Kompleksitas Pembangunan di Kota Medan: Buruknya Infrastruktur dan Kemiskinan, Tapi Punya Prospek Cerah di Transportasi Publik

Kota Medan di Sumatra Utara telah berusia ke-433. Di hari ulang tahun yang diperingati setiap tanggal 1 Juli itu, Kota Medan masih menyisakan berbagai pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. (Foto: PARBOABOA/Anugrah Andriansyah)

PARBOABOA, Medan - Kota Medan di Sumatra Utara telah berusia ke-433. Di hari ulang tahun yang diperingati setiap tanggal 1 Juli itu, Kota Medan masih menyisakan berbagai pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Mulai dari persoalan sosial seperti keamanan, kemiskinan, hingga persoalan infrastruktur.

Menurut Pengamat Tata Kota dari Universitas Sumatra Utara (USU), Jaya Arjuna, pembangunan di Kota Medan, Sumatra Utara saat ini bisa dikatakan tidak jelas dan dinilai masih dilakukan sesuka hati oleh Wali Kota Medan, Bobby Nasution.

Jaya menilai, banyak pembangunan infrastruktur yang dilakukan Pemko Medan tidak sesuai kebutuhan masyarakat. Di antaranya lampu pocong dan revitalisasi Lapangan Merdeka. Padahal Kota Medan sendiri memiliki sejarah panjang dalam perkembangannya hingga menjadi kota metropolitan seperti sekarang. Apalagi di usia barunya, Kota Medan harusnya kian mantap dianggap sebagai kota multikultural yang memiliki sejuta pesona.

"Pembangunan Kota Medan suka-suka wali kota. Dia (wali kota, red) punya dana, jadi suka-suka cuma pembangunan yang dilakukannya tidak sesuai dengan kebutuhan Kota Medan contohnya proyek lampu pocong. Karena ada dananya jadi dibangunnya proyek lampu pocong. Padahal itu tidak dibutuhkan dan enggak ada ciri khas Kota Medan yang multikultural,” katanya, Selasa (4/7/2023).

Sementara untuk revitalisasi Lapangan Merdeka, pengamat tata kota menilai, proyek tersebut telah merusak cagar budaya. Bahkan sejumlah masyarakat menggugat Wali Kota Bobby terkait revitalisasi Lapangan Merdeka.

“Itu enggak sesuai dengan masyarakat yang memperjuangkan Lapangan Merdeka sebagai cagar budaya. Itu tidak dipedulikan oleh wali kota,” ungkap Jaya.

Ia melanjutkan, Wali Kota Bobby seharusnya melibatkan masyarakat dalam pembangunan di Kota Medan, sesuai dengan jargon kolaborasi yang kerap disampaikan orang nomor satu di Kota Medan itu.

“Seharusnya komunikasi yang perlu dilakukannya. Itu kelemahan wali kota. Dia tidak menggunakan komunikasi yang baik sehingga apa pun kebijakan yang dibuat banyak ditentang orang. Mungkin kebijakannya bagus tapi komunikasinya kurang baik,” ungkap Jaya Arjuna.

Selain permasalahan infrastruktur, Kota Medan juga turut menyimpan segudang masalah sosial lain seperti begal, banjir, kebersihan, kemiskinan, hingga transportasi publik.

Segudang masalah sosial di Kota Medan ini turut diamini Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPRD Kota Medan, Syaiful Ramadhan.

Ia mengakui pembangunan Kota Medan masih menyisakan masalah seperti kemiskinan, kurangnya lapangan pekerjaan dan keamanan.

"Sebuah kota yang maju selayaknya harus memberikan dampak besar terhadap pertumbuhan ekonomi warganya. Kita sangat mengharapkan persoalan kesejahteraan warga terus meningkat dan angka kemiskinan dari tahun ke tahun diharapkan semakin menurun. Poin ini sangat penting karena kita tidak mengharapkan kota yang gemerlap dengan indahnya pembangunan ternyata menyisakan kemiskinan di dalamnya," kata Syaiful melalui keterangan tertulisnya kepada PARBOABOA.

Syaiful lantas meminta Pemerintah Kota Medan terus memaksimalkan program-program kerjanya untuk menciptakan ketersediaan lapangan kerja.

“Ketersediaan lapangan kerja di mana anak-anak Kota Medan juga bisa menikmati dan diharapkan bisa memberikan dampak besar terhadap kesejahteraan masyarakat. Dengan ketersediaan lapangan kerja bagi warga Medan, maka perekonomian warga diharapkan bisa tumbuh," ungkapnya.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) di 2022 menyebut penduduk Kota Medan mencapai 2.494.512 jiwa. Jika dibanding jumlah penduduk pada 2021, terjadi pertambahan penduduk sebesar 33.654 jiwa atau sekitar 1,35 persen. Sedangkan garis kemiskinan di Kota Medan yakni Rp607.166 per kapita per bulan dan penduduk miskin sekitar 187 ribu jiwa di 2022.

Tidak hanya itu, maraknya permasalahan keamanan juga menjadi masalah serius di Kota Medan. Catatan Kepolisian setempat menyebut sebanyak 140 tersangka dari 97 kasus kejahatan jalanan ditangkap selama Juni 2023, mulai dari pencurian dengan kekerasan, penganiayaan dan pemberatan.

“Persoalan keamanan di Kota Medan hari ini sangat memprihatinkan. Tindakan kejahatan seperti pembegalan dan lainnya menunjukan adanya persoalan besar. Kita perlu melihat permasalahan ini secara menyeluruh. Lahirnya kejahatan di Kota Medan perlu dicari akarnya, apakah karena persoalan ekonomi, narkoba atau lainnya," pungkas Syaiful.

Kota Medan Masih Miliki Prospek Cerah Transportasi Publik

Meskipun memiliki sejumlah masalah, namun Kota Medan disebut masih memiliki harapan, terutama dari sisi transportasi publik.

Menurut pengamat transportasi publik dari Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, Djoko Setijowarno, Kota Medan memiliki prospek yang cerah dari segi transportasi publik, karena dalam waktu dekat akan dibuka jalur baru Trans Metro Deli dari Terminal Pinang Baris menuju Terminal Amplas.

Nantinya, kata Djoko, Trans Metro Deli akan memiliki 8 koridor dengan berbagai rute.

“Itu harapannya tahun depan sudah selesai. Itu bantuan dari pusat tapi nanti pemerintah daerah yang mengoperasikan termasuk operasionalnya. Setelah revitalisasi Lapangan Merdeka selesai akan ada rerouting (perubahan rute, red). Akan ada jalur bus atau busway di Medan,” katanya kepada Parboaboa, Senin (3/7/2023).

Selain itu, kemajuan transportasi publik lainnya di Kota Medan juga akan menyasar dari sektor perkeretaapian. Kata Djoko, nantinya Stasiun Medan akan memiliki enam lajur kereta layang. Hal itu tentunya turut mengurai kemacetan yang terjadi di Kota Medan.

“Itu sekarang posisinya relnya sudah ada di atas tapi sebagian masih di bawah. Nanti Stasiun Medan akan berada di atas karena di Kota Medan relnya melayang seperti Jakarta Kota sampai Manggarai. Akan ada kemajuan. Nanti di Stasiun Medan ada enam lajur kereta. Sekarang baru dua, targetnya tahun 2024 ada empat dan sampai 2026 ada enam lajur. Di tahun 2026 diharapkan sudah tuntas semua di atas semua (kereta layang),” imbuh dia.

Sementara itu, Wali Kota Medan, Bobby Nasution, mengakui berkat kolaborasi, berbagai kemajuan telah dicapai Pemkot Medan.

Kemajuan tersebut, klaim Bobby, yaitu pelaksanaan lima program prioritas yakni bidang kesehatan, infrastruktur, penanganan banjir, kebersihan, penataan kawasan heritage dan pemberdayaan UMKM.

“Kita sampaikan sesuai dengan tema untuk bergerak berkolaborasi. Apa pun yang saya sampaikan tadi ini hasil kita sama-sama bukan hanya Pemkot Medan tapi stakeholder. Oleh karena itu kami tetap ingin bersama-sama stakeholder, masyarakat, dan DPRD Medan. Apa yang sudah kita capai hari ini ini masih belum ada apa-apa. Tentunya bisa dicapai lebih baik lagi dengan bergerak bersama untuk bisa mencapai cita-cita kita,” kata Bobby usai rapat paripurna HUT Kota Medan ke-433 di Gedung DPRD Medan, Senin (3/7/2023).

Editor: Kurnia
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS