Lato-Lato Makan Korban, Kemenkes Imbau Orang Tua Waspadai Bahayanya

Mainan lato-lato kini menjadi fenomena tren dikalangan anak-anak. Walaupun permainan ini menjadi alternatif anak-anak terahlikan dari ‘kecanduan’ handphone. Tapi di sisi lain tren bermain lato-lato tampaknya mengganggu ketenangan di tempat umum bahkan sampai membahayakan fisik (Foto: Parboaboa/Halimah)

PARBOABOA, Jakarta - Mainan lato-lato kini menjadi fenomena tren dikalangan anak-anak. Walaupun permainan ini menjadi alternatif anak-anak terahlikan dari ‘kecanduan’ handphone. Tapi di sisi lain tren bermain lato-lato tampaknya mengganggu ketenangan di tempat umum bahkan sampai membahayakan fisik.

"Selain mengganggu ketenangan umum dan membahayakan fisik, juga bisa ada efek atau risiko ketagihan. Jadinya fokus di situ, tugas utamanya malah menjadi terabaikan. Ini sangat disayangkan kalau menurut saya," ujar psikolog klinis dan founder pusat konsultasi Anastasia and Associate, Anastasia Sari Dewi, pada, Senin (09/01/2023).

Diketahui, seorang bocah di Kubu Raya, Kalimantan Barat berinisial AN yang berusia 8 tahun harus menjalani operasi mata. Ia mengalami luka di bagian matanya akibat terkena serpihan pecahan bola lato-lato. Kini, AN bermain lato-lato dengan temannya. Menurut orang tuanya, bola dari lato-lato itu pecah dan masuk ke matanya.

Oleh sebab itu, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi, mengimbau masyarakat khususnya orang tua agar selalu berhati-hati dalam menjaga anaknya saat bermain lato-lato.

“Dengan adanya informasi terkait permainan anak-anak, tentunya orang tua berhati-hati juga. Serta pihak sekolah mengedukasi anak-anak,” terang Nadia.

Sementara itu, Nadia juga menjelaskan bahwa sekolah perlu mengedukasi para siswanya terkait permainan lato-lato, yang kini permainan tersebut banyak membuat resah masyarakat.

Selain itu, tujuan dari permainan lato-lato adalah memungkinkan dua bola saling beradu secepat mungkin sekeras mungkin. Hal inilah yang membuat mainan tersebut dapat hancur dan pecah, bahkan serpihan pecahannya dapat melukai wajah seseorang.

Menurut Anastasia Sari Dewi, Seorang psikolog klinis dan founder pusat konsultasi Anastasia and Associate, menerangkan mainan lato-lato dapat mengganggu ketenangan umum dan membahaya fisik, mainan lato-lato juga berisiko memicu terbaikan fokus pada kegiatan penting seperti belajar dan bekerja jika dimainkan dalam porsi terlalu banyak.

Dia mengatakan, tren mainan ini tak terlepas dari kecenderuan FOMO (Fear of Missing Out). Artinya, mainan ini menjadi tren lantaran masyarakat takut ketinggalan sesuatu yang sedang ramai dipakai atau dilakukan orang banyak.

"Fenomena tren ini kalau menurut saya pribadi ada kecenderungan seperti fenomena sosial lainnya yaitu FOMO. Nggak mau ketinggalan, penasaran, ingin mencoba. Apa lagi di depan mata banyak sekali yang main, banyak sekali yang jual. Jadi keinginan untuk mencoba juga semakin tinggi. Di mana ada supply, ada demand, dan lain sebagainya," imbuh Sari.

Editor: -
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS