Kulit Jadi Biru Gegara Keracunan Perak, kok Bisa?

Paul Karason mengalami keracunan perak yang menyebabkan kulitnya berwarna biru. (Foto: x/@humanperforman7)

PARBOABOA, Jakarta - Seorang pria di Amerika, Paul Karason, pernah menjadi viral karena kulit muka dan tubuhnya berubah menjadi biru secara permanen. 

Padahal, dia terlahir dengan kulit putih, berbintik-bintik, dan rambut pirang kemerahan.

Karason menderita kondisi yang dikenal sebagai keracunan perak atau argyria.

Ini terjadi akibat penggunaan suplemen makanan yang mengandung perak untuk mengobati kasus dermatitis parah di wajahnya.

Semula, dia terinspirasi oleh iklan di majalah yang menjanjikan kesehatan dan peremajaan kulit melalui koloid perak. 

Karason mulai minum racikan ini dalam air sepanjang hari, hingga akhirnya mengakibatkan perubahan warna pada kulitnya.

Perubahan warna ini begitu ekstrem sehingga dia dipanggil 'papa smurf' seperti karakter kartun Smurf. 

Sayangnya, Karason meninggal pada tahun 2013 setelah terjangkit pneumonia dan menderita stroke parah.

Apa itu keracunan perak atau argyria?

Argyria adalah kondisi di mana endapan perak menumpuk di tubuh hingga mencapai tingkat beracun. 

Perak ini terakumulasi di kulit dan organ lain dan tidak dapat dihilangkan.

Keracunan perak mengakibatkan kulit, selaput lendir, dan bahkan kuku berubah menjadi abu-abu kebiruan. 

Sebagaimana diketahui, perak telah digunakan selama ribuan tahun untuk melawan infeksi karena sifat antibakterinya. 

Namun, penggunaannya berkurang ketika penisilin berhasil dikembangkan. Pada tahun 1999, FDA (Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat) melarang penggunaan perak dalam beberapa obat bebas karena menyebabkan argyria.

Awalnya, perubahan warna dimulai dari mulut dan gusi yang tampak abu-abu kecoklatan, lalu menyebar ke kulit.

Kondisi ini jarang terjadi, namun mempengaruhi orang-orang yang bekerja di bidang manufaktur perak atau mengonsumsi suplemen koloid perak.

Gejala keracunan perak meliputi sakit perut, kelelahan, sakit kepala, kerusakan ginjal, resistensi terhadap obat-obatan tertentu, iritasi kulit, dan kejang.

Argyria adalah kondisi yang sulit diobati. Pada beberapa kasus yang masih ringan, pengobatan dengan laser pada kulit dapat membantu mencegah perubahan warna kulit menjadi lebih parah. 

Namun, belum ada pengobatan yang benar-benar efektif mengatasi argyria.

Pasien dengan argyria sebaiknya menghindari paparan sinar UV langsung, menggunakan pakaian dan aksesoris pelindung saat berada di luar, dan mengenakan tabir surya setiap hari untuk melindungi kulit mereka.

Editor: Umaya khusniah
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS