PARBOABOA, Jakarta - Direktur Eksekutif Haji pada Tabung Haji Malaysia, Dato Sri Syed Saleh mengatakan jika negaranya sudah tidak menerapkan Arbain di Madinah sejak 2018 silam.
Hal ini disampaikan Dato Sri Syed Saleh saat berkunjung ke kantor Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Daerah Kerja (Daker) Makkah di Syisyah pada Jumat, 7 Juli 2023.
Dia menjelaskan, Malaysia tidak menerapkan Arbain dengan tujuan untuk mengurangi cost di Madinah.
Syed Saleh menuturkan, seperti Indonesia, pemberangkatan jemaah haji Malaysia juga terbagi dalam dua gelombang.
Gelombang pertama terdiri dari 2.000 jemaah telah pulang ke Malaysia pada Rabu, 5 Juli 2023. Lalu, untuk gelombang kedua akan mulai diberangkatkan dari Makkah ke Madinah pada Rabu, 12 Juli 2023.
Dia menyebut, jemaah kini hanya tinggal 6 hari di Madinah dan tidak menjalankan Arbain.
Dia mengaku telah lama tidak melaksanakan Arbain. Kendati demikian, Syed Saleh bersyukur tidak ada jemaah yang complain.
Namun, saat pertama kali diberlakukannya tidak Arbain, kata dia, ada sedikit jemaah yang complain, umumnya mereka adalah orang yang sebelumnya telah berhaji.
Dalam kesempatan yang sama, ia berkisah bahwa masa tinggal jemaah haji Malaysia di Arab Saudi cukup panjang, yakni dari 42, 45, dan 47 hari yang sebagian besar berada di Makkah.
Dia mengaku bahwa pemerintah Malaysia sebenarnya meminta untuk memperpendek waktu tinggal, tetapi justru menjadikan biaya semakin mahal.
Sekadar informasi, Arbain adalah salah satu kegiatan jemaah haji selama di Madinah.
Arbain sendiri merupakan salat wajib berjamaah selama 40 waktu berturut-turut di Masjid Nabawi yang mengharuskan jemaah tinggal di Madinah selama 8-9 hari.