terlalu keras sehingga sulit mengeluarkan kotoran tinja
2. Takut ke toilet: Si kecil pernah melihat kecoa atau kondisi WC yang jorok
3. Kesalahan dalam toilet training: Anak dipakasa BAB di WC dengan acaman, toilet training terlalu dini
4. Mengalihkan perhatiaan saat akan buang air besar: Keluarga justru cenderung mengejek anak, karena anak lebih mengutamakan bermain ketimbang fokus mengejan atau mengeluarkan tinja.
Bukan hanya itu, konstipasi juga dapat disebabkan karena masalah yang lebih kronis yakni:
1. Penyumbatan di usus besar atau rektum
2. Masalah pada otot pembuangan pada anak
3. Kondisi yang mempengaruhi hormon tubuh
4. Masalah pada saraf di sekitar usus besar dan rektum
Itulah beberapa gejala dan penyebab konstipasi pada anak yang perlu di waspadai para orang tua, semoga dapat bermanfaat.