PARBOABOA, Jakarta – Sejak viralnya video dugaan pelecehan seksual yang dialami mahasiswa Hubungan Internasional (HI) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Riau (Unri), Ketua Jurusan (Kajur) HI terpantau tidak ada di tempat, begitupun juga dengan Dekan FISIP Unri.
Ruangan Kajur HI maupun Dekan FISIP tampak kosong. Tak ada tanda-tanda keduanya berada di tempat. Salah seorang staf yang sedang bekerja di ruangan Kajur HI mengatakan bahwa yang bersangkutan untuk hari ini tidak datang.
"Sampai sekarang belum ada datang, dan memang tidak datang. Kuliahnya kan masih online, jadi tak datang," ujarnya staff itu, Jumat (5/11/2021).
Gencar dalam pemberitaan sebelumnya, salah seorang mahasiswi Jurusan Hubungan Internasional (HI) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Riau diduga jadi korban pelecehan seksual dari oknum dosen pembimbingnya. Informasi tersebut viral setelah korban mencurahkan pengakuannya melalui Instagram. Postingan tersebut viral dan sudah ditayangkan ribuan kali.
Setelah mengalami pelecehen seksual, korban kemudian mencoba meminta bantuan kepada salah satu dosen lain di jurusannya. Korban mengadukan pelecehan seksual yang dialaminya ke Ketua Jurusan dan meminta pembimbing proposal skripsinya diganti.
Namun, dosen yang dimintai bantuan tersebut meminta agar korban menemui kerua jurusan terlebih dahulu. Saat korban sudah sampai di rumah Ketua Jurusan, ia disuruh berputar balik dan menemui dosen tersebut di kedai kopi.
Di kedai tersebut, dosen itu justru menekan korban untuk tidak mengadukan kasus ini pada Ketua Jurusan. Tidak hanya itu, dosen tersebut bahkan mengancam korban sambil menyuruhnya bersabar dan tabah atas peristiwa itu.
"Ia mengancam saya dengan kata-kata seperti, 'jangan sampai gara-gara kasus ini Bapak SH nanti bercerai dengan istrinya'," tutur mahasiswi tersebut dalam postingannya, yang dipantau Jumat, (05/11/2021).
Menurut korban , sang dosen menghalang-halanginya untuk mendapatkan keadilan atas perlakuan tidak pantas yang diberikan Dosen berinisial SH.
Korban bahkan mengungkapkan jika dosen dan kajur di HI Unri itu melarang dirinya untuk membeberkan ke publik kasus pelecehan yang dialaminya.
"Mereka mengatakan saya tidak boleh speak up… Itu yang saya terima setelah saya mencoba untuk mencari perlindungan dan mengadu kepada pihak jurusan," ujarnya.