PARBOABOA, Jakarta - Penyakit jantung memang menjadi salah satu penyebab terbanyak kematian pada jemaah haji Indonesia.
Berdasarkan data dari Daerah Kerja Mekkah, Minggu (26/6), setidaknya ada 14 jemaah calon haji 2022 yang dilaporkan wafat di Arab Saudi. Dari data itu, sebagian besar kematian disebabkan oleh penyakit jantung.
"Jemaah haji yang wafat itu sebagian besar karena penyakit jantung, semoga ke depan jamaah haji sehat-sehat selalu," ujar Kepala Daker Mekkah Mukhammad Khanif, Makkah, Sabtu (25/6).
Tim dokter Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, dr Mohammad Rizki Akbar, Sp. JP(K) menyebutkan, sedikitnya melayani 10 pasien penyakit jantung di pelayanan rawat jalan KKHI Makkah setiap harinya.
“Di poli risti (poli rawat jalan untuk jemaah risiko tinggi), kami melakukan pelayanan antara 10-20 pasien per hari” ujar dr. Rizki.
Ia pun mengungkapkan, jemaah yang menjalani pemeriksaan diketahui memang sudah memiliki riwayat penyakit jantung sejak di Indonesia. Sementara sebagian diantaranya memang tidak mengetahui bahwa dirinya memiliki riwayat penyakit jantung.
Namun menurutnya, ada kesamaan pemicu kekambuhan penyakit jantung dari kedua kelompok pasien tersebut, yakni aktivitas fisik yang terlalu berat. Meskipun pada kelompok yang memiliki riwayat penyakit jantung, ditambah dengan tidak adanya aktivitas minum obat rutin.
“Sementara yang sebelumnya tidak mengetahui punya penyakit jantung, karena dipicu ibadah fisik yang cukup berat, muncul baik dalam bentuk keluhan nyeri dada maupun keluhan sesak nafas” ujar dr. Rizki.
“Hipertensi juga merupakan salah satu faktor risiko untuk terjadinya kelainan jantung. Jadi kalau jemaah dengan aktivitas yang tinggi dan tidak dikontrol obat obatan, menyebabkan tekanan darahnya naik dengan cepat, jadi itu bisa memicu untuk munculnya kelainan jantung.” sambungnya.
Oleh karena itu, dr. Rizki pun mengingatkan bagi seluruh jamaah haji Indonesia agar mengetahui batas kemampuan fisik masing-masing, mengingat ibadah haji merupakan ibadah yang melibatkan aktivitas fisik yang berat. Tak lupa, ia juga mengimbau kepada para jemaah haji untuk meminum obat secara rutin dan tepat waktu.
Terakhir, ia meminta kepada seluruh jemaah haji yang merasakan adanya gangguan kesehatan, segera melaporkan kondisinya kepada tenaga kesehatan yang berada di kloter.
“Setiap jemaah yang kemudian merasakan adanya keluhan, sebaiknya langsung sampaikan kepada dokter kloternya untuk dievaluasi apakah ada masalah dengan kondisi kesehatannya” ucapnya.